N G A L T E R 0 6

105 3 0
                                    

°°

9 Desember 2019
01:24 WIB

Sela terbangun sendirian meskipun sekarang ada yang memeluknya dari belakang. Di luar jendela terlihat banyak laron menyelimuti lampu jalan. Ia ingat dulu sering bermain dengan anak Rayap itu bersama adiknya.

“jangan banyak gerak, sel, kamu bisa bangunin dia lagi. ”

Menoleh kebelakang Sela mendapati Edgar masih menutup matanya, namun napasnya terasa berat menyentuh punggung Sela.

“lalu kita harus melanjutkan ronde selanjutnya.” Lanjut Edgar sembari mempererat pelukannya.

Sela kembali menatap jendela, “di luar banyak laron.”

“ini jam berapa?”

Sela menggapai hapenya yang tergeletak tak jauh darinya kemudian membuka kuncinya. “setengah dua.”

“hmm,” Edgar mencoba menormalkan suaranya yang serak. “Biasanya laron jam sebelas udah gak terbang lagi, sayap mereka patah dan mereka harus mencari pasangan untuk membuat koloni baru.”

“Lalu yang di luar itu apa jam segini?”

Edgar membuka matanya dan melihat ke arah jendela, “Laron.”

“kenapa mereka masih terbang, Ed? Padahal bukan jam terbang mereka.”

Tawa tipis Edgar timbul, “Kata-kata mu lucu, sel. Umur berapa sih kamu?”

“19. Kalau Edgar berapa?”

“21.”

“Kita satu universitas kan? Edgar di fakultas apa?”

“FEB. Jurusan Manajemen bisnis.”

“Wah fakultas kita deketan loh. Aku di FIB, jurusan Sastra Indonesia.”

Edgar tersenyum melihat Sela yang antusias. “Minggu depan gue sempro, kamu harus datang dan bawa bunga. Oke?”

“Bunga dari kondom mau?” ujar Sela mencoba menggoda Edgar.

Wajah Edgar memerah sembari mencoba menyembunyikan di balik punggung Sela. “Apaan sih, Sel, kondom kan mahal. Toh juga lebih enak gak usah pake kondom.”

Sela semakin tertawa mendengar ucapan dari Edgar yang sedikit kurang ajar.

“Hapemu getar tuh, Sel.” Ucap Edgar membuyarkan tawa Sela.

Sela sedikit heran ketika muncul nama ‘Ragil altr’ sedang memanggilnya.

°°

ALTER - [END]Where stories live. Discover now