Chapter 6

150 10 0
                                    

Udara pagi itu cukup menyegarkan, sinar matahari pun muncul menambah kesan hangat diarea taman panti jompo. Seorang pemuda memakai seragam tengah menemani seorang lansia yang memakai sweater dan syal merah. Pemuda itu adalah Fandi.

"Oma, diminum ya teh angetnya" Fandi menyunggingkan bibirnya sembari ikut duduk disebelah Oma Marni.

"Iya cuu" jawab Oma Marni hangat.

"Cu kamu ini dari mana? Namanya siapa?" Tanya Oma Marni.

"Saya Fandi, mahasiswa dari jurusan keperawatan di salah satu universitas di Jakarta, Oma" paparnya.

"Ohh mahasiswa ya!" Oma Marni senyum.

"Mmh..maaf ya Oma, kalau boleh tahu Oma berada di panti ini dari sejak kapan?"

"Oma disini sudah dari  beberapa tahun kemarin, Oma masuk panti ini bukan karena ditelantarkan oleh anak-anak Oma, tapi Oma keinginan sendiri untuk masuk kesini. Oma,tidak mau membebani anak-anak Oma yang harus mengurus Oma yang sakit-sakitan, ekonomi anak Oma pun kurang mencukupi untuk kebutuhan Oma jadi Oma memutuskan untuk tinggal disini"

Hanyut dalam cerita, seketika air mata Oma Marni mengalir di pipinya. Fandi ikut menghayati cerita yang dilontarkan Oma Marni.

"Udah Oma jangan sedih, kami disini pasti akan membuat Oma dan Oma opa yang lainnya itu seneng" Ujar Fandi sembari menyusut air mata Oma Marni dengan tangannya.

Oma Marni tersenyum bahagia.

Terlihat Meisina sedang membersihkan lantai lorong dengan membawa sapu dan pengki, melewati depan pintu kamar para mahasiswa dan pintu terkunci itu.

Meisina tertarik untuk menghampiri pintu yang terkunci itu, dia memutar kenop pintunya.

"Crek..crek" lagi-lagi masih terkunci.

Karena dengan rasa penasaran, Meisina ingin melihat dan mendekatkan matanya ke lubang kuncinya. Dengan penglihatan minim, terlihat ada sebuah cahaya kecil didalam ruangan itu tetapi latar dan keadaannya begitu gelap. Tiba-tiba.

"Meisinaa!!" Terdengar suara wanita berada dibelakangnya dan menepuk pundaknya.

"Hah!" Meisina kaget.

"Bu Vega.."

"Meisina ngapain kamu disini? Kamu dicariin suster Wina tuh" kata Bu Vega.

"Ehh maaf Bu,tadi lagi nyapu terus gak sengaja liat kedalam" jawab Meisina.

"Iya..iya gak papa, itu cepet kamu dipanggil suster Wina" tegas Bu Vega.

"Iya Bu, saya mau kesana"

"Ayoo" Bu Vega merangkul Meisina.

Malam hari pun tiba, 22.00 AM

Dilorong yang sepi Ladya berjalan sendirian, dengan memakai jaket rajut coklat berpadu rok abu-abu sebetis tengah berjaga malam.

"Huh..dingin juga malam ini" kata Ladya.

"Ngeekk"

salah satu jendela yang Ladya lewati tiba-tiba terbuka sendiri, langkahnya terhenti dia menoleh ke belakang dan menutup kembali jendelanya, saat menutup jendela tanpa disadari ada sosok yang hanya terlihat matanya memerhatikan Ladya.

"Duk..Duk.. Duk"

Tiba-tiba terdengar lagi suara, kali ini langkah kaki disekitaran Ladya. Dia kembali diberikan rasa kaget.

"Siapa itu?!" Kata Ladya.

Bulu kuduknya mulai merinding,dia memperhatikan setiap sudut ruangan disana, langkahnya sedikit menjadi cepat ingin segera keluar dari lorong itu.

"Ladyaa!!" Seorang wanita berbaju merah dan rok merah tiba-tiba saja muncul.

"Astaga..Bu Vega!!" Keluh Ladya.

"Ladya, kamu sekarang jaga malam ya?" Tanya Bu Vega.

"Iya Bu jaga malam" jawab Ladya.

"Mmm..Bu kayaknya tadi ada orang yang lari-lari deh" ujar Ladya.

"Hah! Gak mungkin sekarang semuanya pasti sudah tidur, mungkin itu cuma pikiran kamu aja karena ngantuk kan" kata Bu Vega dengan lembut.

"Hmm gak Bu"

"Ya udah, sekarang saya aja yang jaga malam hari ini,kamu istirahat saja" kata Bu Vega.

"Ehh Bu.."

"Udah gak papa, kamu jaga besok aja, mungkin sekarang kamu masih takut, hehe"

"Kalau gitu, ya udah saya balik ke kamar ya Bu" papar Ladya.


Segitu dulu ya gaiss buat chapter 6 nya, tunggu chapter selanjutnya!!
Jangan lupa Voment!! Byee!! Oya follow Ig ku @rafiansyahsyyd88

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jebakan iblis Where stories live. Discover now