Ep 48. Tetangga Depan

5.9K 622 555
                                    

Hari-hari terus berjalan seperti biasanya. Dan kini sudah lebih dari sebulan semenjak pernikahan Taehyun dan Mirae. Keduanya pun kini sudah terbiasa untuk menjalani kehidupan sehari-hari bersama.

Malam ini Mirae lembur, jam telah menunjukkan pukul sembilan malam, dan Mirae baru saja merapihkan berkas-berkas miliknya, bergegas pulang dari kantor. Hari ini Taehyun  tidak bisa menjemputnya, ia masih ada shift hingga jam 10 malam nanti. Jadi, Mirae akan pulang sendiri naik bus.

Setelah mengirim pesan pada suaminya bahwa ia akan bergegas pulang, Mirae pun beranjak mematikan lampu ruangan serta mengunci pintunya. Kemudian ia menyusuri lorong kantor yang sudah sepi itu, menuju ke lift.

Tak lama kemudian, sampailah ia di depan lift umum perusahaan. Menunggu beberapa menit hingga akhirnya pintu lift terbuka, kemudian membawanya ke lantai bawah. Rasanya sungguh tidak mengenakkan, malam-malam begini dalam keadaan kantor yang sudah sepi berada di dalam lift seorang diri. Sudah begitu, lantai kantor Mirae bisa dibilang berada di lantai paling atas, lantai 27 dari 30 lantai yang tersedia.

Kalau dibilang iseng, tentu saja Mirae merasakannya. Apalagi saat beberapa kali pintu lift terbuka, namun tidak ada orang diluarnya. Entah itu makhluk lain yang iseng memainkan tombol lift, atau orang yang menekannya sudah masuk ke lift lainnya.

Mirae mencoba berpikiran positif, namun ia berpikir ulang. Jika seseorang yang menekan tombolnya sudah masuk ke lift lain, maka otomatis tombol berhenti ditempat itu akan mati, itu adalah aturan dari lift diperusahaannya ini. Tapi saat ia berhenti di lantai 24, 12, 6, dan 3 tadi... Itu tidak mungkin kan? Tombol liftnya tidak rusak kan? Itulah yang ada di pikirannya saat ini. Otaknya dipenuhi dengan dugaan-dugaan yang membuatnya merinding sendiri.

Astaga, besok-besok aku tidak mau pulang sendirian seperti ini lagi, batinnya begitu ia keluar dari lift.

Setelah itu, ia pun keluar dari kantor. Menyapa dua orang satpam yang berjaga malam dengan ramah, lalu melanjutkan perjalanannya ke halte bus.

Udara yang terasa begitu dingin kini menusuk kulitnya yang tidak terbalut jaket itu. Ia pun memeluk dirinya sendiri, mencoba menghangatkan dirinya sendiri.

Mobil, motor, dan bus terus berlalu lalang. Namun bus tujuan apartemennya belum juga datang, membuatnya menunggu sedikit lama di halte. Hingga akhirnya kini ia bisa duduk dengan nyaman dibangku bus, menikmati semilir angin sembari menatap gedung-gedung tinggi yang selalu ia lewati ini.

Merasa bosan, Mirae pun menyalakan ponselnya lalu menusukkan earphone bluetoothnya ke masing-masing telinganya.

Setelah sekitar 20 menit duduk berdiam diri di dalam bus, akhirnya kini Mirae sampai di halte tujuannya. Halte bus ini terbilang cukup jauh dari apartemennya, maka dari itu ia berjalan kaki setelahnya.

Dengan earphone yang masih tergantung di telinganya, ia kini menyusuri jalan kecil. Tidak, bukan ke arah apartemennya, melainkan ke arah dimana ada penjual odeng yang ia kenal.

Tiba-tiba saja ia ingin makan odeng, jadi Mirae rasa sekalian saja berjalan membelinya.

Jalanan ini begitu sepi dan penerangannya cukup redup. Sejujurnya, Mirae merasa sedikit takut. Tapi mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur ia sampai setengah jalan menuju tujuannya.

Hingga akhirnya lima meter lagi ia sampai di tujuan, kedai itu ternyata tutup. Dengan kecewa, mau tidak mau ia berbalik arah, menuju ke jalan lain ke arah apartemennya.

Berjalan sembari sesekali mengusap kedua lengannya, Mirae pun menatap lurus jalanan dengan lampu-lampu perumahan rakyat yang tidak begitu terang ini.

Sial kenapa harus berpapasan?, batinnya berucap.

Ya, dihadapannya ini, sekitar tiga meter jaraknya, ia melihat ada seorang berandal yang membawa botol ditangannya.

Tsundere • Kang Taehyun [END] ✔Where stories live. Discover now