Bertengkar

1.2K 196 11
                                    

Keumdong dan Minhee berjalan beriringan menuju perpustakaan.

Ia ingin mencari satu buku penting, untuk melancarkan rencananya

Dengan alasan ibunya ia bisa membohongi Yunseong yang tidak pintar dan tidak juga bodoh itu.

Intinya Keumdong lebih pintar.

"Lo mau nyari buku apa?" Tanya Minhee yang sedari tadi diam membiarkan kesunyian mengiringi langkah mereka.

"Buku bersampul pohon besar berwarna hitam"

Minhee merasa tidak asing dengan bukunya, atau hanya perasaannya saja? Buku seperti itu kan banyak di perpustakaan seluas ini.

Minhee dan Keumdong berpencar mencari buku itu, selama satu jam Keumdong masih berkeliling mencari buku itu dengan teliti. Sementara Minhee sudah menumpuk hampir 20 buku dengan sampul yang di bilang Keumdong diatas meja.

Minhee lelah, ia duduk dikursi sambil mengelap wajahnya yang penuh keringat. Ruangan luas itu sangat panas walaupun banyak jendelanya, lagian Ac tidak ada didunia itu.

Keumdong menghentikan aktivitasnya, ia juga menghampiri Minhee dan duduk disebelahnya.

"Buku sebanyak ini lo kumpulin dari tadi?" Tanya Keumdong tak percaya.

Minhee mengangguk lesu.

"Gua kan gak tau bukunya yang mana, jadi ya gua ambil aja semua buku yang ciri nya kayak yang lo bilang" jawab Minhee

Keumdong tersenyum gemas, Minhee mau membantunya sekeras ini. Padahal rencananya ini bisa saja menjauhkan dia dari Yunseong. Keumdong tahu dengan jelas.

Minhee mulai suka sama Yunseong.

"Makasih ya, udah mau ngumpulin ini" ucap Keumdong, kedua tangannya bergerak dengan lincah mencari buku itu.

Semua buku sudah ia periksa, namun ia masih tak menemukan buku yang ia cari.

"Gimana, ada?" Tanya Minhee ketika melihat wajah sayu Keumdong.

Keumdong mengangguk.

"Yaudah, besok kan lo bisa cari lagi. Bilang aja sama Ratu, kalau bukunya belum ketemu" saran Minhee.

Keumdong mengangguk, ia juga senang dengan saran Minhee. Besok ia bisa datang dan berduaan lagi dengan Minhee

Setelah Keumdong pulang, Minhee menyusul Yunseong dan Reito dikamarnya.

Hal pertama yang ia lihat setelah membuka pintu kamarnya adalah, Yunseong yang tertidur sambil memeluk Reito yang juga terlelap.

Minhee melangkah pelan, tak ingin keduanya terbangun dengan langkahnya. Cowok itu menaikan selimut Yunseong dan Reito lalu keluar.

Setelah sekian lama ia hidup didunia itu, Minhee masih belum tahu persis seluk beluk kerajaan. Tempat yang ia tahu hanya taman, ruang makan, kamar, dan ruang pertemuan dengan pengeran Jinhyuk.

Cowok itu berhenti didepan bangunan besar yang terpisah dari bangunan utama kerajaan. Minhee baru pertama kali ketempat itu jadi rasa penasarannya cukup tinggi.

"Tempat apa ini?" Gumamnya.

Baru saja ia akan membuka pintu, namun suara dan langkah kaki dari dalam mendekat kearahnya. Buru buru Minhee bersembunyi di semak semak tebal didepan bangunan itu.

Ia bisa melihat sang Ratu berjalan bersisian dengan seorang pengawal khususnya. Mereka nampak membicarakan hal yang penting.

"Tuan Putri Mini sudah ditemukan Ratu, ia dalam keadaan tak sadarkan diri. Semua tabib sudah dikerahkan oleh kerajaan, namun belum ada yang bisa menyembuhkannya"

"Lalu bagaimana dengan anak ku Ryunseong? Apa dia juga sudah ditemukan?"

"Belum Ratu, kami belum bisa mengetahui keberadaan pangeran. Satu satunya orang yang tahu adalah tuan Putri Mini"

"Iya. Kamu benar. Sekarang kerahkan semua tabib terbaik untuk menyembuhkan putri Mini"

"Baik Ratu!"

Okeh, Minhee tahu sekarang!

Ia kembali ke kamarnya dengan niat. "Yunseong harus tahu hal ini!"

Ia membuka pintu kamarnya dengan keras yang untung saja tidak membangunkan Reito yang masih terlelap.

"Lo apa apaan sih Minhee, kalau Reito kebangun gimana?" Omel Yunseong yang sudah terbangun karena kaget.

"Ada hal penting yang harus lo tahu?" Ucap Minhee serius.

Sebelum berbicara, Minhee kembali memastikan keadaan diluar kamar yang sedang sepi dan mengunci pintunya.

"Lo ngajakin gua buat adek nya Reito ya?" Tanya Yunseong yang sudah mesem mesem sendiri.

"Goblok! Sini lo" Minhee menarik Yunseong disudut kamarnya agar Reito tak terbangun karena pembicaraan mereka yang justru disalah artikan oleh Yunseong.

Wajah Yunseong tak berubah sejak tadi, malah seperti orang mesum dimata Minhee.

"Gua mau ngasih tahu hal yang penting banget sama lo, dan ini bukan soal adik Reito"

Wajah Yunseong berubah, kembali ke wajah asli Yunseong yang seperti tak punya semangat hidup.

"Gua tadi ketemu Ratu, dan gak sengaja ngedenger pembicaraan ratu sama pengawal pribadinya. Mereka bilang, putri Mini sudah ditemukan dan pangeran Ryunseong belum di temukan"

"Maksud lo?"

Minhee greget sendiri. Ia menghela nafas panjang.

"Putri Mini dan Pangeran Ryunseong adalah orang tua kandung Reito. Gua sama lo hanya dua orang yang kebetulan mirip sama orang tua Reito. Paham?"

"Gak usah aneh aneh deh Hee, jelas jelas Reito anak kita. Anak kita" jelas Yunseong membantah.

"Yunseong, lo masih belum sadar dari pengaruh kopi itu?" Minhee makin frustasi.

"Kopi apa? Udah deh Hee, mungkin lo capek jadi ngawur terus"

"Yunseong gua gak ngawur, jelas jelas gua deng..."

"MINHEE!"

Karena sangat kesal Yunseong membentak Minhee hingga Reito bangun dan menangis karena kaget.

"Jangan pernah bicara omong kosong lagi, mendingan lo pergi dari sini sekarang" nada suara Yunseong berbeda kali ini, nada nya sangat datar dan dingin hingga tak sadar nengusir Minhee.

"Okehh, gua bakal pergi. Gua bisa balik sendiri dan gua gak butuh lo, gua benci lo Hwang Yunseong!"

Yunseong berdiri mematung ia melihat Minhee yang sudah berlari keluar, Yunseong ingin mengejarnya sangat, namun kakinya terasa seperti jeli yang langsung membuatnya terduduk dilantai.

Tangis Yunseong pecah menyusul Reito yang sedari tadi masih menangis.

.

Kasian si Yunseong atau si Minhee?

Weird | Hwangmini+Reito ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora