Prolog

40 11 3
                                    


Jarak sudah semakin jauh.

Empati dan simpati tak kunjung kutemukan.

Namun dia kembali.

Naas, dia datang sambil mengulurkan tangan.

Ia selalu bilang "semua akan baik-baik saja"

Tapi mana?

Aku hanya ingin bahagia tanpa mempedulikan kata mereka.



Coba dulu, aku tak begini.

Akhirnya pasti tak serumit ini.

Segala pahit di hati semakin membuatku sesak.

Meskipun semuanya kuhadapi sendiri.

Ini sungguh menyakitkan.

Rahasia yang tadinya aku tutup rapat

Akhirnya pun bisa ditebak.


Hanya satu keinginanku.

Aku berdiri kokoh dengan kakiku sendiri dan tersenyum cerah.

Rasanya sungguh sulit.

Untuk sekarang, ataupun besok masih belum kutemukan juga titik terangnya.

LongitudinalWhere stories live. Discover now