Part 15

9.6K 837 76
                                    


===
Hari senin merupakan hari yang tidak diinginkan ada dalam jajaran nama-nama hari bagi setiap karyawan. Bayangkan saja untuk mencapai hari minggu, harus melewati beberapa fase hari, di mulai dengan senin hingga ke minggu. Tapi, dari hari minggu ke senin kenapa hanya selisih satu hari saja. Ada yang tau kenapa?

Begitu pun dengan Adisa, sebenarnya ia malas sekali untuk masuk di hari senin. Kalau bisa ia mau merubah semua hari di almanak menjadi hari minggu saja.

Dalam mimpimu Adisa.

Huft.

Mau tidak mau, ia akan tempur lagi. Tapi mulai senin ini medan pertempurannya tidak lagi harus menghadapi perkakas dapur dan kawan-kawannya. Pertempurannya kali ini lebih ekstrem lagi sodara-sodara.

Tau ga apa? Sini Adisa bisiki. Tapi jangan bilang-bilang ke yang lain ya. Cukup kalian para netizen saja yang tau.

Bismillah. Pertempuran hari ini dan seterusnya jandanya Mas Yuda itu harus jadi asistennya itu CEO Boncabe, Cin.

Sabar Adisa, didoakan oleh para netizen, lelahmu semoga menjadi jodohmu. Aamiin.

Adisa memasuki area loby dengan pakaian yang tidak biasa. Biasanya ia akan menggunaka levis, kali ini ia menggunakan high heels. Biasanya ia menggunakan aprone kali ini menggunakan blazer. Benar-benar bukan Adisa sekali. Ia harus menggunakan ini semua. Demi apa coba? Ya semi bapaknya si Zanna. Eh.

Bukan, bukannya ia mau ataupun tidak berontak sama sekali. Tapi ia ingat ancaman yang diberikan oleh CEO boncabe kala ia mengejarnya kemarin.

"Pak, saya keberatan kalau diminta untuk menjadi asisten anda. Itu bukan passion saya, Pak!" seru Adisa. Tidak lupa dengan wajah yang dibikin kesal.

Setelah berhenti dan berbalik menghadap calon asistennya ini. Reiki hanya mengangkat sebelah alisnya saja. Dengan wajah yang seperti biasa ... datar.

Minta dicipok banget deh itu muka, eh. Ditabok. Duh, otaknya Adisa mulai geser, Kawan.

"Saya tidak menerima penolakan!" jawab Reiki cepat tepat tak terbantahkan.

"Ck, Pak! Berikan saya satu alasan agar saya bisa mentolerir kemauan bapak."  Adisa mengatakan dengan tegas tidak mau kalah.

Bodolah dibilang ga sopan.

"Suka-suka saya donk mau menempatkan kamu dimana." kata Reiki.  "Bahkan kalau saya mau menempatkan kamu di hati saya juga itu hak saya, kok." ucapan yang terakhir hanya ada di hati Reiki saja ya, Gaes.

"Ya, ga bisa gitu donk pa. Bapak siapa, berani-beraninya menyuruh saya pindah haluan," sewot Adisa. Begitulah Bundanya Zalline akan protes bila seseorang semena padanya.

"Saya CEO dari perusahaan tempat kamu bekerja!" ucap Reiki datar.

Skak mat.

Adisa kesal bukan kepalang. Dia harus menghadapi pria berkepala batu di depan matanya ini. Ternyata anak sama bapaknya sama saja ya. Sama-sama ngeselin.

Ah, Adisa kaya kamu ga ngeselin aja (jawab authornya 😅)

"Tapi ..."

"Kalau kamu ga mau never mind, tapi kamu mulai besok harus hengkang dari perusahaan saya!" Ancam Reiki.

"Oke fix, gua juga ga mau lagi tuh kerja di tempat lo lagi." kekesalan Adisa sudah sampai di ubun-ubunnya. Siapa dia, cuma CEO mesum juga berani-beraninya mengatur Adisa.

"Dan ... kamu juga tidak boleh menemui Zeline!"

Deg.

Maksudnya apa coba? Adisa makin tidak mengerti.

ADISA Where stories live. Discover now