12

10.7K 1.4K 197
                                    

Setelah kejadian tulang keringnya di tendang, Lan Xichen kembali ke perusahaan. Awalnya dia ingin menyusul Jiang Cheng dan makan siang, tapi Lan Wangji menelponnya karena ada sesuatu yang penting. Jadi lah Lan Xichen harus menahan lapar dan rasa nyut-nyut an di kakinya.

Lan Xichen memarkirkan mobilnya, hari ini dia sengaja menyetir sendiri karena ingin makan siang di luar. Padahal kantin perusahaan mereka tidak kalah dengan menu-menu di restaurant Tan Xiang, semua menu di Tan Xiang maupun di perushaan harus lulus seleksi dari dirinya. Lan Xichen juga tau semua nama menu di Tan Xiang dan perusahaannya. Dia juga tau kalo menu yang dia minta ke Jiang Cheng tidak ada, itu hanya akal-akalannya saja agar bisa bicara lebih lama.

Lan Xichen masuk kedalam ruangannya, disana sudah ada Lan Wangji dan Sekretarisnya. Kelihatannya mereka tidak pergi makan siang. Karena Sekretarisnya sendiri sampai sekarang masih belum kembali dari makan siang.

“Sekretaris Li, lama tidak berjumpa.” Lan Xichen menyapa perempuan berambut pendek di samping Lan Wangji. Gaya berpakaiannya sangat berbeda dengan Sekretarisnya, Sekretaris Li benar-benar sangat elegan dan sangat sopan.

“Lama tidak berjumpa, Presdir Lan.” Sekretaris Li membungkuk memberi hormat.

“Apa kalian sudah makan siang?” Tanya Lan Xichen lalu duduk di sofa kerjanya. Lan Wangji menggeleng.

“Wangji, kenapa kau belum makan. Apa kau juga belum makan?” Kali ini Lan Xichen bertanya pada Sekretaris Li.

“Kami belum sempat makan Presdir.” Jawab Sekretaris Li singkat.

“Kalo begitu kita pesan makanan, mau makan di kantin atau pesan dari luar?” Tanya Lan Xichen pada Lan Wangji dan Sekretarisnya.

“Kakak belum makan? Lalu kakak dari mana?” Tanya Lan Wangji penasaran, karena dia pikir kakaknya sudah makan siang. Toh tadi dia juga dari luar kan.

“Aku tadi berencana makan siang, tapi kakak ipar mu mengusir ku.” Lan Xichen mendengus pasrah.

“Kakak pasti melakukan sesuatu kan?” Tanya Lan Wangji menatap kakaknya menuntut.

“Tidak ada, aku tidak melakukan apapun.” Jawan Lan Xichen singkat.

“Sekretaris Li, kau mau makan apa?” Tanya Lan Xichen mengalihkan pembicaraan.

“Saya? Apapun makanannya saya ikut saja.”

“Kalau begitu apa yang sedang diinginkannya?” Tanya Lan Xichen sambil menunjuk perut Sekretaris Li.

“Dia? Kurasa dia ingin makan mie.” Lan Xichen dan Lan Wangji menatap Sekretaris Li yang mengelus perutnya sambil tersenyum.

“Kau benar-benar tidak bertanggung jawab Wangji, kau mau membiarkannya kelaparan?” Lan Xichen benar-benar tidak menduga, jika adiknya lupa akan tanggung jawabnya.

“Maaf kakak, kalo begitu kita pesan mie saja.” Lan Wangji mengeluarkan ponselnya, mencari nomor untuk memesan.

“Ah, aku lupa. Aku hanya punya nomor kakak, paman dan Sekretaris Li saja.” Lan Xichen terperangah mendengarnya, bahkan Lan Wangji tidak menyimpan nomor para Manager dan juga klien mereka.

“Biar saya saja yang memesannya, saya tau restaurant mie enak disekitar sini.” Lan Xichen dan Lan Wangji hanya mengangguk, Sekretaris Li mulai memesan 3 porsi ukuran jumbo dengan beberapa tambahan toping.

“Wangji, bagaimana kau menghubungi para Manager dan Klien?” Lan Wangji melirik Sekretaris Li. Ya Lan Wangji sangat tidak menyukai jika nomor pribadinya menyebar, alhasil dia menyerahkan semuanya pada Sekretaris Li. Sungguh Lan Xichen sangat iri karena adiknya bisa mendapat Sekretaris yang luar biasa.

TRUE LOVE 💕 [END]Where stories live. Discover now