25 | Cherish

15.1K 1.3K 64
                                    

Keadaan Jinhee setelah beberapa waktu mulai membaik. Dokter menyarankan supaya ia dirawat dulu sampai 3 hari kedepan.

Taehyung sedang membeli makanan di luar rumah sakit karena menurut Jinhee, makanan dirumah sakit sama sekali tidak enak. Dan ia meninggalkan gadis itu bersama Nami di ruang rawatnya.

Nami kini sedang menelpon seseorang di pojok ruangan, sedangkan Jinhee sedang menelisik ruangan rawatnya ini.

"Jinhee-ah, aku tadi habis menelpon Eunwoo. Dia bilang akan kesini untuk menjengukmu. Kau tahu? Dia terdengar sangat terkejut saat mengetahui kalau kau kecelakaan." ucap Nami bersamaan mendudukkan bokongnya disebuah kursi.

"Benarkah? Tapi aku tidak melihatnya akhir-akhir ini. Kemana dia?" tanyanya menatap heran kearah Nami.

"Yang ku tahu sih, dia pergi ke Gunpo untuk menemui ibunya." jawabnya sambil mengendikkan bahu.

"Ah begitu, kukira dia hilang ditelan bumi." balasnya lalu mereka tertawa bersama.

Bunyi decitan pintu sukses mengalihkan atensi mereka berdua. Keduanya lantas menoleh bersamaan dan mendapati seorang pria yang berjalan ke arah mereka berdua dengan menenteng sepaket parsel buah.

"Jinhee, Gwenchanayo?" tanya Eunwoo langsung. Setelah menyimpan parsel buah itu disebuah meja, ia beringsut menghampiri Jinhee dan memegangi dahinya.

"Aku baik-baik saja." jawabnya sambil tersenyum simpul.

"Nami bilang kau kecelakaan? Apa itu benar?" tanyanya tanpa mengalihkan pandangan dari sang jelita.

"Ya! Kau pikir aku berbohong?!" sungut Nami menatap Eunwoo jengkel.

"Iya, kukira kau berbohong." sahutnya menatap Nami sambil tertawa ringan.

"Aish!"

"Sudahlah, jangan membuatku semakin pusing dengan perdebatan kalian berdua." Jinhee menengahi dan Eunwoo kembali meluruskan pandangannya ke gadis itu.

"Kenapa kau bisa kecelakaan? Cepat ceritakan padaku." tanyanya menuntut.

Terkekeh sebentar, Jinhee lalu menceritakan semuanya pada Eunwoo sampai-sampai membuatnya kecelakaan dan berakhir di rumah sakit ini.

Setelah mendengar penuturan dari perempuan didepannya, tiga decakan lolos dari kedua belah bibir Eunwoo. "Heroik sekali, ya. Menyelamatkan seorang nenek tapi kau yang terluka." ujarnya dengan nada sarkastis.

"Kau seperti menyindirku?"

Eunwoo mengendikkan kedua bahunya acuh "Mungkin. Yasudah, sekarang ayo makan buah ini. Aku sengaja membelinya untukmu, kau tahu?" ucapnya antusias mengangkat tangannya yang sudah bertengger parsel yang berisi buah-buah manis.

"Ahh, Gomawoyo. Eunwoo, kau sangat perhatian padaku ternyata." balasnya sumringah sembari tersenyum lebar.

"Tentu saja. Aku kan pac—sahabatmu. Iya kan, Nami?" Eunwoo memperlihatkan gestur pada Nami agar gadis itu mengangguk. Hampir saja ia keceplosan menyebut kata Pacar. Dan dengan begitu, Nami hanya mengangguk alakadarnya.

"Mau kusuapkan?" tawarnya pada Jinhee.

"Andwae, dia belum sempat sarapan. Jadi jangan memakan buah dulu. Nanti yang ada dia sakit perut." ujar Nami seraya menepis buah jeruk yang akan di berikan Eunwoo pada Jinhee.

"Aigoo, kau terlihat seperti dokter profesional sekarang." sahut Jinhee dan dianggukan oleh Eunwoo.

"Kau belum sarapan? Yasudah, aku akan belikan dulu. Aku tahu pasti kau tidak suka makanan rumah sakit." tawarnya perhatian. Jinhee sampai tertegun mendengarnya.

My Little Sweet Wife [KTH]Where stories live. Discover now