===001===

104 18 23
                                    

Minggu, 16 Februari 2020 08:15 a.m.

Mentari sudah terbit lebih dari dua jam yang lalu, tapi si pria bertubuh jangkung itu tidak nampak akan bangun dari tidurnya. Bahkan terusik pun tidak. Padahal cahaya matahari berlomba-lomba untuk masuk ke dalam kamarnya yang masih gelap itu melalui celah manapun yang bisa dilaluinya. Bagaimana bisa dia bangun awal sedangkan dia saja baru bisa kembali tidur saat waktu sudah menunjukkan pukul 4 dini hari.

PRANGG!!

Terdengar 'sedikit' kekacauan di bagian rumahnya yang lain. Tapi tetap saja pria tersebut tidak terusik dari tidurnya. Dia hanya sedikit menggeliat lalu kembali tertidur setelah menemukan posisi ternyamannya. Belum ada lima belas menit hening, tiba-tiba terdengar suara tangisan yang sangat nyaring dari luar kamar. Hal tersebut membuat si pria jangkung itu terperanjat dari tidurnya dengan nafas terengah engah dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan. Rambut pirangnya yang sudah mulai panjang terurai berantakan. Dia hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan. Tetapi dia bergegas menghapiri sumber 'kekacauan' itu.

"astaga, kenapa berantakan begini?' ucapnya setenang mungkin agar dua bocah yang sedang menangis itu tidak terkejut dan menangis semakin kencang. Dia pun menghampiri salah satu bocah yang kini sedang terduduk di lantai dapurnya yang kini berantakan. Butiran sereal, genangan air susu, beberapa peralatan makan. Dan apa ini lengket-lengket yang kini mengenai telapak kakinya, dan yeah ternyata selai strawberry mungkin. Apa sekarang rampok sekarang menyerang dapur juga ya, pikirnya sesaat. Lalu dia mengusap si kecil yang sedang terisak dengan benjol cukup besar didahinya, matanya memerah dan sangat berair. Lalu dipeluknya anak itu, tapi yang ditanya hanya bisa terisak.

"hei kenapa jagoan? Jatuh?" ucapnya sambil mengusap pipi gembil si kecil, dan dia pun menggangguk.

"tadi el hiks mau ambil celai tapi nda campe dad hiks. Abang al hiks nda mau ambilin" jawabnya sambil menahan tangis.

"ish abang lagi bikin celeal tauuu, maca halus ambilin buat el" ucap bocah yang kini sedang duduk dengan kesal di atas meja makan. Sang pria pun hanya tersenyum lalu menggendong kedua jagoannya.

"kalau lapar harusnya kalian bilang dad oke? Kalian masih kecil. Daddy gamau kalian kenapa-kenapa" ucapnya sambil mengecupi pipi keduanya. Dan si kecil yang bernama Al dan El itu hanya mengangguk patuh.

"nah gitu dong pinter. Ayo kita sarapan, habis itu mandi. Katanya mau jalan jalan hum" ucapnya lagi yang dibalas dengan sorakan riang dari si kecil.

=== Destiny ===

Minggu, 16 Februari 2020 10:00 a.m.

Tepat pukul sepuluh pagi akhirnya mereka selesai bersiap siap. Cakra akan menepati janjinya untuk mengajak kedua putra nya itu untuk berjalan jalan ke taman bermain. Karena beberapa bulan belakangan ini Cakra jarang memiliki waktu untuk keluarganya.

Cakra terlalu sibuk dengan proyeknya. Bagaimana pun dia hanya tinggal sendiri. Tidak ada tempat untuk bergantung bukan? Tapi Cakra berhasil membuktikan kalau dia bisa bertahan hidup tanpa kedua orangtuanya selama lima tahun belakangan ini. Dia dapat hidup dengan sangat baik dengan kedua putranya yang baru saja akan menginjak usia 4 tahun itu.

"Sudah siap sayang?" Tanya Cakra pada kedua anaknya yang kini sudah berpakaian rapi sembari membawa ransel di punggungnya. Dan bisa ditebak isi dari tas mereka hanya mainan, jadinya Cakra harus membawa tas yang cukup besar untuk membawa perlengkapan kedua anaknya itu.

"Siap daddy!!!" Ucap Al dan El bersamaan dan penuh semangat. Cakra hanya bisa tersenyum melihat tingkah kedua jagoannya itu. Memang cukup hal kecil saja untuk membahagiakan mereka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 13, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

DestinyWhere stories live. Discover now