👔Unspeakable: One.👔

23.7K 1.1K 90
                                    


Berhati-hatilah dengan satu pertemuan, siapa yang tau ke depannya akan saling mengenal?

--Unspeakable.


_




     Sebuah motor scoopy berdominasi warna pink dan putih menyalakan lampu sein kiri, membelok melewati gapura SMA NIRWANA.

      "Pagi, Pak!" sapa Jihan pada satpam penuh ceria. Bibir semerah buah ceri itu tak pernah melunturkan senyuman sepanjang jalan, memberi kesan ceria dan imut. Ditambah helm yang senada berwarna pink belel, menunjukkan bahwa sang gadis suka akan warna ini.

     Motor itu terus melaju menuju parkiran motor yang tak begitu jauh. Sambil mencari tempat kosong, Jihan menyapa sesekali teman-teman satu angkatan yang ia kenal. Di ujung baru ia menemukan, Jihan segera berbelok. Memarkirkan motornya rapih.

     "Alhamdulillah, selamat."

    Jihan melepaskan helmnya sebelum turun, meletakkan helm kesayangan dan tercintanya di salah satu spion bulat nan cembung. Menyelam sambil meminum air, Jihan sedikit membungkuk memeriksa keadaan wajahnya.

    "He? Aneh deh, kaca spion itu suka jujur banget kalo muka gue itu jelek," kekehnya seraya mengusap beberapa minyak di area hidung. Padahal masih pagi tapi sudah seperti kertas bekas gorengan, pikirnya.

    "Coba di sini, aahh." Jihan memutar tubuhnya, bercermin di spion motor matic yang ada di samping motornya. "Nah, di sini 'kan keliatan cantik, kekeke."

    Jihan merapihkan tatanan jilbab segi empat yang dilipat menjadi segitiga itu, memajukan sedikit sampai wajahnya terlihat bulat kemudian menyelipkan satu jarum pentul di pucak kerudung. Memang, karena hampir semua siswi SMA Nirwana memakai jilbab. SMA yang terletak di pusat Bandung.

    Ceklek

   Jihan sedikit terkejut saat mendengar suara dari motor yang sedang ia pakai spionnya untuk bercermin. Matanya mengerjap, melihat sosok siswa membuka jok motor itu.

    "Nebeng ngaca, ya?" izin Jihan kembali sibuk di kaca spion.

    Tak terdengar sahutan ataupun jawaban, tapi disusul suara jok kembali terkunci. Bersamaan dengan itu Jihan berdiri tegap, bersiap pergi.

    "E---eeh!" pekiknya kaget karena merasa tercekik. Bola matanya melotot hampir keluar saking kagetnya, dasi yang ia pakai terjepit jok!

    Jihan mencoba menarik dasi abu-abu itu panik, "aduh! Ini gimana?" Dia melirik sekitar, mencari pemilik motor itu begitu gusar. "Oii! Ini, ehh! Aduh, dasi gue kejepit! Woy!"

    Siswa tadi terus berjalan tanpa mendengarkan teriakkan Jihan. Sementara Jihan semakin panik karena upacara akan segera dimulai.

     "Oy! Lo, anak OSIS!" teriak Jihan lagi, dia sempat melihat siswa itu mengambil satu topi khusus anak OSIS saat membuka jok tadi.

     Teriakkan Jihan kini berhasil, siswa tadi berhenti. Perlahan menoleh dan menekuk alis bingung. Dirinya menunjuk dada sendiri, mencari jawaban.

    "Iya, elo!" sungut Jihan frustasi. "Ini tolong bukain, dasi gue kejepit."

    Dengan santai siswa tadi membuka earphone wearlessnya, kembali mendekati Jihan yang sudah berkeringat.

    "Ada masalah?" tanyanya polos.

    Jihan menggertakkan gigi geram, matanya melotot sok galak tapi terlihat imut di siswa tadi.

Unspeakable [Terbit]Where stories live. Discover now