50. Jangan Hilangkan Dia

5.3K 515 192
                                    

Dear Semesta, kenapa harus seperti ini jalan cinta yang Kau tulis untuku?
Aku telah bahagia dengan dia, hannya satu pintaku. Jangan hilangkan dia dari hidupku.

• Naufalyn Alisha Rabbani•












🌺 Happy Reading 🌺







Kaki Alisha bergetar hebat kala menginjakan kaki di Rumah Sakit Medika. Bayangan buruk  akan kondisi Ali memenuhi otaknya.

Bagaimana dia tidak berpikiran negatif, jika sesaat sebelum ke Rumah Sakit, Alisha datang ke lokasi kecelakaan bersama Ayah mertuanya. Melihat kondisi mobil Ali yang remuk tak berbentuk. Bahkan bekas darah korban kecelakaan berceceran di lokasi kejadian, terlebih di aspal dekat mobil Ali.

Alisha beristigfar sepanjang jalan dia berharap jika Ali akan baik-baik saja meski hanya kecil kemungkinan.

"Kamu kuat?" tanya Rasyid sambil menatap wajah sang menantu yang sedari tadi basah karena air mata. Alisha mengangguk pelan.

Sanggup tidak sanggup, dia harus menerima kondisi yang akan dihadapinya.

Rasyid dan Alisha memang lebih dulu datang, sedangkan Fariha dan keluarga yang lain masih dalam perjalanan menuju RS Medika.

Rasyid menggiring Alisha menuju ruang IGD. Detak jantung Rasyid juga sudah tidak bisa dikontrol, rasa takut kehilangan sang putra melanda dirinya.

"Ayah?" Alisha menghentikan langkahnya saat ruangan bertulislan IGD nampak dalam penglihatannya.

Air mata Alisha kembali membanjiri kedua pipi chubbynya. Pipi yang selama ini membuat Ali gemas dan tak bisa menahan jika tidak mencium dan menggigitnya.

"Nak?" Rasyid menatap nanar ke arah menantunya yang kembali menangis.

"Kalau Mas Al——"

"Qodarullah, nak," jawab Rasyid untuk menenangkan Alisha.

"Hiks... Hiks... Kalau Mas Al gak selamat gimana, Yah? Whaaaaaa!!!! Hiks...hiks..." tangis Alisha pecah begitu saja. Semua orang-orang yang ada di sana ikut bersimpati.

Rasyid menepuk pelan bahu Alisha, menenangkan sang menantu sebisanya.

Tak lama dari itu, terlihat dokter laki-laki muda keluar dari ruang IGD. Rasyid menggiring Alisha untuk menemui sang dokter.

"Dok, bagaimana kondisi anak saya?" tanya Rasyid pada dokter yang bernama Ayman.

"Bapak, Ayah dari korban laki-laki atau perempuan?" Rasyid mengerutkan dahinya.

"Jadi korban di dalam mobil itu?"

"Ada dua korban di dalam mobil, satu laki-laki dan satu perempuan," ucap dokter Ayman--selaku dokter IGD.

Alisha menutup mulutnya tidak percaya, Ali mengatakan jika dia pergi seorang diri, tidak dengan rekan kerjanya, apalagi dengan seorang perempuan.

"Bagaimana kondisi mereka dok?" tanya Rasyid, dan mencoba mengesampingkan perempuan yang dokter Ayman maksud.

"Keduanya kritis."

Dear Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang