Love 12: Moonlight Kiss

6.2K 304 8
                                    

“Ahh.”

Aku mendesah sakit. Bukan hanya kakiku. Rasa sakit itu menyebar sampai ke seluruh tubuhku. Rasanya seperti kesemutan. Apalagi setelah aku mengalami mimpi aneh tadi. Ini buruk. Kepalaku pening dan tubuhku menggigil. Hawa dinginnya malam masih mengikatku— membuat tubuhku kesusahan untuk bergerak. Aku bangun dari pelukan Justin.

“Kita dimana?” Tanyaku dengan suara parau.

“Sssh..” Desisnya. “kakimu terkilir tadi. Dan kau pingsan. Kita harus istirahat sekarang.”

Justin membantuku bersandar pada pohon tadi. Dia melepas jaket hitamnya dan menyelimutkannya padaku. Tubuhku merasa agak lebih hangat karena itu. Yah, setidaknya aku tidak terserang hipotermia karena terus-terusan di udara malam. Kalian tahu, aku bukan tipe orang yang tahan penyakit.

Aku menatap kearah kakiku yang mengeluarkan setetes darah. Dengan cepat Justin menghapusnya. Aku meringis kecil ketika dia membersihkan luka di kakiku dengan sapu tangannya.

“Ini akan sedikit sakit. Tapi ini penting.” Katanya. “Darah akan membuat vampire lain mengetahui keberadaan kita.”

Aku memangut menatapi tangannya yang sibuk membungkus pergelangan kakiku yang terluka.

“Kau sendiri? Apa kau tidak merasakan haus darah?”

Justin tersenyum tipis menatapku. “Yeah, tentu. Semua vampire merasakannya. Tetapi aku dapat mengatasinya. Aku tidak mau meminum darah mate ku sendiri.”

Aku mengangkat alis. “Bagaimana bisa?”

“Pil darah. Kau seharusnya pernah mendengarnya.”

“tentu,” jawabku cepat. “Kau tidak mengkonsumsi darah manusia murni?”

“Tidak untuk beberapa hari belakangan ini.” Katanya. Dia tersenyum kecut. “Aku mengkonsumsi pil darah lebih banyak dari yang seharusnya.”

“Itu bagus. Mengapa tidak semua vampire melakukannya?” tanyaku. Aku sedikit meringis ketika dia mengencangkan kain yang melilit kakiku.

Justin menatapku. “itu terlalu beresiko. Terlalu banyak mengkonsumsi pil darah dapat membunuh seorang vampire.”

Aku terdiam. Justin kembali sibuk dengan pergelangan kakiku. Aku tidak bisa membayangkan Justin membunuh seseorang lalu meminum darahnya. Itu mengerikan. Apalagi orang yang dibunuhnya adalah aku. Tidak, tidak.

Oh demi neptunus. Berhenti meracau Alyssa.

Justin telah menyelesaikan pekerjaannya. Aku menarik nafas panjang— membuat uap-uap putih berhamburan keluar dari mulutku. Aku kembali mengingat-ingat mimpiku. Rasanya aneh, melihat diriku sendiri ketika berumur empat tahun yang membunuh seorang wanita vampire. Dan itu sama sekali tidak mungkin. Tidak mungkin. Seumur hidup aku belum pernah membunuh orang, apalagi vampire. Aku saja baru menyadari tentang adanya vampire sejak kemarin malam. Ini mengerikan. Bagaimana bisa?

Justin menyandarkan tubuhku di bahunya. Memelukku erat.

“Mimpi buruk?” Tanyanya.

Aku menghela nafas. “Tidak.”

Rasanya aneh. Aku berbohong padanya. Tentu saja.

“Kau bohong.” Kata Justin singkat. Dia mengangkat alisnya. “Aku tahu. Walaupun aku tidak bisa membaca pikiranmu.”

“Lucu. Tapi aku jujur, Justin. Lagipula apapun mimpiku. Itu sama sekali tidak penting untukmu. Itu hanyalah bunga tidur, benar? Jadi kau tidak perlu se-khawatir itu.” Aku tertawa sumbang.

The Half AngelWhere stories live. Discover now