1. Gadis Malaikat

182 4 0
                                    

Susan POV

Musim hujan merupakan sebuah berkah dan juga merupakan musibah. Tergantung dari mana sudut pandang kita. Jika kita berpikir positif bahwa hujan menyirami tumbuhan dan memberi kita tampungan air maka akan menjadi berkah. Tetapi jika kita berpikir hujan menimbulkan kemacetan dan jalanan yang licin hingga menyebabkan kecelakaan maka akan menjadi musibah.

Aku sedang menunggu jemputan, dan tiba-tiba hujan turun mengguyur lingkungan sekitar. Kuputuskan untuk mengambil tempat berteduh di depan sebuah toko CD. Kuperhatikan sekitar, tepat di samping kananku terdapat seorang gadis cantik yang sedang berteduh sama sepertiku. Dia tampak tenang dan pandangannya lurus ke depan.

Wajahnya berbentuk bulat kecil dengan mata yang sedikit sipit, hidungnya kecil dan bibirnya tipis. Sungguh perpaduan yang sempurna, terlebih kulitnya berwarna putih susu dan bertekstur mulus melengkapi bagian tubuhnya. Perawakannya kecil dan mungil, yang mana cocok dengan wajahnya yang manis. Ujung kepalanya menyembul sedikit di atas pundakku, yang ku taksir tingginya sekitar 155cm.

Sudah hampir 30 menit aku menunggu jemputanku yang tak kunjung datang. Aku segera menghubungi ibuku yang sedang menjemputku. Dan benar saja ibu sudah menelfonku beberapa kali tapi tak ku angkat. Ibu bilang dia tengah terjebak macet karna ada tabrakan di depannya. Memang sih, musim hujan seperti ini sangat rawan untuk terjadi sebuah kecelakaan. Merasa bosan dengan gadget di tanganku aku melirik sekitar.

Kulirik gadis yang berada di sebelah kananku, dia tak berubah tempat barang se-cm. Kuputuskan untuk membuka obrolan dengannya.

"Hujannya ga berhenti-berhenti ya"

"..." tak ada jawaban darinya, pandangannya tetap tertuju pada jalanan di depan

"Em.. kenalin namaku Susan" lanjutku sambil menjulurkan tanganku yang tak mendapat sambutan darinya. Apa aku yang terlalu SKSD (sok kenal sok dekat) atau memang dia tipe yang sombong atau mungkin pemalu akupun tidak tahu. 

Ibu baru saja mengirimiku sebuah pesan yang berisi "Sue, kamu pesan taksi online saja ya, sepertinya ibu akan lama karena polisi butuh beberapa saksi untuk dimintai keterangan prihal kecelakaan beruntun yang baru terjadi". Segera setelah membaca pesan dari ibu aku memesan taksi online. Tak kunjung lama taksi online yang ku pesan datang. Aku sempat terdiam sejenak kmudian aku berpamitan pada gadis di sebelahku.

"Emm.. aku pergi dulu ya, dah.." dan seperti yang kutebak dia tak menggubrisku sama sekali, toh apa ruginya bersikap ramah.

Setelah 40 menit perjalanan akhirnya aku tiba di rumahku. Aku tinggal di perumahan elite "The Hills Regency". Aku pindah ke mari sekitar dua minggu yang lalu. Rumah ini milik pria yang baru saja dinikahi oleh ibuku, namanya om Tono. Om Tono merupakan pria yang baik dan bertanggung jawab. Istrinya telah lama meninggal dan beliau tak memiliki anak. Om Tono sudah dekat dengan ibuku sejak tiga tahun lalu tapi mereka baru menikah baru-baru ini dengan alasan mungkin aku tak akan setuju. Mana mungkin aku membiarkan ibuku sendiri selamanya dan menghalangi kebahagiannya. Ayahku telah wafat lima tahun lalu dikarenakan serangan jantung. Aku dan ibu sangat terpukul saat itu, tapi kami berhasil bangkit dan melanjutkan hidup.

Aku berjalan memasuki kamar, meletakkan tas beserta barang bawaanku kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan badan. Seusai mandi, aku membaringkan tubuhku di atas kasur berukuran queen size miliku. Sejenak aku terbayang wajah gadis yang berteduh bersama di sampingku tadi. Bagaimana wajahnya yang bagai malaikat bertolak belakang dengan sikapnya yang sangat tak acuh. Aku tertawa sendiri memikirkannya.

Tampilan gadis malaikat tadi mirip dengan seorang artis thailand bernama Aom Sushar. Wajah mereka benar-benar memiliki kemiripan yang sangat besar sekitar 90% dan tatapannya yang tak acuh dengan bentuk wajah yang sangat manis membuatku selalu membayangkannya.

Blind Flower GirlWhere stories live. Discover now