Black Shadow

16.8K 776 28
                                    


Bukan cerita horror, cerita ini genre romance kok. Seperti mencari sesuatu yang hilang.
Semoga syukak untuk yang membaca


Happy Reading

"Fely....." teriak salah satu pria dijalan sana.

"Fely.. Aku cinta kamu"

Aku menoleh ke sumber suara namun masih sama, aku masih tidak menemukan satu orangpun disana yang berulang kali meneriaki namaku.

Aku merapatkan jaketku, seraya mempercepat laju jalanku menelusuri malam yang kian larut. Semilir angin turun membelai helaian rambutku yang terurai, ditambah malam ini usia hujan.

Dibelakang sana, ku rasakan ada yang mengikutiku berjalan, aku menoleh ke belakang tetap sama tak ada satupun orang ku dapati disana.

Suara teriakan semakin terasa kuat di indra pendengaranku, peluh berjatuhan karena rasa debaran semakin kencang.

Sekali lagi aku menoleh ke belakang memastikan tak ada yang mengikutiku. Namun ketika aku menghadap depan, terlihat seorang pria bertubuh tegap menghadangku pria itu berhalut kaus hitam dan celana hitam, disertai kaca mata hitamnya.

Kalau diperhatikan, ia tampan. Tapi aku merutuki pikiranku kali ini disaat genting malah imanku melemah kala melihat pria tampan ini.

Aku memekik tertahan kala di belakang tubuhnya ada orang berjubah hitam sambil menggeret samurainya, wajahnya tak nampak karena jubah yang ia kenakan cukup menenggelamkan tubuhnya.

Pria itu berjalan semakn dekat, kearah ku yang mana di depanku masih berdiri pria itu. Suara decitan samurai dengan aspal yang dibawa pria berjubah hitam itu terdengar namun suaraku tertahan, tenggorokanku tercekat tak bisa menggumamkan kata apapun.

Hingga pada jarak beberapa meter pria berjubah itu berlari seraya mengangkat samurainya ke arah pria di hadapanku. Dari samping kami tak lama ada sebuah truk yang berkecepatan penuh menabrak tubuhku dan pria di hadapanku.

"Aaaaaaa.." teriakku sambil terduduk. Nafasku tersenggal-senggal, peluh membanjiri tubuhku.

Sial! Mimpi ini lagi. Dalam dua bulan terakhir ini sudah terhitung 9 kali lebih memimpikan pria itu selalu hadir dalam mimpiku. Kenapa harus tampan sih? Dan malam ini adalah yang kedua mimpi buruk itu menyapa.

Lagi, imanku goyah kalau sudah menyangkut pria tampan meski ia hanya hadir di mimpiku.

Dan aku menyebutnya dengan Black Shadow, klise memang hanya karena ia menggunakan busana serba hitam aku malah menyebutnya begitu.

Anehnya, pria itu selalu ada di dalam mimpiku, memimpikan pria yang sama dengan berbagai potongan adegan dalam mimpi. Apakah itu normal?

Namun bolehkah aku berharap ia membuka kaca matanya barang sebentar saja untuk memastikan bahwa ia memang tampan sungguhan. Aku terkikik geli kala mengingat imanku yang lemah ini.

Ku tatap jam yang bertengger manis di dinding, jarumnya masih mengarah di angka dua. Baiklah aku akan tidur lagi beberapa jam sebelum berangkat bekerja.

Pagi ini aku berangkat bekerja di perusahaan yang selama 2 tahun ini gajinya dapat memenuhi kebutuhan biaya hidupku seperti skincare.

Aku di Jakarta hidup sendirian sedangkan orang tuaku di Bandung. Masih satu pulau hanya saja, selama dua tahun ini aku lebih nyaman berada di kota ini dan memutuskan untuk bekerja di perusahaan ini, entah apa yang menuntunku nyaman berada di sini. Yang aku tahu, Ayahku juga memiliki perusahaan cukup besar.

ONE SHOOT STORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang