The Bloody Monday

555 22 7
                                    

di sini juga ada beberapa bagian yang dirubah


(Joe Woody here—->)



Cody's POV

"Holy shit!"

Aku mengerjap, anak berambut pirang itu mengumpat lagi untuk yang kesekian kalinya. Entah apa yang salah dengan penampilanku, tapi ketiga remaja itu sama sekali tak mengalihkan pandangan mereka dariku dan itu sangat mengganggu karena aku mulai merasakan kepanikan dalam diriku. Anehnya, ekspresi mereka seperti orang ketakutan, padahal akulah yang saat ini merasa sangat takut.


Tapi salah satu dari mereka kemudian bergerak, tanpa repot-repot menoleh padaku, dengan sorot mata hitamnya yang tajam dan dingin lurus ke arah jendela, "Jangan berlebihan, Oli." Meletakkan tasnya di atas meja di samping ranjang yang berhadapan denganku, lalu bergerak mengganti seragamnya dengan kaus dan celana pendek, dan kembeli ke ranjangnya dengan sebuah buku di tangannya.


Sementara dua temannya masih terpatung di ambang pintu, yang satu terlihat canggung sementara yang satu lagi sedikit memiringkan kepalanya sambil memperhatikanku. Si jangkung berambut coklat dengan mata hazel yang memiringkan kepalanya perlahan menghampiriku,  tersenyum sambil mengulurkan tangan kanannya, "Kau pasti penghuni baru asrama ini, selamat datang, Joe Woody, dan yang sedang membaca buku itu Andrew McCoy."


Aku menarik ujung lengan kaos panjangku tak nyaman, melihat sekilas tangannya yang masih terulur dan mengalihkan pandanganku ke lantai, "C-Cody Spencer." Jawabku sedikit gemetar, rasa takut dan panikku makin meningkat.


Aku menjerit tertahan saat kurasakan ranjangku bergerak dan si pirang duduk tepat di sampingku dan merangkulku dengan tangan kanannya, mata birunya berpendar di atas senyum lebarnya, "Hai, maaf yang tadi, aku Oliver Hyde. Welcome to the jungle!"


Sekuat tenaga kutahan tubuhku agar tidak melompat dan menjerit. Meski gemetar di tangan dan kakiku tak bisa kukendalikan. Tapi sepertinya si Oliver ini tak menyadarinya, jadi aku hanya diam saja dan mengangguk pelan, sementara keringat dingin mulai membanjiri kepala dan telapak tanganku.


Oliver beranjak dan mengikuti Joe mengganti seragam mereka dalam diam, Joe di depan lemari yang berjejeran dengan ranjangku dan – sepertinya – ranjangnya sementara Oliver di depan lemari satunya.


"Oh, kau boleh meletakkan barang-barangmu di sini," aku melirik Joe yang sudah memakai kaos putih tanpa lengan dan boxer, membuka kedua pintu lemarinya dan menunjukkan sisi yang kosong padaku.


Aku melirik ke tasku, yang tidak terlalu banyak isinya, lalu menoleh ke lemari, dan memberikan anggukan singkat padanya.


Untuk beberapa saat semua sibuk dengan urusan masing-masing dan aku memilih menyandarkan punggungku ke dinding sambil memejamkan mata, menikmati keheningan dan mencoba menenangkan perasaanku dari flash back yang kurang menyenangkan tadi. Lalu kudengar suara derit mengerikan itu lagi, tanda ada orang yang membuka pintu.


"Hey, kau mau ikut?" kudengar Oliver bicara.


The Bloody High SchoolWhere stories live. Discover now