7 Days

15.2K 763 31
                                    

Jangan bosen sama notif diriku yang update cerita hehehe. Dikarenakan aku nulis suka-suka, gak ada target.

Happy Reading!

"What! Kok aku sih?" pekikku histeris kala mendengar ocehan salah seorang gadis yang duduk di seberang kursiku, Lala.

Dua orang gadis dan satu pria duduk menghadap dihadapanku dengan kalimat yang membuatku rasanya ingin terbakar.

"Ayolah, Dita. Cuma rencana untuk party" balasnya dengan raut memohon padaku.

Saat ini aku sedang duduk di kantin kampus sambil menunggu jam kuliah berikutnya yang akan dimulai satu jam lagi dan mereka datang di depanku.

Aku yang mendengkus tidak suka mendengar usulan itu, lalu menyeruput ice coffe hingga berbunyi menandakan habis dari cupnya.

"Kalian gila?" tanyaku lagi masih tidak percaya.

Mereka menggeleng dengan tegas, kecuali pria itu, bagaimana tidak? Salah satu teman dari teman mereka akan berulang tahun sebulan lagi. Dan mereka mengajakku turut membantu rencana yang telah mereka susun.

Tidak ada yang aneh sampai disana. Yang aneh adalah aku disuruh menjadi perempuan penggoda untuk menggoda pacar dari lelaki gadis yang akan berulang tahun itu.

Lebih tepatnya, pacar pura-para pria dihadapanku ini, Maxim. Ide gila.

Setidaknya aku punya harga diri, tahu! Bagaimana pemikiran orang lain. Aku akan disebut pelakor, begitukah?

"Bantulah kami. Hanya kau perempuan yang tepat" bujuk mereka

"Aku punya pacar, bagaimana ka.."

"Halah.. Pacarmu tidak disini" potong gadis rambut pendek bernama Aira itu, dia memang gadis yang galak.

"Kalian juga gak bisa maksa dong, hanya karena aku tidak mudah untuk di tindas bukan berarti aku akan melakukannya"

Lala memegang tanganku "Kami juga ingin tahu, Maxim setia atau tidak." bisiknya yang membuatku sepontan menatap pria itu yang kini juga menatapku dengan alis terangkat.

Aku akui, dia sungguh tampan.

"Lalu bagaimana jika Maxim baper sama aku, aku tidak bisa mempertanggung jawabkan perasaannya. Aku sudah punya pacar" jelasku

Mereka kompak mengangguk kecuali Maxim yang ku dengar berdecih "Hanya seminggu, Dita. Ayolah" timpal Aira.

"Okay. Seminggu. See you" ucap Maxim datar

Memang aku mengatakan setuju? Tidak adakan.

Maxim adalah senior kami, dia seorang presma. Sosok wajahnya yang rupawan dan juga berkantung tebal membuat perempuan mana saja akan suka rela mencintainya, setidaknya itu yang aku tahu.

Aku tidak pernah berharap akan mendapatkan hatinya, huh kalau bukan karena ucapan yang cukup menggoyahkanku.

Aku ingin tahu, apakah Angel mencintaiku. Bisik Maxim saat itu yang membuatku berteriak bodo amat, tentu hanya dalam hati. Mana berani aku, tatapannya saja tajam mengintimidasi.

Ia menjauhkan wajahnya sambil menyeringai, yang mana kata-kata selanjutnya yang membuatku pasrah dan terjebak di tempat ini bersamanya.

Satu minggu 50 juta, semudah itu hanya dengan dekat denganku.

Saat ini aku duduk diluar ruangan saat presma beserta teamnya sedang rapat. Lagipula apa hubungannya sih. Seharian aku disuruh menunggunya, tidak ada kegiatan apapun.

ONE SHOOT STORIESWhere stories live. Discover now