six.

846 82 5
                                    

The temperature's rising in here
Is this gonna happen?
___

"Yuna!"

Gadis berpostur tinggi tersebut mengalihkan fokusnya dari berjalan- mencari sang pemilik suara. Iya, apa lagi kalau bukan suara sang kakak dari kekasihnya- Lee Chaeyeon.

Chaeyeon tampak turun dari mobil yang Yuna sangat kenal sekali bahwa itu adalah mobil keluarga Lee. Ya, Yuna sering melihat Chaeryeong diantar dengan mobil itu.

Yuna tersenyum ramah sebelum mengangguk kecil, "iya, kak?" Chaeyeon nampak kelelahan setelah berlarian entah karena hal apa yang mendesaknya begitu.

"Kau.. bisa jaga- jaga- ryeong, untukku?" Sontak, kedua alis Yuna bertaut serius; "tapi aku ada job dan harus masuk kuliah dulu-"

"Ayolah, aku ada kepentingan mendadak! Ayahku menelepon agar aku datang ke Jepang untuk mengurus bisnisnya, aku mohon kali ini saja? Mungkin, kau bisa temani dia tiga sampai empat hari, kalau mau ajak Ryujin juga boleh. Tapi kumohon, temani adikku, ya? Dia takut sendirian." Yuna terdiam, Chaeyeon tidak pernah memohon pada dirinya sebelum ini; "apa Chaeryeong tidak tahu?"

Chaeyeon tampak gelagapan untuk menjawabnya, namun sedetik setelahnya gadis itu menggeleng kuat-kuat; "tidak, makanya aku minta tolong padamu untuk menemaninya. Coba kau alihkan fokusnya dari aku, dia sangat takut jika aku tinggalkan dia sendirian. Tapi ini mendadak dan mendesak, aku tak bisa mengelak keinginan ayahku. Jadi, aku mohon jaga ryeong, ya?"

Yuna tidak menjawab, hanya menganggukkan kepalanya pelan- well, menemani Chaeryeong itu tidak ada salahnya; Chaeryeong juga masih kekasihnya, 'kan? Tapi, bagaimana dengan Ryujin yang juga kekasihnya?

Chaeyeon tersenyum senang melihatnya, ia dengan cepat-cepat berpamitan dan melanjutkan perjalannya dengan mobil yang sempat tertunda karena memanggil Yuna.

Gadis jangkung itu hanya menatap dingin mobil Chaeyeon yang melaju dan perlahan tertutup oleh barisan mobil-mobil lainnya.

Drrt- drrt-

Yuna mengernyitkan keningnya, kedua netranya sontak terpaku pada saku mantelnya- telepon dari Ryujin. Buru-buru ia raih ponselnya.

"Yeoboseyo, Ryujin-ah."

"Hi babe, kau sudah bertemu Chaeyeon?"

Sontak, kedua alis Yuna bertaut- heran luar biasa, darimana Ryujin mengetahui bahwa dirinya sudah bertemu dengan Chaeyeon?

"Kau.. tahu?"

Yuna mendengar tawa Ryujin dari seberang sana, tampaknya Ryujin memang sudah terlebih tahu menahu tentang hal ini- well, this not really surprise her; Chaeyeon mempercayakan Chaeryeong pada Ryujin lebih dari Chaeyeon mempercayakan Chaeryeong padanya. Yuna sadar diri.

"Tentu saja sayang, kakak Chaeryeong sudah menelponku tadi." Reflek, Yuna mendengus kasar; Ryujin menanyakan perihal kenapa ia begitu, namun gadis jangkung itu hanya menjawab; "kakak Chaeryeong tidak percaya padaku, aku sakit hati."

Ryujin tertawa kencang sekali, well, Yuna yakin bahwa gadis itu sedang merebahkan diri diatas ranjang raksasa- like, Ryujin baru saja pulang dari tempat Yuna ke rumah orangtuanya sendiri. Tentu saja, pasti gadis mungil itu merindukan kasurnya yang luar biasa besar dan empuk.

"Astaga Yuna-ku sayang.. kak Chayeon itu percaya padamu. Hanya saja dia memang lebih dulu menghubungiku karena berfikir bahwa kau tidak sebegitu dekat denganku- dan, mungkin saja kau tidak bisa menghubungiku. Makanya dia berjaga-jaga untuk menghubungiku dulu. So, you come at?"

into you┊2shinWhere stories live. Discover now