MM: BAB 22

5.7K 255 14
                                    

Sorry minna!!

Baru up, 🙆🙇☹☹

Langsung saja 👇👇👇👇

Yoona POV

Aku mencoba bergerak dalam tidur ku, tapi tidak bisa.

Kenapa tidak bisa! Pikir ku tapi masih memejamkan mata ku.

Aku masih mengantung, mata ku saat ini susah untuk di buka, dia masih betah tertutup.

Boneka winnie ku posesif sekali. Aku masih berpikir dalam tidur ku.

Kenapa juga tangan kiri ku seperti di tusuk,

Berlahan-lahan aku membuka mataku. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali.

Tak berselang lama, kesadaran sudah mengalir dalam tubuh.

Pemandangan yang pertama aku lihat adalah dada bidang berotot dan perut six pack seperti roti sobek, mengalahkan ke six pack kan idola ku, yakni Sehun EXO yang tampan.

"Sudah bangun" suara serak nan seksi menjadi suara pertama yang ku dengar pagi ini.

Yap. Hari sudah berganti, dari malam ke pagi.

Suara itu adalah suara Migu, jantung ku hampir mau copot dari tempatnya.

"Kitchen, are you okey!"

Suara itu terdengar khawatir.

Aku masih diam, bukan karena apa. Tapi tenggorokan ku sangat kering menurutku. Aku butuh minum air hangat saat ini.

Aku tidak bisa melihat apa yang dilakukan Migu, tapi kurasakan dia sedang menekan sesuatu lalu bersuara.

"Antar minuman hangat ke sini!" Ucap J.

Setelah itu, Migu kembali memelukku posesif, dan aku baru sadar kalau bukan winnie yang memelukku posesif.

Dan tangan kiri ku, omo!!! Tangan ku tidak bisa digerakkan saking pegalnya.

"Aku tidak bisa memeluk mu setengah-setengah kitchen!" Ucap Migu pada ku

Dia melebihi cenayang pikirku. Bahkan tidak menatap lawan bicaranya saja, dia tahu isi pikirannya. Daebak!!!! Pikirku takjub dalam hati.

Migu melonggarkan pelukannya, hingga wajah kami berdekatan, mata kami beradu, hal itu membuat jantung ku lari marathon di pagi ini. Dan itu tidak baik.

Tangan Migu mulai mengelus lembut wajah ku. Membuat desiran aneh pada diriku.

"Sudah lebih baik!"

Aku bingung mendapat pernyataan seperti itu di pagi hari. Apa aku sakit?! Pikirku lagi.

"Alergi!"

Mendengar itu aku langsung mengalihkan pandanganku dari Migu, merentangkan badanku, mencoba bangkit namun di tahan oleh Migu.

"Berbaring" ucap J tegas.

Dan aku menurut.

Ku angkat tanganku, ternyata masih ada bintik-bintik merah, aku lupa mereka tidak tahu obat alergi ku.

Aku masih melihat keadaan tangan, Migu pun seperti. Hingga suara ketukan mengalihkan pandangan kami.

Klik

Masuklah Maria dengan membawa pesanan Migu, yakni air minum hangat.

Tenggorokan ku sudah meronta ingin di basahi.

Migu bangkit dan duduk, menerima minum yang di sodorkan oleh aunty Maria.

Yoona POV End

Author POV

Misterius ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang