Bengis

92.4K 823 4
                                    

Karang berubah jadi tertutup. Dia lbh banyak mengunci diri dikamar. Sesekali dia keluar hanya untuk mengambil minuman didalam kulkas tanpa bicara sepatah katapun. Membuat Marco sedikit prihatin. Dia memaksa masuk kedalam kamar Karang. Mereka harus bicara.

"Gw udah pernah bilangkan sama elo, jangan pake hati...." desis Marco ketus. "Ya begini klo pake hati elo sakit sendiri."

Karang tidak menyahut.

"Tinggal dua minggu lagi, selesain ambil uangnya terus pergi."

Kali ini Karang mengangguk.

"Gue mau nganter Pak timo ke bandara, sonya bakal kesini... kalian perlu bicara."

"Darla?"

"Darla udah pulang dari pagi."

Marco menutup pintu.

Kondisi Karang begitu Kacau. Seharusnya dia bahagia karna Sonia akan segera bersamanya lagi. Karang kembali mereguk isi dalam botol minumannya. Meski ia marah tapi hatinya menunggu.

Sonia langsung menuju kamar Karang begitu tiba dipondok. Dia nampak bingung melihat Karang sebegitu kacaunya. Apa yang terjadi??
Dia menutup pintu kamar dan melangkah mendekati Karang. Bingung laki-laki itu tidak menoleh sedikitpun.

"Kenapa kesini? Karna suamimu sudah pergi?" Dia menoleh kearah Sonia menatap perempuan itu tajam. "Sekarang kamu menginginkan aku? Setelah puas dengan suamimu?"

Sonia tidak faham apa yang membuat karang seperti ini. Ucapannya itu membuat hatinya sakit.

"Karang, aku kesini karna....."

Karang tertawa mengejek. Dia merengkuh wajah Sonia kasar. "Aku dengar semua desahanmu, erangmu...."

"Karang kau menyakitiku." Sonia mengenyahkan Lengan Karang sekuat tenaga.

"Dua minggu lagi kita akan selesai, siapa lagi lelaki yang akan kau bayar untuk memuaskanmu!!!"

-plak!-

Refleks Sonia menampar karang. Bangkit berdiri, hatinya terlalu sakit.

Karang menahan pintu agar tetap tertutup. Menguncinya rapat lalu membuang kunci itu keluar jendela.

"Aku dibayar mahal untuk memuaskanmu bukan, sekarang nikmati saja." Dia mendorong kasar tubuh Sonia.

"Karang...." Sonia menggigit bibirnya menangis.

Melihat Sonia menangis dia tidak iba. Tenaganya terlau kuat, Sonia tidak punya daya banyak untuk berontak. Bukan percintaaan seperti ini yang ia dambakan. Karang melumat habis bibir Sonia, menggitnya dengan kerasa hingga bibir perempuan itu berdarah.

"Stop karang please...." mohon Sonia.

Bibir karang beralih ke leher membuat kissmark sekuat tenaga hingga lebih mirip lebam. Sonia terus menjerit tapi tidak ada yang mendengar.

"Karang sakit!!!" Sonia memukul pundak karang keras tetapi laki-laki itu tidak mau berhenti. Dia malah mengoyak pakaian Sonia hingga kancing bajunya berceceran.

"Please karang please stop!!!"

Dia meremas payudara Sonia begitu kuat hingga perempuan itu mengalami rasa sakit dan sesakk bersamaan. Lengan beralih menuju vagina Sonia. Dia tidak jd memasukan jarinya. Dia menatap Sonia lama, erangan dalam villa itu kembali berputar dalam kepalanya membuat kemarahannya menjadi-jadi. Dia langsung membenamkan kejantanannya pada Vagina yang masih kering.

Sonia memekik menahan rasa sakit d sekujur tubuh dan hatinya. Dia serasa d perkosa oleh orang yang dia cintai sendiri. Karang tidak sedikitpun iba, dia terus memompa tanpa ampun hingga ia klimaks. Dia mengenakan kembali bajunya lalu pergi meninggalkan Sonia yang ketakutan. Apa yang dilakukan Karang begitu Bengis.

Setelah Karang keluar dari jendela tangis Sonia pecah. Sebegitu rendahnya lelaki itu memandang dirinya. Hancur rasanya.
🙈

Marco benar-bener murka begitu kembali ke pondok, lalu mendapati Sonia dalam keadaan menyedihkan. Sonia itu sudah seperti kakanya sendiri.

"Please jangan sakitin dia..." pinta Sonia lirih.

Dia mengelilingi area sekitar pondok mencari Karang. Emosinya meluap saat Ia mendapati Karang duduk termenung disungai. Marco memukulnya bertubi-tubi membuat Karang terhuyung sulit bangkit.  Dia melemparkan tas hitam berisi uang dua miliard kearah Karang.

"Gue mggak nyangka elu sebengis ini!! Ambil uang itu dan pergi jauh dari sini.... Sonia terlalu berharga buat bajingan macam lo."  Bentak Marco sudah naik pitam. "Elu cemburu liat Sonia tidur sama suaminya???" Wajah Marco memerah. "Hak lu apa??? Tolol!!" Marco mendang keras perut Karang. "Elu dibayar mahal bukan buat jatuh cinta!!"

Karang terhuyung berusaha bangkit lalu tumbang kembali dengan satu tinjuan keras dari Marco. "Dia jatuh cinta sama lu, makanya dia rela minta cerai ke suaminya?? Lu tau apa??? Suaminya mau cerein asal dia pergi bawa baju aja tanpa uang tanpa fasilitas?? Sampe sini apa yang dia dapet????" Marco ngos-ngosan juga. "Dia rela mau berubah hidup susah demi pecundang kya lo!!!"

Rasanya Marco ingin sekali menghabisi nyawa orang bodoh ini.

"Astaga marco..." Sonia menutup Mulut terkejut.

Mata Karang sudah berat tapi dia tahu itu suara Sonia. Seketika kesadarannya lenyap.
🤬

My fantasi ManWhere stories live. Discover now