27 - Angin Berembus Lagi

485 66 2
                                    

Gendut menatap Meng Hao, air mata mengalir di wajahnya. Ia bergegas maju, menangis.

"Kau belum mati. Meng Hao, kau belum mati!" seru Gendut sambil memeluk Meng Hao. "Aku sangat takut beberapa hari terakhir ini. Semua orang bilang kau mati, aku sangat sedih. Kau satu-satunya temanku. Apa yang akan aku lakukan jika kau mati?

"Aku sempat berpikir untuk melarikan diri dari sekte. Aku bahkan sudah tak tertarik lagi mengikir gigi. Tapi jika aku pergi, bagaimana aku bisa membalas dendam untukmu? Jadi aku tidak pergi. Aku bersumpah bahwa aku akan menemukan cara untuk membantumu membalas dendam ...."

Gendut memandang dengan tulus dan hangat pada Meng Hao, dan setelah berbicara sebentar, air matanya mulai mengering. Mereka berdua duduk di pinggir sungai dan Meng Hao menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di gunung hitam, kecuali, tentu saja, hal-hal mengenai Naga Bersayap dan Wang Tengfei. Gendut mendengarkan dengan cemas, dan saat ia tahu bahwa Meng Hao telah mencapai tingkat keenam Kondensasi Qi, ia tersentak, menganga kagum.

"Tingkat keenam Kondensasi Qi ...." Gendut tampak sangat bersemangat. "Gila! Kau, kau ... kau telah mencapai tingkat keenam Kondensasi Qi! Dulu saat Senior Xu membawa kita ke sini, dia berada di tingkat ketujuh. Meng Hao, kau benar-benar seorang Immortal! Kau bisa terbang?"

"Terbang ...." Meng Hao memejamkan mata, memvisualisasikan penjelasan teknik Wind Walking dari Buku Panduan Kondensasi Qi. Normalnya, mempraktekkan teknik itu akan lebih mudah saat sudah berada di tingkat keenam dari pada di tingkat kelima, tetapi setelah mencoba beberapa kali, yang bisa ia lakukan hanyalah melayang di udara sejenak sebelum akhirnya jatuh. Sambil bergumam, ia terus mencoba lagi, lalu meminum pil obat. Akhirnya, ia bisa melayang sekitar lima inci di atas tanah. Gendut memandang dengan mata terbelalak.

Meng Hao tiba-tiba membuka mata --yang langsung bersinar terang. Ia berdiri, lalu berputar-putar di sekitar tempat itu, bergerak seperti angin. Gendut menyaksikannya, napasnya memburu.

Setelah bergerak beberapa kali, Meng Hao mulai terbiasa dengan teknik ini. Ia menepuk Tas Penyimpanannya dan pedang terbang pun muncul seketika. Pedang itu bergerak turun ke bawah kakinya, lalu membawanya melesat ke udara. Gendut tampak terkejut, seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kau terbang ...," gumamnya.

Meng Hao merasa sangat bersemangat. Angin menerpa wajahnya saat ia menggunakan teknik Wind Walking untuk terbang dengan pedang. Setelah sekitar tiga puluh hitungan, ia mulai merasa tidak stabil, lalu kehilangan keseimbangan. Saat itu terjadi, pikiran Meng Hao tiba-tiba bergetar, dan mnemonik muncul di kepalanya.

Mnemonik itu tidak terdiri dari kata-kata, dan sangat misterius. Mnemonik itu muncul dalam benaknya seperti naluri, dan saat itu terjadi, energi spiritual di tubuhnya tiba-tiba mulai beredar. Ia tanpa sadar melambaikan tangan kanannya, mirip seperti mengepakkan sayap. Tiba-tiba, Bilah Angin muncul di depannya!

Saat Bilah Angin muncul, pedang terbang di bawah kakinya bergetar. Bilah Angin melesat ke dalam hutan, dan tiga deret pohon langsung terbelah menjadi dua bagian. Suara gemuruh menggema di hutan, dan Meng Hao jatuh ke tanah.

Gendut benar-benar kagum, dan butuh beberapa saat untuk memulihkan indranya. Wajahnya memerah, ia menatap Meng Hao dengan penuh hormat.

"Kau benar-benar bisa melakukannya! Jika aku tetap bersamamu, siapa yang akan berani menindasku? Dan siapa yang berani mengacaukan bisnis kita!" Memikirkan hal ini, Gendut tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

Meng Hao memejamkan matanya dan dengan bersemangat memikirkan tentang Bilah Angin. Ia cerdas; ia tahu bahwa kemungkinan besar itu ada kaitannya dengan mimpi aneh dan Inti Iblis. Mnemonik yang muncul di kepalanya juga terhubung ke Inti Iblis. Tiba-tiba, bayangan Naga Bersayap muncul di Danau Inti. Meng Hao ingin menyuarakan perasaan yang ia rasakan tentang naga itu dan menjadi Penguasa Langit, tetapi ia tidak bisa melakukannya. Ia harus menahannya.

[end] Book 1 - I Shall Seal the HeavensWhere stories live. Discover now