PART 3 : TERAS

22.7K 3.5K 2.8K
                                    

Hantu macem apa yang gangguin Callin? Ada yang bisa tebak?
1. Pocong
2. Kuntilanak
3. Hantu cogan

Anehnya dia gangguin Callin pake acara ngardus segala. Pegang-pegang tangan Callin, digenggam pula. Peka amat kalo Callin jomblo dan butuh kasih sayang.

Buat yang di awal awal bab ga berani baca karena takut, tenaaaangkan dirimu lebih dulu. Sama kayak hbd, aku kalo nulis horor ga pernah yang pure horor kok. Selalu kuselipin sesuatu yang beda, yang bikin nagih biar bisa dinikmati sama kalian yang rada parnoan kayak Heksableng dan Komang🤣

***

"Lo yakin mau balik sendiri?"

Untuk kesekian kalinya Komang bertanya. Walau sadar jika dirinya lebih penakut ketimbang Callin, tapi membayangkan gadis itu pulang malam-malam sendirian tentu membuatnya sedikit cemas.

"Yaelah, kan biasanya gue emang gini kalo abis siaran." Callin berdecak lalu menunggangi motornya dan bersiap mengenakan helm. Namun lagi-lagi Komang menahan stang motornya.

"Apalagi sih, Mang?" tanggap Callin malas-malasan.

"Tapi kali ini situasinya beda." Komang bahkan sampai menghadang motor Callin dan wajah seriusnya meningkat berkali lipat. "Pesan misterius yang lo ceritain? Yakin mau lo ladenin?" tanya Komang.

Komang mengalihkan tatapannya dari Callin. Wajahnya kini tertunduk dan sorot matanya mengarah ke bawah. Hanya sekedar bersitatap dengan Callin saja, ia tidak berani. Takut, kalau-kalau ada sosok lain yang muncul di belakang gadis itu.

"Ya tergantung sih, gue mager atau nggak." Callin menegakkan bahunya. "Tapi mungkin nggak malem ini, gue capek banget udah keburu pengen rebahan di kasur."

"Lagian, ya, terlalu berisiko kalo lo ke sananya sendirian." Komang mulai lelah berdebat dan hanya membujuk Callin semampunya.

"Trus kalo nggak ke sana sendiri, lo mau nemenin gue?" pancing gadis itu sembari tersenyum.

Refleks, Komang menggeleng kuat-kuat. "Ah, mungkin abis ini gue bakal minta tukar jadwal ke Bang Saddil. Gue akuin, nyali gue nggak segede lo."

Sepasang mata Callin menyorot ragu. Ia mendesah pelan. Seolah tahu jika ujung-ujungnya Komang akan membahas soal kejadian di ruang siaran tadi.

Seandainya waktu bisa diputar, ia merasa tidak perlu memperlihatkan pesan misterius itu ke Komang dan memilih menyimpan rasa penasarannya sendiri. Daripada Komang jadi parno berlebihan seperti sekarang, imbasnya Callin juga yang repot.

"Lo sama sekali nggak kepikiran, Lin?" Suara Komang menyadarkan lamunan Callin.

Refleks, Callin menggeleng yakin. Namun sedetik kemudian, kepalanya mengangguk ragu.

"Bukan, maksud gue bukannya takut. Tapi lebih ke penasaran dan buat gue kepikiran..." Callin menggantung ucapannya, membuat Komang menahan napas. "Gue kepikiran buat secepatnya ke alamat yang ada di kertas itu."

"Aaaah, terserah lo aja, dah!" tukas Komang kesal lantas menstarter motornya dengan gerakan kasar. Ia melesat pergi meninggalkan Callin yang masih terpaku di depan gedung Suara Remaja.

Callin memandang kepergian kawannya itu melalui kaca spion motornya. Gawat! Komang marah. Dari yang ia tangkap, Komang terlihat muak sekaligus kesal menghadapi sikap Callin yang dinilai terlalu berani mengambil risiko.

Setelah mendumel cukup lama di atas motor, Callin mulai mengemudi menuju tempat kosnya. Sepanjang jalan ia mencoba memusatkan fokusnya untuk mengemudi. Mungkin karena sudah cukup larut dan kebetulan jadwal perdana Story Calling jatuh di Malam Jumat Kliwon, hanya sesekali Callin berjumpa dengan kendaraan lain.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Where stories live. Discover now