*49*

1.2K 67 4
                                    

Dikta berusaha untuk sabar menanti wanita yang sudah sejam yang lalu ia tunggu tak kunjung keluar, Ia menghembuskan nafas sekasar-kasarnya.

Tak kunjung beberapa menit gadis itu membuka pintu mobilnya "Sorry Ta gue lama,"

"bagus kalau Lo nyadar,"

"Ya sorry,"

"Nggak apa-apa"

"Sam mau rencanain apaan sih?" Tanya Zasi, Ia mengambil cermin dari dalam tas tangannya berharap bahwa dandanan nya tak terlalu mencolok.

"Yang jelasnya pasti itu hal yang aneh, Sam kan orangnya aneh"

"Kayak lo"

"Iya juga sih"

Setelah mobil Dikta melewati pagar rumah Sam ia dan juga Zasi turun, Mobil Reza terlihat sudah terparkir rapi.

"Gue telat nggak sih?" Kata Dikta ketika baru saja masuk ia ikut bergabung dengan Samuel,Reza juga Samira yang entah apa yang di lakukan oleh anak kecil itu.

"Kelamaan Lo! Jangan bilang kalian mampir ke suatu tempat dulu," Samuel terlihat menyelidiki sedangkan Dikta merasa ia baru saja tertangkap basah dengan hal yang tidak ia lakukan.

"nggak lah! Salahin dia noh" tunjuk Reza kepada Zasi "Lama banget, Gue aja sejam lebih nunggu dia,"

"Cewek emang gitu Ta, Lo nya yang harus sabar,"

"Sebenarnya Lo mau nyalahin gue terus ya Sam?"

"Ya gitu!"

Reza menguap menatap datar televisi yang menampilkan kartun yang sedang di tonton oleh Samira "Kalian mau berdebat terus?"

"Si Sam ngajak gue," Dikta mencoba membela diri "Jadi rencananya apaan nih? Dan kami di butuhkan untuk apa?"

Samuel mengambil catatan dari saku celana hitam pendeknya bersiap membacakan sesuatu yang sudah ia rencanakan sebelum teman-temannya datang ke rumah, sedangkan Reza dan Dikta berdoa agar permintaan itu tidak aneh dan yang pastinya akan melibatkan mereka berdua.

"Okeee, yang pertama gue mau ngasih kejutan dia malam ini di taman dekat Kafe!"

"Lo gila malam ini?"

"Ya ulang tahun kan tepat jam dua belas malam itu yang gue baca dari om google kesayangan gue,"

"Bisa sih, Kan baru jam tujuh kita bisa kok," Zasi berucap, Samuel tersenyum bahagia bahwa Zasi mendukungnya.

"Yang kedua gue pengen ngasih dia hadiah, Tapi yang ini gue bingung mau ngasih apaan,"

"Sesuatu yang berharga, Kalung atau gelang kek," Kata Zasi memberikan saran.

"Gue udah ngasih dia kalung,"

"Lo emang luar biasa Sam!" Tawa Dikta terdengar "Jangan bilang kalung murahan!"

"Enak aja, kalungnya gue design sendiri buat dia, nyampe jutaan kalau Lo mau tahu,"

"Gilaaaaa,Pelangi tau?"

"Nggak lah, mana mau dia Nerima kalung semahal itu." Kata Samuel "Jadi apa nihhhhh?"

"Bunga mungkin?" Reza ikut menimpali.

"Cewek gue Lo sangka kuburan?"

"Lahhh apaan dong?"

"Yang anti mainstream,"

"Lambo!"

"Jangan Lambo juga dong!" Dikta tertawa membayangkan Pelangi yang memakai Lamborghini ke sekolah, itu pasti akan sangat aneh.

HoPe✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora