Bonus Chapter ✨

698 68 5
                                    

🥀PETALS🥀

"Gimana sung?"

Felix datang dengan wajah ceria. Membuat Jisung tidak tega untuk mengatakan hal yang sebenarnya

"Negatif lix. Kak Minho pasti sedih" Jisung berubah menjadi murung. Felix menganggukan kepalanya maklum lalu mengelus dan menepuk punggung Jisung.

"Sabar ya, kalo emang belum rejeki,  relain aja dulu. " Jujur, Felix pun ikut sedih setelah mengetahui bahwa Jisung tak kunjung hamil. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa apa.  Jadi ia memilih untuk mendukung dan menguatkan Jisung.

"Hah...  Lemah banget aku. Ginian aja sampe nangis" Jisung terkekeh miris. Dengan cepat ia menghapus air mata yang turun ke pipi gembilnya. Felix makin tersentuh melihat Jisung yang begitu sedih.

"Ini si dedek gimana kabarnya"

Jisung mengalihkan pembicaraan mereka. Ia mengelus lembut perut Felix yang terlihat kian hari semakin membesar.

"Halo aunty Sungieee. Dedek baik kok. Aunty jangan sedih sedih yaaa, nanti cantiknya ilang." Felix menjawab dengan suara imutnya, seakan ia adalah sang bayi.

Jisung tersenyum kecil. Merasa sedikit terhibur. "Iya iya sayang. Cepet lahir yaaa. Aunty pengen cepet cepet liat kamu"

"Apaan sih sung. Yongha baru aja enam bulan. Mana bisa cepet lahiran"

"Hehehehe. Abisnya gemes tau Lix."

🥀🍃🥀🍃🥀🍃🥀🍃🥀🍃🥀🍃🥀🍃🥀

"K-kak Minho"

Minho mengalihkan perhatiannya dari laptop ketika mendengar suara kesayangannya. Ia tersenyum mendapati Jisung yang tengah berjalan kearahnya.

"Iya sayang,  kenapa?"

"Kak Minho gak bakal ce-cerai sama a-aku kan?

Minho tersentak kaget dan membelalakan matanya. Ia menatap Jisung dengan pandangan marah. Tapi tatapannya melemah saat melihat air muka Jisung yang ingin menangis itu.

"Jisung. Kamu gapapa kan? Kalau kamu ada masalah, sini cerita sama kakak. "

Jisung yang mulanya menahan diri untuk tidak menangis akhirnya luluh. Isakan kecil terdengar dari bibirnya. Air mata berlomba lomba jatuh kelantai.

Minho tersenyum pedih. Ia merengkuh tubuh Jisung ke dalam pelukannya. Mengelus punggungnya dan mengecup surainya. Membisikan kata penenang yang seakan akan adalah sebuah mantra.

"Kita bicarain di kamar ya? "

Suara Minho terdengar begitu merdu. Seakan akan mengalir dan menenangkan jiwa. Membuat Jisung semakin kagum pada pria yang menyandang status sebagai suaminya tersebut.

Minho mengunci pintu kamar dari dalam. Ia berjalan ke arah kasur dan memberikan gestur agar Jisung melakukan hal yang sama. Jisung melangkah dengan perlahan.

"Ayo sini cerita. Kakak gak bakal marah kok. Kamu cuma perlu jujur aja, kamu ada masalah ya?"

Bukannya menjawab, Jisung malah menubruk tubuh Minho dengan pelukan. Minho tidak protes, ia ikut melingkarkan tangannya di pinggang si manis.

"Aku..... Takut kalau nanti kak Minho kecewa sama aku"

Minho tertawa kecil mendengar penuturan Jisung. Satu tangannya ia gunakan untuk mengelus surai cantik Jisung. Sedangkan Jisung sibuk menyembunyikan dirinya di leher Minho.

Petals ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang