Chapter 5

7.3K 104 2
                                    

Juan terbangun saat matahari telah terbenam ke barat lagi. Badannya terasa berat karena malam sebelumnya, ia telah begadang dan menghabiskan bergelas-gelas vodka untuk mengusir pikiran kalutnya saat menatap Sondra tertidur diatas ranjangnya semalaman.
"Ah.." kepala Juan terasa berdenyut sesaat dia bangun dari posisi tidur. Dilihatnya sebelah tempat tidur. Kosong. Sondra telah menghilang. Pastilah dia pergi dengan diam-diam saat Juan tak sadarkan diri.

"Sial!" Umpatnya. Itulah kata pertama dia disore ini. Sembari disibaknya selimut yang menutupi bagian pinggang ke bawah. Celana piyama hitam sudah terpasang disana. Apa Sondra memakaikannya untukku ?

Juan merasa malu sekali dengan pikiran itu. Dia pasti benar-benar tampak payah dihadapan Sondra.

Segera dia beranjak dari tempat tidur dan menuju dapur. Kerongkongannya begitu kering karena alkohol yang dia konsumsi. Diambilnya air putih dari dalam pendingin dan langsung menuangkannya dimulut dengan cepat. Segera wajahnya mengerut sakit saat air dingin itu menyapu dan membasahi kerongkongan. Serta mengembalikan ingatannya detik itu pula. Ingatan bersama Sondra malam itu merangsek masuk ke pikiran Juan.

"BODOH!" Rutuknya pada udara. Harusnya dia tak melakukan hal itu pada Sondra. Harusnya dia membawa wanita itu pulang ke rumahnya daripada membawa ke kamar Juan. Bagaimana sekarang dia akan menghadapi wanita itu ?
Tujuan dia bukan untuk mendapatkan Sondra kembali, ada yang lebih penting. Dia ingin ego masa lalunya terpuaskan. Bukan malah nafsu dalam diri dia.

Juan dan libidonya, tak akan pernah mampu menahan pesona Sondra. Membayangkan kembali bagaimana lekuk tubuh Sondra yang selalu menghipnotis Juan, erangannya, suaranya saat memohon memanggil nama Juan, orgasme dia yang sangat manis, semua sama seperti dulu. CANDU. Saat dia dan Sondra masih bersama untuk melawan dunia.

Dan lalu pikiran Juan teralihkan oleh tato pada pundak Sondra yang tiba-tiba menghancurkan kenangan tersebut. Tato bertuliskan A. Allen dengan emotikon hati di belakang nama itu.

"Jalang." Gumam Juan sarat makna.

********

Keesokan harinya Juan memutuskan untuk datang kekantor pagi sekali. Dia telah melewatkan pagi sebelumnya karena alkohol dan karena Sondra tentunya. Serta alasan utama yaitu karena dia tidak ingin canggung saat memasuki ruang kerja disaat Sondra sudah ada disana. Dia tak ingin mendapati Sondra yang sudah duduk dengan kacamata terpasang dan telah membenamkan wajahnya pada layar komputer. Juan tidak menginginkan hal itu.

Untunglah Sondra belum datang. Batin Juan sesaat melangkahkan kakinya memasuki ruangan. Setumpuk kertas dokumen tertata rapi diatas meja kerja. Begitupula amplop coklat dan beberapa folder. Semua terlihat terorganisir. Tampaknya saat dia masih hangover, Sondra tetap bekerja untuk memenuhi tanggung jawabnya pada perusahaan.

Juan menghela nafas panjang. Seakan udara tak mau memasuki paru-parunya, dia melakukan berkali-kali hingga merasa nyaman dan mulai bekerja. Hingga tanpa sadar kini dia sudah terkonsentrasi penuh pada pekerjaan dan..

"Good morning." Suara seseorang mendistract perhatiannya dari berlembar-lembar kertas, memaksa dia menengadah untuk melihat darimana suara itu berasal.

Dan disanalah Sondra. Berdiri dengan anggun, dengan kecantikan luar biasa. Malah kini lebih bersinar lagi dimata Juan.
It's gonna be a long day , dan Juan sadar itu.

*******

Sepagian ini Sondra sudah tidak ingin berangkat untuk bekerja. Dia tahu bahwa Juan pasti juga akan bekerja hari ini. Dia benar-benar tidak ingin bertemu Juan, tidak ingin merasa canggung dan tidak enak.
Moodnya bertambah buruk saat Louis membuat kepala Sondra makin berdenyut. Subuh tadi Louis datang dengan membawa drama dibelakangnya. Dan pagi ini dia masih belum menghentikan cerita tentang pacar gaynya yang terciduk tengah berciuman di salah satu bar—yang ada dikota, tadi malam.

My Only SunshineWhere stories live. Discover now