*20*

1.3K 55 5
                                    

"Hati-hati!" Novita membantu Samuel ketika lelaki itu baru saja turun dari mobil.

"Aku udah nggak apa-apa Bun, Bunda nggak tahu apa Samuel ini lelaki settronggg" Samuel pasrah bunda nya menurutnya sangat lebay, ia mampu berjalan tanpa harus di pegang seperti ini.

"Kak Sam?" Samira berjalan menghampiri sang kakak "kak Sam udah nggak apa-apa kan?"

Lelaki itu menggeleng.

"Samira jangan ganggu kakak mu dulu, dia butuh istirahat!"

"Siap Bunda!"Kata Samira gadis kecil itu lalu berlari ke atas menuju kamarnya.

"Bi Jum bisa antar dia ke kamarnya?" Pinta Novita kepada asisten rumahnya dan berhasil membuat wajah Samuel tertekuk sempurna.

"Sam bisa sendiri!" Lelaki itu segera berjalan ke arah tangga, sungguh dia sangat kuat saat ini.

Sesampainya di kamar Samuel segera mengangkat panggilan yang berasal dari Dikta handphone nya sudah bergetar sejak tadi mungkin sahabatnya tersebut heran karena dirinya lagi-lagi tak masuk sekolah.

"Lo dimana?" Tanya lelaki di seberang sana.

"Rumah!"

"Lo kenapa nggak masuk?"

"Gue sakit!"

"Sakit Mulu Lo"

"Orang ganteng memang nggak boleh kecapean"

"Terserah deh, kita mau jengukin Lo kata Pelangi Lo udah pindah dari apartement kita nggak tahu alamat rumah asli Lo yang mana?"

"Gue SMS!"

"Okay!"

Samuel mengirimkan pesan yang berisi alamat juga di bawah pesan itu terdapat kata jangan heran!!!

-----

Reza, Dikta dan Pelangi berdiri di depan rumah besar nan megah hal itu berhasil membuat mulut Dikta terbuka lebar "Lo yakin ini rumahnya?" Tanya Dikta.

"Tutup mulut Lo nanti di masukin lalat!" Ujar Reza mungkin itu adalah refleks dari Dikta kala melihat rumah Samuel.

Salah seorang berjas hitam membukakan gerbang untuk ketiganya.

"Cari siapa kalian?"

"Samuel pak!" ucap Dikta.

"Kalian siapanya?"

"Teman sekelas!"

Pengawal tersebut terlihat menelfon seseorang, setelah itu mereka di persilahkan masuk.

Pelangi sangat takjub dengan rumah Samuel, rumah ini sangat mewah, beberapa pengawal berdiri di halaman rumah tersebut seperti patung.

"Mereka manusia kah?" Tanya Dikta heran.

"Patung!" Jawab Reza asal, padahal ia tahu itu adalah manusia asli.

"Masa sih!" Dikta berjalan ke arah salah satu pria berjas hitam itu, ia menepuk pipi Pria tersebut "Weyyy dia manusia asli!"

Pelangi hanya menggeleng kan kepalanya begitupun dengan Reza mereka pura-pura berjalan terus saja mengabaikan kegilaan lelaki itu.

Sesampainya mereka di depan pintu Bi Jum segera mempersilahkan mereka masuk "Den Sam ada di atas kamarnya!" Kata Wanita tua itu.

"Makasih Bi!" Ucap Pelangi tersenyum gadis tersebut terlebih dahulu masuk di ikuti dengan kedua teman Samuel.

"Pelangi?" Pelangi Menoleh ke arah sumber suara, itu adalah Novita pemilik kafe tempat ia bekerja.

HoPe✔️Where stories live. Discover now