26 || pom bensin

118 15 23
                                    

Sakha memasukkan tas jinjing serta koper milik Haris, Sarah, dan Jojo ke bagasi mobilnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sakha memasukkan tas jinjing serta koper milik Haris, Sarah, dan Jojo ke bagasi mobilnya. Waktu liburan yang dinanti-nanti telah tiba. Kali ini, mereka akan berlibur selama lima hari. Arjuna bertugas sebagai orang yang mencari hotel. Sebab tentu saja koneksi pemuda itu lebih banyak dari Sakha dalam segi apa pun.

Di depan rumah Sakha seperti biasa, mereka sudah berkumpul sambil diamati oleh orangtua si tiga ubur-ubur. Sarah berpelukan dengan Mama. Haris mendapat ocehan singkat dari Bunda. Sakha juga mendapat ocehan yang sangat singkat, lebih baik daripada Haris.

"Tante, Ihsan minta peluk dong," Ihsan merentangkan tangan, menghampiri Mama yang baru saja membawa kue untuk diletakkan di mobil Sakha dan Arjuna.

Mama tersenyum kalem. Wanita itu merentangkan tangan perlahan, menerima pelukan Ihsan dengan senang hati. Melihat itu, yang lain tersentuh. Semua tahu, ibunya Ihsan sudah berpulang ke Tuhan sejak kecil.

Usai berpamitan, mereka menaiki mobil pilihan masing-masing. Dalam perjalanan, rupanya Sarah tertular oleh virus lima manusia di mobil Arjuna. Dia menyambungkan ponselnya dengan pemutar musik di mobil Sakha agar bisa mendengarkan lagu dangdut. Padahal, Sakha dan Haris yakin sekali kalau selera Sarah bukan musik semacam itu.

"Buset, lo ketularan mobil depan, Sar." Haris mengomentari sambil melepas earphone. Meski berkata demikian, nyatanya turut bernyanyi. Jojo tidak mau ketinggalan. Dia sudah mengambil sebuah botol air minum untuk dijadikan mik. Sebab mik portabel yang biasa dipakai, berada di mobil Arjuna.

Satu setengah jam berlangsung, mereka berhenti di pom bensin. Tentu saja untuk menyalurkan hajat masing-masing. Sakha dan Arjuna keluar dari mobil paling akhir. Mereka meregangkan otot tubuh. Pegal karena mengemudi cukup jauh dan lebih lama dari biasanya.

"Gila sih, Sarah ketularan anak-anak di mobil lo, tadi muter lagu dangdut. Padahal dia biasanya muter lagu Korea." Gerutu Sakha sambil membuka kopi kemasannya di samping Arjuna. "Tapi akhirnya ya dia ketiduran pas masih ngelewatin kota."

Arjuna hanya tersenyum simpul. Pemuda jangkung itu turut meminum kopi kemasan yang baru dibeli tadi.

"Hubungan lo sama Zetta gimana? Keterlaluan sih, disembunyiin gitu aja." Arjuna mendengus. Dia tidak ingin topik seperti ini diusung. Terdapat alasan tertentu yang pastinya membuat pemuda itu tidak betah.

"Kalau bilang baik, kayaknya nggak mungkin. Tapi kalau bilang buruk, nggak separah itu juga." Sakha tak merespon lebih. Dia hanya mengangguk. Baginya, tidak boleh melewati batas privasi antara satu sama lain. Sekalipun Arjuna merupakan salah satu temen dekat yang sangat pengertian, tapi semua orang membutuhkan privasi masing-masing.

Tak lama kemudian, yang lain keluar dari toilet. Sarah paling akhir, sebab perempuan itu ribet. Pom bensin yang menjadi tempat beristirahat ini menyediakan kafe, mini market, dan stan khusus kuliner ringan.

Mereka membeli cilok, menghabiskan setengah jam di kafe yang tentunya diisi dengan berfoto.

Yusa mengarahkan kamera ponselnya ke sepenjuru kafe. Bernama Klasika, kafe yang didatangi ini menyajikan perpaduan warna cokelat kalem. "Belum sampai tempat tujuan, tapi kita mampir dulu ke sini. Kasihan yang jadi sopir, mereka butuh istirahat."

They Don't Know About Us • Seonghwa × Hongjoong × Soojin • ✓Where stories live. Discover now