NoRenMin - Magic Diary Book

12

*

"Jadi kau akan tinggal bersamaku?"

Renjun menatap tak percaya melihat Jisung yang semangat menganggukan kepalanya. Kedua tangannya mengacak rambutnya frustasi.

"Kekasihmu kan orang kaya Jisung-ah, kenapa justru kau tinggal bersamaku sih"

Jisung mengerucutkan bibirnya.
"Jadi hyung tidak mau menampungku? Jahat sekali!"

"Bukan seperti itu Jisung, maksudku .. Chenle mungkin akan keberatan"

"Aku tidak keberatan ge .."
Chenle duduk di samping kekasihnya, di sambut rengkuhan dari Jisung. Renjun menatap malas kedua dongsaengnya.

"Baiklah .. terselah kalian. Aku malas berdebat"

Sedangkan Jisung dan Chenle sudah melakukan high five di tempatnya.

"Hyung, kau melamun?"
Renjun menggelengkan kepalanya, menampik pertanyaan dari Jisung yang kini sudah merangkap menjadi adiknya.

"Tapi kau tidak menyentuh makanannya sama sekali. Padahal makanan buatanmu sangat enak .."

"Terimakasih pujiannya Jisung, tapi hyung tidak lapar sekarang .."

Jisung meletakan sumpitnya, matanya menatap lekat Hyungnya yang terlihat sendu dan ada guratan sedih di sana.

"Ada apa hyung? Ayo cerita padaku .."

Renjun menghembuskan nafasnya.
"Aku merindukan Jeno dan Jaemin, aku mengkhawatirkan mereka .."

"Maksudku, kau sudah berada di sini bersama hyung. Begitupula dengan Mark Hyung dan Haechan, aku hanya penasaran dengan apa yang terjadi pada Jeno dan Jaemin, Jisung-ah .."

"Aku tidak bisa memikirkan hal lain selain mereka .. Hatiku sakit menahan rindu .."

Jisung merengkuh tubuh lemah itu ke dalam pelukannya, mengusap lembut punggung yang tengah terisak itu.
"Jangan menangis hyung .. Besok aku temani ke rumah mereka yah .. Bagaiaman humm?"

Renjun menatap Jisung ..
"Kau mau mengantar hyung?"

"Tentu saja! Aku harus menjagamu mulai sekarang hyung, jangan menangis lagi .."

Renjun menganggukan kepalanya, menghapus air matanya lembut.

Renjun terlihat ragu menatap pintu di hadapannya, tepukan lembut dari Jisung menyadarkannya. Renjun mengumpulkan semua keberanian yang ia miliki.

Tok tok
Tok

Tepat setelah ketukan ketiga berakhir, pintu terbuka menampilan wanita cantik yang menyambutnya dengan senyuman hangat.

"Renjun .. selamat datang sayang .."

"Terimakasih bibi .."

Bibi Na memeluk tubuhnya sekilas, matanya melirik Jisung.
"Ini Jisung adikku bibi .."

Bibi Na mempersilahkan keduanya untuk masuk, tangan Renjun masih berada dalam genggaman bibi Na.
"Uhm bibi, sebenarnya Renjun datang kemari untuk menjenguk kedua putra bibi .."

"Bibi tau sayang, ikutlah .. Renjun pasti akan sangat terkejut nanti"

Renjun menatap tak percaya pemandangan di depannya, si kembar yang ia rindukan tengah berada di ranjang dengan ponsel di tangan mereka masing masing.

Air matanya lolos begitu saja, ia menutup mulutnya. Menahan suara isakan yang mungkin bisa saja ia keluarkan.

Renjun berjalan mendekati keduanya, jantungnya berdegup tidak biasa. Ada rasa senang sekaligus sedih yang ia rasakan.

"Jeno-ya, Jaemin-ah .."

Si kembar menghentikan kegiatannya, beralih menatap sosok mungil di hadapannya. Si kembar terlihat begitu bingung.
"Hey, siapa kau? Kenapa bisa masuk ke kamar kami?"

Renjun terkejut, Jeno tidak mengenali dirinya. Air matanya jatuh kembali, beralih menatap Jaemin yang justru menatapnya penuh curiga.
"Eomma, kenapa ada orang lain di kamar kami .. eomma .."

Renjun menutup mulutnya, memundurkan kakinya beberapa langkah. Tubuhnya menabrak seseorang lain di belakangnya.

"Astaga Renjun, kenapa menangis sayang .."

Renjun menggelengkan kepalanya ..
"Maafkan Renjun bibi, Renjun permisi untuk pulang sejarang.."

Renjun membungkukan tubuhnya sopan, kakinya bergegas meninggalkan rumah si kembar. Renjun menggelengkan kepalanya, menolak fakta bahwa yang ia cintai tidak mengingatnya sama sekali.

Renjun mengabaikan runtunan pertanyaan dari Jisung, dirinya hanya ingin segera pulang. Tubuhnya harus segera di istirahatkan, begitupula dengan hatinya.

"Apa kita tidak keterlaluan? Aku tidak tahan melihatnya menangis .."

"Biarkan saja dulu .."

Tbc ..