08

5.8K 821 15
                                    

*

Renjun bersenandung kecil di dapurnya, tangannya dengan lihai memotong semua bahan bahan yang akan ia masak. Renjun bahagia pagi ini.

Bagaimana tidak?




Ketika matanya terbuka, dirinya mendapati Jeno dan Jaemin berada di samping kanan kirinya. Pantas saja ia bermimpi indah semalam. Iya, semalam sebelum Renjun tertidur. Dirinya menyempatkan waktu untuk menulis.



Renjun begitu merindukan si kembar. Beruntungnya dia, karena permintaannya terwujud.

Jadilah pagi ini dirinya menyiapkan makanan untuk 2 mahluk yang sudah merebut hatinya ini. Si kembar yang tampan.






Renjun tersenyum menatap semua makanan yang ia buat. Kakinya melangkah menuju kamarnya, berniat membangunkan si kembar.




Renjun terkekeh melihat posisi tidur keduanya, saling berhadapan namun terhalang 2 bantal guling. Sengaja Renjun letakan di sana untuk menghindari hal yang tidak di inginkan.








"Nana .. bangunn .."

"Jeno-ya .."


Bibirnya mendecak sebal ketika tak mendapati pergerakan seincipun dari si kembar.

"Bangun sekarang atau aku akan pergi meninggalkan kalian!!"





Renjun tertawa puas ketika ancamannya begitu ampuh untuk membangunkan si kembar yang tampan itu. Jaemin yang tengah mengucek matanya, dan Jeno yang tengah merapikan helaian rambutnya.

"Cuci wajah kalian, aku menunggu di meja makan"

Keduanya mengangguk, membuat Renjun tersenyum senang. Rasanya seperti dirinya memelihara 2 ekor anak anjing bukan? ㅋㅋㅋㅋ








Ucapan selamat pagi dan kecupan di pipi kanan kiri Renjun dapatkan, tentu saja dari si kembar. Dengan cengiran khas Jaemin yang manis, dan senyum bulan sabit matanya Jeno.

"Duduklah, aku membuat ini untuk kalian .. selamat makan"


Ketiganya menikmati sarapan dalam diam, meskipun sesekali meributkan hal kecil. Seperti memperebutkan lauk yang tersisa satu.


"Terimakasih makanannya sayang/honey .."

Renjun harus terbiasa dengan panggilan manis dari si kembar ternyata.










Kini ketiga tengah menonton tivi bersama, dengan Renjun yang berada di tengah tengah si kembar. Bahkan tubuh mungilnya di peluk kanan kiri.

Renjun tidak risih, bahkan hatinya menghangat. Rasanya Renjun begitu berharga dan di cintai dengan tulus oleh si kembar.









"Sayang, ada yang ingin kami bicarakan denganmu .."

Renjun mengalihkan atensinya, menatap Jeno yang kini tengah serius menatapnya.
"Katakanlah .."





Jaemin menyerehkan sebuah kertas kecil berisikan beberapa angka berpadu dengan huruf.
"Apa ini?"

"Alamat rumah kami .."

Terlihat raut terkejut di wajah Renjun.
"Lalu? Kenapa kalia memberikannya padaku?"

Jeno mengisyratakan Jaemin untuk menjelaskannnya secara detail.

"Bisakah kau datang ke rumah kami? Bukankah kau ingin melihat tubuh asli kami yang tengah terbaring koma?"

Renjun menganggukan kepalanya.
"Tapi kenapa di rumah? Bukankah seharusnya kalian berada di rumah sakit?"

Jeno mengusap lembut kepala kesayangannya.
"Ibu kami adalah dokter sayang .."

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Uhmm, bisakah kau mengunjungi ibu kami? Katakan saja kau adalah teman dekat kami. Bisakah?"

Renjun tersenyum menatap Jaemin.
"Tentu Na, akan aku lakukan untuk kalian .."

"Ahh iya sayang, ibu tidak tahu hubunganku bersama Jaemin di masa lalu. Jadi bisakah kau-"

"Tentu! Aku tahu apa yang harus aku lakukan .."









Si kembar tersenyum, beralih menatap Renjun kemudian membawa tubuh mungil itu ke dalam pelukan keduanya sembari bergumam rangkaian kalimat terimakasih.

















Tbc

NoRenMin - Magic Diary BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang