Mukjizat

641 58 0
                                    

"Dokter lihat, detak jantung pasien kembali normal" teriak seorang suster.

Krystal langsung memeluk erat Kai.

"Bertahanlah, Kai"

"Maaf nona, kau harus keluar"

Krystal mengecup kening Kai.

"Bertahanlah, aku mencintaimu" bisiknya.

Krystal menunggu Kai dengan cemas di depan ruangan.

Hampir setengah jam dokter memeriksa keadaan Kai.

Tak lama pintu terbuka.

"Bagaimana dok, keadaanya?"

"Ini benar-benar suatu mukjizat dari Tuhan, kondisi pasien berangsur membaik, dia telah melewati masa kritisnya"

"Terimakasih Tuhan"

"Dok, apa boleh aku menemuinya"

"Silakan nona, tapi jangan mengganggunya dulu, dia masih harus banyak istirahat"

Krystal mengangguk, dia masuk ke ruangan Kai dengan hati yang sangat bahagia, dia duduk di tepi ranjang Kai dan mengenggam erat tangan Kai dan menciumnya.

"Terimakasih Tuhan, terimakasih kau telah sembuhkan Kai"

Kai perlahan membuka matanya, dia terkejut saat melihat Krystal yang tengah menangis di sampingnya.

Kai menggelengkan kepalanya.

"Jangan menangis" ucapnya pelan.

Krystal mendekat ke wajah Kai, dan mencium pipi Kai.

"Aku sangat mencintaimu, Kai. Sangat" isaknya.

Kai mendekap kepala Krystal ke dalam dada bidangnya itu.

"Aku juga mencintaimu, Krys"

"Aku tidak mau kehilanganmu, Kai"

"Aku kan hanya cadanganmu saja" ledeknya.

"Sekarang kau pemain intinya Kai, bukan cadangan lagi"

Kai tersenyum.

"Benarkah?"

Krystal hanya mengangguk.

"Terimakasih Krys"

Krystal memeluk Kai dengan erat. Dia sangat nyaman memeluk Kai.

***

"Apa kalian semua tidak bisa kerja, hah? Kalian aku suruh untuk menculik Krystal saja tidak bisa" ucap Myungsoo geram.

"Maaf bos, tapi ada seseorang yang membantunya, seorang pria. Dia bahkan jago berkelahi, kita hampir kewalahan"

"Dasar payah kalian!" teriak Myungsoo.

"Tapi bos, kita berhasil membuat pria itu terluka"

"Kenapa tidak sekalian kau bunuh saja dia"

Preman itu menundukkan kepalanya.

"Pergi kalian dari sini, aku muak melihat wajah kalian" bentak Myungsoo.

Myungsoo mengepalkan tangannya dan menggebrak mejanya kencang.

"Aku akan menghabisimu Kai, tak akan aku biarkan orang lain mendapatkan Krystalku"

***

"Lagi, Kai.. Sedikit lagi.. Ayo buka mulutmu"

"Tidak Krystal, aku sudah sangat kenyang. Sudah cukup"

Krystal hanya merenggut kesal.

"Hei sayangku, kau kenapa? Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu hah?"

Krystal memanyunkan bibirnya.

CUUPPP

Krystal membulatkan matanya saat Kai mencium bibirnya. Dia langsung mendorong tubuh Kai.

"Aawww" rintih Kai.

"Eh.. Maaf Kai"

Kai terus mengelus punggungnya.

"Maaf"

"Kau kasar sekali Krystal" kesalnya.

"Lagian siapa suruh kau nakal, seenaknya saja menciumku"

Kai hanya terkekeh geli.

"Makanya jangan memancingku untuk mencium bibirmu Krys, ku pikir kau memang meminta cium karena kau memayunkan bibirmu" kekeh Kai.

Krystal hanya mendengus kesal.

"Maafkan aku sayang"

Krystal mendekap tubuh Kai.

"Kai, maafkan aku"

"Maaf? Untuk apa?"

"Semuanya, mungkin sikapku dulu membuatmu sakit hati"

Kai mengeratkan pelukannya.

"Ssttt sudah lupakan, sekarang aku bahagia kau sudah menyadari semuanya"

"Aku sangat mencintamu, Krys"

"Aku juga mencintaimu, Kai"

***

FLASHBACK

"Kai.. Jangan pergi.. Kau mau kemana Kai?" teriak Krystal.

Tapi Kai hanya memutar tubuhnya dan tersenyum, dia lalu melangkahkan kakinya menuju ke sumber cahaya itu.

"Kai.. Ku mohon jangan pergi. Apa kau tak mencintaiku lagi Kai? Kai kembali.. Ku mohon Kai.." teriak Krystal.

Kai semakin mendekat ke cahaya putih itu.

"Kai... Aku mencintaimu Kai.. Kau akan menjadi yang pertama di hatiku Kai"

Kai tersenyum, dia memutar kembali tubuhnya. Perlahan cahaya putih itu menghilang, dan dia merasakan sangat gelap.

***

"Aku bisa mendengar saat kau selalu meneriakkan namaku, Krystal. Aku bertahan karena dirimu"

Krystal hanya tersenyum, dia nyaman memeluk Kainya seperti ini.

Seseorang memperhatikan mereka dan mengepalkan tangannya.

"Akan aku buat kau mati Kai, tak kan ada yang bisa memiliki Krystal selain aku"

Pria itu melangkahkan kakinya meninggalkan KAISTAL.

To be continued....

JUST FOR MEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora