Spesial Liburan: Insiden Senin

2K 175 0
                                    

Aku mengunyah Sandwich yang berada di tanganku dengan sedikit jengkel, hal tersebut karena ulah pelaku yang saat ini sedang asik melahap sarapannya dengan memamerkan kedua dimple--yang sialnya manis itu.

Pagi ini, disaat aku masih bergelung dengan selimutku, dengan jahilnya Jeffryan menggedor pintu kamarku dengan brutal, mengatakan bahwa aku bangun kesiangan dan neneknya marah padaku, aku yang mendengar ucapannya walau masih sayup sayup, langsung beranjak ke kamar mandi, ya jelas aku takut jika neneknya marah, nanti malah tidak direstui bersama dengan Jeffryan, dengan cepat aku menyelesaikan acara mandiku, karena sungguh air disini benar benar dingin, asli dari sumbernya, jadi ya kalau aku mandi sepagi itu sudah jelas aku bisa menggigil kedinginan.
Setelah menyelesaikan acara mandi dan ganti bajuku, aku langsung membuka pintu kamar, dan terpampanglah sosok Jeffryan Adibarta yang berdiri bersidekap dada dengan memamerkan senyuman manisnya, dan dengan tidak berdosanya ia berkata

"Loh udah mandi? padahal baru jam 5, gak dingin Sie?"

Pertanyaan yang sontan membuatku mendelik detik itu juga, dan dengan perasaan kesal aku memukul lengan Jeffryan brutal, membuat sang korban tertawa sembari berusaha menangkis pukulanku
Masih dongkol namun tau jika memukul Jeffryan adalah sia sia, akhirnya aku memutuskan berjalan ke arah dapur, dan dapat terlihat bahwa nenek tengah bergelut dengan bumbu bumbu masakan, bersiap memasak.
Aku berjalan mendekati beliau, jangan tanya Jeffryan mengikutiku atau tidak, jawabannya pasti iya, dan jangan lupakan tawanya yang tak kunjung berhenti itu, membuatku semakin dongkol.

"Loh sudah bangun nak?" Tanya nenek yang kubalas senyum yang sedikit kupaksakan

"Iya udah nek, tadi dijahilin Ian, tujuannya biar langsung bangun aja eh malah pake mandi segala, hehe" Bukan aku yang menjawab, tapi Jeffryan sendiri yang mengaku, dengan cengiran yang terpampang diwajah tampannya.
Nenek langsung menggelengkan kepalanya, dan menarikku ke dekapannya, membuatku sedikit terkejut, dan kalian tau setelahnya? Jeffryan dimarahi oleh neneknya, dengan Jeffryan yang menunduk dan mengangguk anggukan kepalanya, membuatku ingin tertawa karenanya.

Pagi pagi sudah membuat kesal saja Jeffryan itu.

"Dimakan Sie makanannya, jangan ngelamun, maaf ih kan cuma bercanda" Ucap Jeffryan yang saat ini tengah mengerucutkan bibirnya dengan keadaan ia masih mengunyah makanannya, membuatku yang tadinya terlarut akan lamunanku menjadi tersadar, dan menghela nafas yang kemudian menjawab ucapannya dengan anggukan, menghabiskan makananku dan bersidekap diatas meja, memperhatikan Jeffryan yang sedang memakan Sandwich keduanya yang saat ini tinggal setengah, tak tahu kenapa, nafsu makan Jeffryan saat berada disini meningkat, membuat pipinya menjadi chubby dan menggemaskan.

"Habisin cepet, kata nenek disuruh belanja ke pasar kan?" Tanyaku kepadanya dengan masih mempertahankan posisi yang sama, dan dibalas anggukan oleh Jeffryan yang setelahnya ia memakan setengah Sandwichnya itu dengan sekali suap, membuat pipinya menggembung penuh, ughh lucunya!

Setelah makanan yang berada dimulutnya sudah tertelan, ia bangkit dan menarikku agar bangkit dari duduk, kemudian memerintahku untuk pergi ke kamar dan mengambil jaket, awalnya aku menolak, namun bukan Jeffryan bila tidak memaksa, dengan kekuatannya ia mendorongku dari dapur sampai ke kamar, lalu mengambil jaket yang memang kusampirkan dibalik pintu, dan kemudian memakaikan jaket itu ke tubuhku, tidak hanya disampirkan, tapi benar benar dipakaikan dan dikancingkan, dan itu dilakukannya tanpa kata namun dibarengi senyuman manisnya, berhasil membuatku bersemu malu.

"Udah siap, ayo berangkat!" Serunya sembari menarik kembali pergelangan tanganku, namun aku malah memberatkan diri agar tetap berada ditempat, membuat Jeffryan menoleh dan menatapku bingung
Aku mengabaikan tatapannya, memilih menarik balik pergelangan Jeffryan sampai ke ruang tamu dan menyuruhnya menunggu sebentar, membuat Jeffryan semakin kebingungan
Namun lagi lagi aku mengabaikan tatapannya, kemudian beralih ke arah kamarnya dengan berlari kecil, mengambil suatu barang dan kembali menghampirinya.

BoyfieWhere stories live. Discover now