Chapter 7

123 40 7
                                    


'Kenapa eomma begitu tidak menyukainya?' eomma ikut menghela nafasnya

'eomma menyukai yeoja itu, dia begitu sopan. Keadaannyalah yang membuat dia tak boleh dekat denganmu, dengan kita' lirihnya

'keadaan yang mana? Dia bukanlah orang jahat eomma. Apa karena keluarganya?' eomma mengangguk

'heol jujur sekali' cibirku

'sudah sejak lama keluarga mereka tinggal di desa ini dan semua warga tidak ada yang berani mendekat bahkan ke tanah mereka' eomma mulai kembali

'kau tau kenapa?' aku menggeleng

'keluarga mereka, pernah melanggar hukum dewa' aku mengernyit

'aku tak tahu detailnya tapi mereka benar dikutuk' lanjutnya

'eomma percaya pada kutukan?' eomma mengangguk

'eomma harus percaya, eomma melihatnya sendiri' aku mengernyit

'saat tahun pertama eomma dan myunghee pindah kemari, ada seorang ahjumma yang marah dan mengganggu yeoja yang kita temui saat itu' aku tak menyela

'ahjumma itu bilang kalau gadis itu hanya membawa kesialan bagi desa dan memukulnya dengan seikat sawi yang dibelinya' lanjutnya

'kau percaya atau tidak keesokan harinya ahjumma itu ditemukan mati mengambang di danau besar di dekat rumah park jiyeon' aku mengernyit

'lalu apa hubungannya? Bagian mana kutukannya?" tanyaku heran benar-benar tak mengerti

'ahjumma itu ditemukan dalam keadaan yang sangat kurus, hampir seperti tengkorak. Kedua bola matanya hilang dan lidahnya terpotong. Kau tau siapa yang menemukannya?' aku menggeleng

'yeoja bernama park jiyeon itu. Dia nampak sangat ketakutan saat melihat mayat ahjumma itu, tubuhnya gemetaran dan matanya seperti menatap awas ke sekitar seperti mencari sesuatu lalu dia berlari tanpa memedulikan orang lain yang terus menatapnya' eomma menyentuh punggung tanganku

'eomma tak mau, kau berakhir seperti itu' matanya menatapku sendu

'geogjeongma, jiyeon tak akan mencelakaiku' eomma menggeleng

'bukan yeoja itu yang eomma khawatirkan' katanya lirih

'lalu? Eomma tidak bermaksud mengatakan saudara jiyeon kan?' eomma mengernyit

'saudara?' aku mengangguk

'ne, jiyeon tinggal bersmaa oppanya, tapi kurasa bukan namja itu karena dia nampak sangat lemah' eomma mengernyit

'bagaimana kau tau?' eomma nampak terkejut

'aku pernah mengunjungi rumah mereka, saat itu aku membantunya membawa oppanya yang pingsan' eomma berdiri lalu meremas bahuku

'kau masuk ke rumahnya?' aku mengangguk ragu

'apa yang mereka lakukan padamu? Kau baik-baik saja? Apa kau terluka?' aku menggeleng, ku pegang kedua tangan eomma membawanya kembali duduk

'aku tidak apa-apa, eomma lihat kan?' eomma masih menatapiku cemas

'aku hanya membantu oppa jiyeon yang pingsan' lanjutku mencoba menenangkan

'lihatkan aku bahkan membantu namja itu jadi dia juga tak mungkin melukaiku' eomma kembali menatap mataku

'bukan manusia myungsoo-ya, yang membunuh ahjumma itu bukan manusia' aku mengernyit

'Keluarga itu terikat dengan iblis dan tak akan pernah bisa bebas' eomma nampak serius

'jadi eomma mohon menjauhlah' kedua tanganku bergerak menarik eomma ke pelukanku

The CurseWhere stories live. Discover now