34

11.2K 1.2K 602
                                    

Jiang Cheng kembali ke rumahnya, kakinya sakit karena ia berjalan sepanjang perjalanan dari apartemen Lan Xichen hingga rumahnya. Alasannya adalah Jiang Cheng kabur tanpa membawa ponsel dan juga dompet, ia juga hanya menggunakan alas sendal rumahan milik Lan Xichen yang sangat tipis. Jiang Cheng merutuki kebodohannya sendiri, kenapa ia harus begitu tersiksa seperti ini.

“Ya.. mana mungkin dia menyukai orang kasar seperti ku.” Jiang Cheng yang sedari tadi berbaring di sofa panjang yang bahkan tidak ada empuk-empuknya memaki dirinya sendiri sudah terlena oleh pesona Lan Xichen.

“Apa dia hanya balas dendam karena aku sudah mempermalukannya?” Jiang Cheng menutupi wajahnya dengan boneka ikan parinya. Sesak rasanya, terlebih lagi dirinya sudah memberikan segala sesuatu termasuk tubuhnya. Sex pertamanya dengan si bajingan itu, ciuman pertamanya, bahkan ketika Lan Xichen tidur bersamanya di malam hujan yang sangat deras. Itu pertama kalinya ia bisa tidur tenang di cuaca yang sangat ia takuti.

“Kenapa kau bisa sebodoh itu Jiang Cheng, kau sudah sering di lecehkan. Kenapa bisa kau sebodoh itu.” Jiang Cheng membekap sendiri wajahnya dengan bonekanya, ia sudah tidak tahan lagi. Ia harus marah ke siapa? Ini semua karena kebodohannya sendiri. Jiang Cheng yang sekuat tenaga menahan tangis akhirnya kalah juga. Ia menangis terisak sendirian. Ingin rasanya ia menelpon Wei Wuxian atau JieJienya, tapi ia teringat ponselnya masih berada di kamar Lan Xichen.

“Huft... jangan cengeng sialan.” Jiang Cheng menguatkan dirinya lagi dan lagi. Air mata yang terus mengalir dan ditambah tubuhnya lemas membuat dirinya merasa mengantuk. Biarkan Jiang Cheng beristirahat sebentar.

Konfrensi pers

Lan Xichen dan Lan Wangji datang dengan gagahnya kedalam sebuah ruangan yang sudah dipenuhi oleh wartawan. Lan Xichen yang kini tampil beda dengan setelan yang bisa di katakan lebih santai tanpa takut menghadapi permasalahannya. Ah jangan lupakan penampilan tak kalah tampan dari seorang Lan Wangji, berterimakasihlah pada Wei Wuxian yang bekerja keras membuat aura seorang Lan Wangji bersinar lebih terang dari biasanya.

Semua lampu kamera bagaikan kilatan yang tak henti-hentinya mencoba mengambil foto-foto dari dua orang ternama dihadapan mereka. Lan Xichen berdiri, lalu mengeluarkan alat perekam suara dari kantung jasnya.

“Sebelum menjawab pertanyaan, tolong dengarkan rekaman ini terlebih dahulu.” Lan Xichen menekan tombol play, para wartawan pun bersiap dengan alat tulis atau alat perekam lainnya.

“Tunggu, Presdir Lan. Saya bisa memberikan tawaran yang lebih baik, dengan hanya satu syarat. Presdir Lan aku yakin kau tau tidak ada yang lebih baik dari Qishan Wen dalam pengalaman proyek ini. Aku bisa memberikan penawaran khusus untuk perusahaan anda. Dengan satu syarat-“ Lan Xichen langsung mematikan alat perekam di tangannya. Terimakasih karena Lan Wangji menyuruh supir pribadinya untuk merekam pekerjaan mereka karena terlalu curiga setelah menemuka profil pujaan hatinya di toilet.

“Tentu saja saya tidak setuju dengan ini. Ini adalah penjelasan saya.” Lan Xichen kembali duduk dikursi yang sudah di sediakan.

“Kebohongan Manager Wen akan segera terekspos dengan sendirinya.” Ucap Sekretaris Li berdiri di samping panggung.

“Presdir Lan mengapa anda memiliki rekaman? Bagaimana dengan perkataan di akhir rekaman?” Tanya salah satu wartawan.

“Presdir Lan, banyak rumor yang mengatakan, anda sombong dan kasar pada partner dan klien anda?”

“Lima skandal berhubungan dengan Qishan Wen di beritakan hari ini. Apa itu berhubungan dengan anda?”

“Kami punya kebiasaan setiap pertemuan berjaga-jaga mungkin butuh itu suatu hari. Seperti hari ini. Kami juga akan membiarkan Manager Wen mengambil beberapa foto. Kasar? Saya tidak menyangkal, tapi proyek seperti bangunan dan membangun rumah sakit, saya pikir itu adalah rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan juga tolong untuk tidak mengajukan pertanyaan yang tidak berkaitan dengan konfrensi pers ini.” Jelas Lan Xichen panjang lebar, Lan Wangji? Tetap anteng di samping kakaknya. Ga guna emang Cuma mejeng muka doang.

TRUE LOVE 💕 [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora