Part 26

19 3 0
                                    

HAPPY READING.....

Abay bernafas lega saat mobil merah kesayangannya tak jadi menghantam tubuh dua orang yang muncul secara mendadak didepan mobilnya.
Matanya memicing saat mengenali kedua orang itu, dia pun buru-buru membuka pintu mobilnya dan keluar menemui keduanya.

"Apa kalian hantu, mun...," Abay terdiam melihat seberapa berantakannya kedua orang dihadapannya.

"Apa yang terjadi?" Weni dan Lia pun menatap Abay dengan pandangan yang membuat pria itu bergidik ngeri.

"Pak Abay tolong kami." Ujar Weni. Abay mengerutkan kening bingung.

"Tolong apa? Dan apa yang kalian lakuin ditengah jalan yang sepi kek gini." Tanya Abay. Weni menarik nafas sebelum menjelaskan pada Abay.

"Tolong selamatin Bathari Pak, dia dibawa orang...." Abay terkejut mendengar hal itu. Kemudian mengalirlah cerita dari Weni sampai akhirnya dia dan Lia yang hampir ditabrak mobil bosnya itu.

"Selamatin Bathari Pak, kami mohon." Kini Lia mengatupkan kedua tangannya didepan dada memohon pada Abay. Weni pun begitu, keduanya juga memasang wajah memohon.

Abay menghela nafas melihat keduanya.
"Tanpa kalian memohon saya akan melakukannya." Keduanya begitu senang mendengarnya.

"Bapak tidak bohongkan?" Abay lagi-lagi menghela nafas, tetapi tetap mengangguk mantap.

"Kalau begitu saya hafal plat mobilnya Pak." Ujar Weni, Lia menatap Weni tak percaya.

"Kau serius Wen ?" Weni mengangguk.

"Bagus kalau begitu. Kirim plat nomer itu ke nomor saya. Sekarang biar saya antar kalian pulang." Weni dan Lia pun mengangguk dan mengikuti Abay masuk ke mobil pria itu.

Mobil pun membelah jalan yang sunyi. Setelah menempuh waktu satu jam, Abay pun akhirnya selesai mengantarkan dua kariyawannya pulang dengan selamat.

Abay pun sampai dirumah megahnya, dia buru-buru masuk keruang kerjanya. Sesampainya di ruang kerjanya, dia langsung duduk di kursinya. Membuka notifikasi yang baru saja masuk ke ponsel. Notifikasi dari Weni yang memberitahu tentang plat mobil yang membawa Bathari, kariyawan sekaligus sahabat Jenar.

Abay langsung menghubungi tangan kanannya untuk melacak keberadaan mobil yang membawa gadis itu. Dia meminta orang kepercayaannya untuk segera memberitahukan titik lokasi mobil itu begitu  mengetahuinya.

Dilain tempat.
"Jaga gadis itu, besok bos akan kemari." Ujarnya pada ketiga anak buahnya, dan dibalas anggukan oleh ketiganya. Dia pun langsung melenggang pergi untuk melapor pada seseorang yang disebut sebagai bos.

Sedangkan Bathari, dia masih tidak sadarkan diri bahkan dia sekarang dalam posisi bersandar pada sebuah tiang dengan kedua tangan yang sudah diikat kebelakang, juga kedua kaki yang diikat.

Pagi menjelang, cahaya matahari menerobos masuk melalui jendela yang sudah tua. Bathari perlahan membuka matanya hingga terbuka sempurna, dia menelisik sekelilingnya. Saat menyadari dirinya bukan berada di kosan, dia teringat kalau tadi malam dia dikejar oleh dua orang dan berakhir tertangkap, seketika dia pun langsung membrotak namun dia melihat kaki dan kedua tangannya terikat.

Apa Mbak Weni dan Lia juga tertangkap? Kalau iya dimana mereka berdua ditahan. Kenapa disini hanya ada dia sendirian dan dimana orang-orang yang semalam mengejarnya. Apa mereka semua sudah pergi, begitu mendengar suara decitan pintu terbuka, Bathari buru-buru menutup matanya kembali, seolah dia masih belum sadarkan diri.

Pikirannya masih melayang memikirkan keadaan Weni dan
Lia. Ia harapan kedua orang itu selamat.

Dua orang penjaga pun masuk, dia berjongkok tepat dihadapan Bathari dan melirik temannya yang berdiri disampingnya.

Sacrifice in Love ( SIL )Donde viven las historias. Descúbrelo ahora