You can't sleep in my bed

194 33 9
                                    

Mino terus merengek kepada Jinu dan Jinu terus menolaknya sambil mendorongnya. Mino terus melakukan Aegyo dan Jinu tampak kesal melihatnya. Padahal jauh di lubuk hatinya, Jinu suka itu.

"Kau tidur di bawah saja, Aku ada kasur lantai kecil untukmu."

"Ya tuhan Aku ini pacarmu, masa Aku tidak boleh tidur di kasurmu?"

"Bukan begitu, Kau boleh, tetapi untuk malam ini Aku rasa kau tidur di bawah saja oke?"

Mino mengerucutkan bibirnya tidak, suka, Mino pikir Jinu sangat aneh, Mino akan senang hati bila Jinu ingin tidur di kasurnya tetapi kenapa Jinu malah tidak memperbolehkan dia Tidur di kasur Jinu? Mino sedikit kesal.

Jinu yang tadi duduk di samping Mino yang duduk di atas kasurnya segera berjalan ke lemari dan membuka laci besar di bawah lemarinya, Ia menemukan kasur lantai kecil yang ia saja bahkan lupa kapan ia membeli ini dan menyerahkan kepada Mino.

"Tolong lah Mino-ya."

Mino masih dengan wajah kesalnya mengambil kasur lantai dari Jinu dan Jinu segera merebahkan dirinya di kasur miliknya sendiri. Mino dengan kesal dan marah segera menggelar kasur lantai itu di bawah kasur Jinu dan mengambil salah satu bantal milik Jinu lalu segera merebahkan dirinya di sana, untung kasur Jinu tidak memiliki kolong, kalau kasur ini memiliki kolong Mino akan memilih kembali pulang ke rumahnya dan tidur di sana.

Mino ingin sekali bersumpah serapah, tetapi ia mencoba untuk menahannya.

"Selamat malam Mino." ujar Jinu tanpa rasa bersalah.

Ck masih saja kau bisa mengucapkan selamat malam kepadaku. Sahut Mino dalam hati.

Mino berniat untuk berpura-pura tidur dan menunggu Jinu untuk tertidur kemudian pindah ke kasur milik Jinu, bukan Song Mino namanya kalau ia menyerah begitu saja.

Baru sepuluh menit berlalu Mino yang sedang berpura-pura tidur merasa bahwa Jinu melongok kearahnya, ia juga mendengar Jinu bergumam, "Dia sudah tidur kan?" pada dirinya sendiri.

Mino masih diam di lantai beralas kasur yang lumayan tipis dan mencoba terlihat seperti sedang benar-benar terlelap.

Mino tiba-tiba mendengar langkah kaki Jinu yang mendekat ke arah meja berlaci kecil di dekat Mino, Jinu berjongkok dengan hati-hati di sana dan membuka salah satu laci kecil meja itu, Mino membuka matanya sedikit dan mendapati Jinu yang tengah mengeluar beberapa butir obat dari botol obat khusus.

Belum sempat Jinu meminum obat itu, Mino sudah menahan tangan Jinu. Jinu yang menyadari bahwa Mino ternyata terbangun hampir terjungkal.

"Aku kira kau tidur, apa Aku membangunkanmu?"

"Kau ingin Minum obat ini?"

Jinu mengangguk dengan berat hati, Mino segera bangun dari tidurnya dan merampas obat itu beserta botolnya.

Mino membaca anjuran di belakang botol itu, benar dugaan Mino ini obat tidur. "Berapa dosis yang kau minum biasanya?"

"20 mg."

Mino membulatkan matanya dan membentak Jinu, "Apa kau mencoba untuk tidur selama seminggu?! Anjuran di sini kau hanya boleh meminum 5 mg itu berarti satu butir, kalau kau meminum 20 mg berarti kau meminum 4 butir setiap malam? Kau bodoh sekali."

"Siapa yang kau bilang bodoh hah? Bila Aku meminum satu butir, obat itu hanya akan bekerja selama kurang dari 30 menit."

Mino menarik kepala Jinu dan mengecup keningnya sekilas, "Maaf Aku tidak tahu kalau insomniamu separah itu."

"Tidak apa-apa, maaf sudah memarahimu." ujar Jinu pelan.

"Mulai sekarang Aku yang memegang obat ini, Aku akan mengurangi 10 mg dari dosis yang kau Minum biasanya, berarti kau hanya aku berikan 2 butir sehari."

EccedentesiastWhere stories live. Discover now