Chapter 1

9 2 0
                                    


  Tahun 2020, benar - benar tahun yang mengerikan. Pertumpahan darah terjadi di berbagai daerah dan pertempuran tak bisa dihindarkan. Hanya keberuntungan yang membuat negara dalam posisi netral saat itu. Karena, ini adalah Perang Dunia III.

  Presiden AS membunuh jendral iran yang sangat berjasa di negaranya, karena itu Iran jadi kesal dan ingin membalaskan dendamnya. Sementara itu di Indonesia dikejutkan dengan kapal asing yang berada di perairan natuna. Kapal tersebut berasal dari Tiongkok dan ini bisa memulai perang.

  Tiongkok tidak terima diusir dari Laut Natuna, dan memulai perang dengan Indonesia. Sementara itu, AS mulai mengirimkan pasukan ke Iran. Beberapa negara mulai memilih peran di keadaan ini, sayangnya Iran hanya punya sedikit teman termasuk Indonesia. Sekarang perangnya sudah dimulai, semua negara mulai sibuk membangun pertahanan.

  Tanggal 26 Juni, tahun yang sama, Seorang murid SMP tampaknya kelelahan. saat itu jam 07.20 pagi, benar dia terlambat masuk sekolah. Murid itu adalah aku, Laksamana Ilham. Terlambat sekolah sudah menjadi hal yang hampir biasa bagiku. Seperti biasa, aku menemui guruku yang sepertinya tau bahwa hari ini aku aku akan terlambat.

  Nama guru itu adalah Bapak Faiz, dia benar - benar tau gerak gerik ku.

  " Hai Bapak....", sapa ku dengan santainya.

  "Kamu telat 5 menit loh...", dia menjawab dengan senyum sinisnya.

  "Kan cuma 5 menit pak... upacaranya kan baru mulai", omongan ku dipotong dengan suara setengah membentaknya.

  "Ke Ruang BK sekarang!!!", Potongnya dengan kesal.

  Akupun pergi melangkah ke ruang BK yang tidak jauh dari lobby sekolah. tinggal naik tangga yang tepat berada di samping pintu masuk dan sim salabim aku tiba di ruang BK. Ruang BK tepat berada diatas lobby, dimana ketika ada siswa yang berisik di lobby Guru tinggal bernyanyi kalau kau suka hati hentak bumi dan siswa tersebut akan lari terbirit - birit, entah mengapa. Ruang BK biasanya dihuni oleh 2 guru. Paling tidak tugasnya, yang satu Membuat laporan dan yang satunya lagi tukang 'nasehatin', entah apa namanya tapi bahasa gampangnya nasehatin.

  Aku pun menemui guru yang tugasnya 'Nasehatin', dia adalah guru yang cukup ramah. 

  "Kenapa kamu kesini?!", tanya nya sedikit ngegas.

  "Aku telat bu...", aku menyesal mngucapkan omongan itu. Karena setelah itu aku mendengar ceramah yang sangat 'menenangkan' hati.

  Aku pun turun menuruni tangga yang tadi, setelah beberapa menit mendengarkan ocehan Ibu BK.

 "eh, sudah lama aku gak mendengar suara pesawat lewat...", aku mendengar suara pesawat dari luar. Itu sedikit membuatku penasaran sampai aku menyadari suatu hal.

  "Tunggu dulu, ini kan dalam keadaan perang..., pemerintah menyuruh menutup akses bandara karena takut akan serangan pesawat Jet asal cina.", aku ketakutan mendengar argumen ku sendiri.

  "Yah mungkin saja...",

  "Hoy kamu, kenapa belum bar-",

DUUUUAAAAAAAR

  Omongan Bapak Faiz dipotong dengan suara ledakan yang cukup meriah.

  "Apa ini?.., Tolooooooong!!!", suara teriakan Pak Faiz diikuti dengan suara tembakan di lapangan upacara.

  aku pun lari menuju suara tembakan itu sementara Pak Faiz sibuk menelpon polisi, aneh. Tepat setelah aku lari meninggal kan lobby, suara ledakan kembali terdengar dan kali ini tepat di belakang ku. Ruang BK, lobby dan beberapa kelas disekitarnya Ambruk dan membunuh Bapak Faiz. Aku sempat berhenti tapi semua sudah terlambat, aku melihat keluar lorong dan yang kudapati adalah seorang tentara wanita...... YANG TER - HEADSHOT.

  "APA -  APAAN INI!?", Kerusuhan dimana - mana. Siswa dan Siswi lari kesana - kesini sambil meminta pertolongan tapi yang mereka dapat kan adalah sebuah peluru yang akan bersarang di kepalanya.

 Aku pun ikutan lari, tapi bedanya aku punya tujuan yang jelas dan  aku jalan yang sudah ada dikepala. Aku pun berlari melewati Siswa dan Siswi yang berlari - larian dengan sedikit perjuangan. Dengan tujuan gerbang sekolah, terus berlari aku melalui tentara asing tersebut dan mencapai tujuan ku. sayangnya aku di todong oleh salah satu tentara yang menyerang kami dan itu membuat mengetahui siapa yang menyerang, China... . Dia mulai bersiap - siap menarik pelatuk.

  Aku mulai berpasrah dan mulai memikirkan hal - hal seperti 'kalau dikepala tidak akan sakit kan'. tapi sekali lagi keberuntungan masih berada di pihakku.

BERSAMBUNG.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Another World WarWhere stories live. Discover now