2. Lari Pagi

131 10 2
                                    

Sebab cinta adalah bagaimana kau berkorban dan berjuang, bertahan dan berperang. Bukan bosan, lalu begitu saja kau buang.
Bukan. Bukan itu.

~kuin

Kuin keluar rumah pukul 05.30. Dia berlari mengelilingi taman dekat rumah dia. Ini lah kebiasaan kuin setiap pagi. Berlari kecil sambil bersenandung.

Ia sangat menikmati suasana ini. Dingin,sepi,hening.

Setelah dirasa cukup berlari. Kuin duduk di bangku taman tersebut. Ia melihat orang berlalu lalang. Ada yang berkeluarga, ada juga yang berpacaran.

Ahh rasanya kuin bahagia melihat orang lain bahagia.

"ada saatnya aku bisa seperti mereka. Bahagia bersama pasangan." batin dia sambil menepuk nepuk dadanya.

Kuin merasa istirahatnya udah cukup buat dia. Dia pun berjalan kembali mencari orang jualan es krim.

Kuin sangat menyukai eskrim. Dingin, lembut, manis. "pak, beli eskrim nya satu ya!" ucap kuin bersamangat

Bapak penjual eskrim pun hanya mengangguk, kemudian menaruh eskrim kedalam cup.

Kuin membayar eskrim tersebut, dan mencari duduk di bangku yang kosong.

"emmm permisi kak, mas, om. Bangku ini kosong kan?" tanya kuin kepada seseorang pria yang mengenakan topi

Pria tersebut menatap kuin intens. Kuin yang ditatapnya hanya memasang wajah polos. Pria tersebut hanya mengangguk.

"terimakasih." ucap kuin sambil tersenyum indah

Pria tersebut melirik kuin yang sedang makan eskrim. Tanpa disadari pria tersebut tersenyum. Tersenyum sangat tipis sekali.

Disaat kuin memakan eskrimnya. Terdapat notifikasi panggilan di handphone kuin. 'dad👑' . Kuin pun menjawab panggilan dri daddynya

"yes dad, why?"

"go home, now syang."

"oh okay."

Kuin pun mematikan panggilannya. Kuin jalan pulang ke rumah. Sebelun itu kuin melirik sekilas cowok yang berada di sebelahnya tdi.

Sesampai dirumah pun kuin duduk di ruang keluarga yg disana sudah terdapat dadnya.

"yash, kenapa papaku tersayang tercinta?" tanya kuin centil.

"kuin mau papa pindahin ke afrika apa gimana? Centil amat jdi anak." sengut papa kuin

Kuin hanya cengengesan seperti org yang tidak mempunyai dosa.

"papa mau ke luar kota. Dad mau ke kalimantan. Jdi kuin dirumah sama bibi, belajar yang pinter. Jangan nakal, jangan bandel, jangan nyusahin, jangan jail." perintah dad ke kuin

Kuin menggaruk tengkuknya yang sama skali tidak gatal sambil tertawa.

"yaampun pa. Kuin dah besar lho. Masih diingetin kek gtu. Skalian aja jangan lupa minum susunya, jangan lupa cuci kaki dan tangan sebelun tidur, jangan lupa baca doa biar ga mimpi buruk." jawab kuin panjang lebar. Membuat dad nya ternganga.

Jangan lupa vote and comment yaaa
Saranghae💙

~Araa

Quinza's✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang