1

220 10 0
                                    

"Udah dong, gue capek anjir!"

Naya mengatur napasnya yang tidak beraturan akibat mengejar Elvan. Cowok itu akhirnya berhenti dan menghampiri Naya.

"Lebay amat!" sahut Elvan.

"Dasar manusia kanibal!" ejek Naya pada Elvan.

"Dari pada marah-marah mending ikut gue bolos, mau gak? jarang-jarang cogan kayak gue ngajak cewek!" ajak Elvan.

Naya berpikir sejenak. Benar juga sih, daripada ia mengerjakan hukuman itu, lebih baik ia bolos.

"Gimana ya? masa sama lo sih?" Naya masih bingung dengan jawabannya. Terlebih lagi, mereka baru saja kenal.

"Udah ayo!" Tanpa menunggu jawaban Naya, Elvan menarik tangan Naya dan membawanya menuju belakang sekolah.

"Buruan naik ke punggung gue," perintah Elvan saat sudah sampai belakang sekolah.

"Hah? Gue harus manjat gitu?"

"Iya, cepet gak usah banyak tanya."

"Temboknya tinggi anjir!"

"Ada tangga di sana. Buruan nanti ketahuan guru!"

"Iya-iya."

Naya melepas kedua sepatunya dan mulai menaiki punggung Elvan. Dan benar, ada sebuah tangga dibalik tembok. Elvan menyusul setelah Naya sudah terlebih dahulu turun.

"Gila, lo niat banget." ucap Naya pada Elvan yang tengah membersihkan seragamnya.

"Iyalah, udah ayo."

"Eh, tadi lo merem kan pas gue naik? Lo gak liat apa-apa kan?" tanya Naya curiga.

"Tadi warna biru itu apaan ya?" tanya Elvan sok polos.

"HAH? LO LI-"

"Bercanda, udah buruan kita pergi."

"Bolos kemana?" tanya Naya.

"Gue ada tempat biasa, lo tenang aja."

"Tapi-"

"Gak usah banyak bacot, ayo." Elvan yang geram menarik tangan Naya menuju tempat yang biasa ia kunjungi jika bolos.

∆∆∆

Naya menatap takjub dengan pemandangan saat ini. Kini mereka berada di atas gedung yang lumayan dekat dengan sekolah. Dan dari sini, ia bisa melihat pemandangan gedung-gedung tinggi serta pohon rindang yang menjulang. Meskipun gedung yang ia kunjungi saat ini tidak terlalu tinggi, tapi suasananya sangat sejuk.

"Keren kan?" tanya Elvan.

"Iya, adem juga di sini." jawab Naya.

"Lo selalu ke sini kalau bolos?" tanya Naya. Pandangan keduanya masih menatap lurus ke arah gedung-gedung.

"Iya, kadang kalau gue butuh ketenangan juga sering ke sini." jawab Elvan. Naya hanya mengangguk.

Mereka kembali diam. Tidak tau ingin membahas apa. Mereka pun tidak cukup dekat untuk membahas hal-hal lain. Lagipun keduanya merasa sedikit canggung karena mereka baru kenal.

"Lo anak baru?" tanya Elvan memecah keheningan.

"Iya."

"Kelas?" tanya Elvan lagi.

"12 IPS 2. Lo?"

"Gue 12 IPS 3." sahut Elvan.

NAYVAN Where stories live. Discover now