Chapter 1

542 59 25
                                    


Myungsoo POV

Kakiku melangkah dengan ringan. Menjauhi kereta api yang tadi membawaku kembali ke kampung halamanku di daegu, keluar stasiun. Hidungku menghirup udara segar yang sudah lama tak kurasakan. Mataku berkeliling, mencari seseorang yang setengah jam lalu menelponku berkata bahwa dia akan menjemputku

'myungsoooooo' aku menoleh dengan cepat ke sumber suara, lalu tersenyum begitu mendapati seorang yeoja melambai dengan senyum sumringah padaku

'noonaaaa' panggilku membalas lambaian tangannya lalu berlari menghampirinya

'aigoo kau semakin tinggi saja' tangannya mengacak rambutku gemas membuatku otomatis menghindar

'yaaah kau akan mengacaukan tatanan rambutku' bibirnya mendecih

'siapa yang mau kau goda? Dasar tukang tebar pesona' ejeknya membuatku terkekeh

'hei aku tidak perlu menebarnya, pesonaku sudah pasti akan bisa menangkap perhatian semua yeoja' jawabku percaya diri membuat noona mendaratkan pukulan di kepalaku

'ppalli, eomma sudah menunggu' aku mengangguk, tangannya merangkul bahuku membuat tubuhku yang lebih tinggi sedikit menunduk. Mengikuti langkahnya yang menyeretku

Dia adalah myunghee noona, noona kandungku. Kami terpaut tiga tahun. Dulu kami tak pernah terpisah, kecuali saat sekolah karena dia bersekolah di sekolah khusus yeoja. Tapi selebihnya kami selalu bersama. Hampir seperti kembar siam.

Lalu empat tahun lalu kami pindah kemari, sayangnya aku baru sempat kembali kemari hanya selama setahun sekali selama masa liburan kuliahku. Berhubung saat ini kuliahku sudah selesai aku ikut kembali tinggal di sini bersama eomma dan noona-ku.

'bagaimana pekerjaan noona?' tanyaku basa-basi, kami sudah berada di dalam mobil truk miliknya

'begitu saja, orang sakit bergantian datang dan aku merawatnya' jawabnya cuek, tangannya masih sibuk pada setir mobil

'lalu kau mau bekerja dimana?' aku mendengus

'bolehkah aku tidak bekerja saja?' aku menelan ludah saat dia melirik tajam padaku sekali lewat

'waee? Noona kan gajinya sudah banyak, cukup untuk membiayai aku dan juga eomma aaaaah' aku berpegang erat pada sabuk pengamanku saat noona mengerem kendaraan secara mendadak

'arasseo arasseo, aku sedang dalam proses mengirimkan lamaranku' jawabku malas lalu mobil mulai berjalan kembali

'kemana?' tanyanya lagi tanpa memandangku

'di seoul' dia hanya menganggukkan kepala

'kau tidak mau kerja disini saja?' aku kembali mendengus

'mau, tapi malas' jawabku cuek

'wae?' aku memutar mata jengah

'karena ada noona' kataku terkekeh melihat noona mengernyitkan bibirnya kesal

'eommaaaa' teriakku begitu keluar dari mobil, eomma sudah menunggu di depan rumah

'aku benar-benar merindukan eommaaaaa' aku memeluk erat sembari menggoyangkan tubuh ringkih eomma

'Kalau rindu kenapa jarang pulang' noona sembari lewat, masuk ke dalam

'kau tidak akan menikah kalau galak seperti itu' cibirku yang hanya ditanggapinya dengan memeletkan lidahnya

'sudah, sudah. Kau sudah makan? Kenapa kau kurus sekali?' eomma mengelus wajahku lembut

'aku rindu masakan eomma' rengekku membuat eomma tersenyum

The CurseWhere stories live. Discover now