1. Merakyat

2.4K 65 123
                                    

Jaka Guanlin namanya,

Setelah sekian lama merantau dari tanah jawa akhirnya ia menemukan tanah murah dan tempat strategis untuk berkebun.

Agak terpencil dibagian dalam hutan, dan lumayan jauh juga dari pemukiman. Tapi tak apa, lagipula sejak kapan Guanlin suka keramaian.

Kemarin saat ia tersesat ia menemukan danau kecil dengan air yang sangat jernih di dekat jalan setapak belakang kabinnya. Guanlin tersenyum puas di teras kabin.

Walaupun kemarin saat ia mencoba seteguk airnya, rasanya aneh. Segar sekali dan terasa agak manis. Guanlin merasa lebih ringan setelah mandi didanau tersebut.

Harga kabin dan tanah didaerah ini tergolong murah tapi fasilitas seperti kualitas listrik dan ruangan layak pakainya sangat bagus. Pemilik tanah yang menjualnya pada Guanlin adalah pria pendek penggerutu.

Pria tinggi itu tersenyum.

Inilah kehidupan yang ia inginkan.

Bebas.

Ia bukan orang Indonesia asli. Oangtuanya ialah orang Taiwan bermarga Lai. Setelah meminta izin untuk hidup sendiri pada sang ibu, Guanlin yang kemudian mengubah nama depannya menjadi jaka untuk membaur lalu pergi merantau ke Jawa Timur.

Kebun dan sawah sudah ada walaupun kecil. Untuk daging, ia dapat berburu. Sumber air bersih juga sudah ia temukan. Tempat tinggalnya sekarang nyaman walau takkan semewah saat ia di kota. Ada yang kurang?

Istri.

Guanlin berdecak. Memang banyak yang menyukainya, kembang desa darimana saja. Tapi Guanlin tak dapat sembarangan menjatuhkan hatinya pada gadis dan pria submisif itu. Tak ada yang menarik, menurutnya.

Ia bangkit setelah menarik nafas, puas dengan udara segar kaki pegunungan.

"Air dikabin sudah habis"

-

Menyeret wagon berisi keranjang dan galon di tangan kirinya, Guanlin berjalan menyusuri setapak belakang rumahnya. Ia berencana memetik beberapa berry disemak dekat danau.

 Ia berencana memetik beberapa berry disemak dekat danau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin jadi terbeban sedikit. Hasrat seksualnya cukup tinggi, dan ia benci melakukan hubungan seperti itu dengan orang yang tak menarik.

Ya memang Guanlin saja yang terlalu pemilih.

Setelah menyusuri rimbun pakis dan pohon pohon tinggi, Guanlin berjongkok dan meraih keranjangnya. Memetik berry merah di semak semak lalu menyimpannya dikeranjang.

Byur~

"Kyaaah!!! Ahahah~"

Guanlin terkesiap. Suara tawa dan cipratan air samar itu berasal dari arah danau. Setahunya, hanya kabin nya yang terletak di tengah hutan seperti ini. Maksudku siapa lagi orang gila selain Guanlin yang mau hidup terpencil.

enigmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang