3. 𝓗𝓲𝓽 𝓪𝓷𝓭 𝓡𝓾𝓷

400 66 1
                                    

"TERIMA KASIH Pak!" Kami undur diri dari pos satpam perusahaan BUMN yang bergerak dalam pemenuhan sumber daya migas di kota ini. Badanku yang masih bergetar naik keatas motor yang kini dibonceng Iska. Keluar dari lingkungan khusus kantor itu.

"Mana lagi kira-kira Ron."kami berhenti setelah benar-benar keluar dari sana. Sebuah motor besar berhenti disampingku.

"Gue baru dari Volvo dan mereka ngelak kalau emang ada yang baru aja nabrak orang. Gue juga udah minta salinan cctv carry mereka."ujar Aron yang membuka kaca helmnya.

Ini semua gara-gara aku, coba aja aku ngga panik waktu Mahdi jatuh ketabrak. Pasti aku udah bisa berhentiin pelaku tabrak lari itu dengan memfoto nomor kendaraannya. Bahkan kepala Siva tadi udah nyaris kelindes karna deket banget ama roda ban. Dan aku satu-satunya yang selamat dari kejadian tadi karena bawa motor niki paling belakang, sedangkan Fita dan niki juga ikut jatuh karena mengerem agar tidak menabrak Siva dan Mahdi.

Tabrakan beruntun itu tepat terjadi didepan mataku hingga aku shock dan terdiam. Tak ingin berlama-lama menyalahkan situasi, kami cukup beruntung karena warga sekitar jalan ikut membantu memindahkan motor Fita, Siva dan Mahdi ke badan jalan. Sedangkan aku sibuk membelikan air untuk mereka pasti mereka juga kaget sama sepertiku. Apalagi Mahdi yang benar-benar terluka didaerah perut dan Fita yang lututnya luka karena tergores aspal.

"Rona!" Suara Iska mengejutkanku.

"Jadi gimana? Tetap lanjut apa lihat kondisi anak-anak"tanya Aron dibalik helmnya. Aku diam bingung aku masih merasa bersalah karena tak bisa menemukan pelaku tadi.

"Kita liat mereka dulu yuk, lagian kita udah keliling daerah sini dan datangin 3 perusahaan yang punya seragam kerja yang Rona maksud, tapi nihil kalo emang ngga bisa ketemu, yah keknya kita ditegur suru rehat dulu."Aron mengintrupsi dan aku masi saja diam.

"Yaudah kita ke warung tadi aja, abis itu antar gue ambil motor yah."kataku pada Iska yang kini mengangguk lalu melaju menuju tempat yang kami maksud.

Fita masih duduk meluruskan kakinya yang luka sedangkan mahdi kini membubuhkan minyak obat ke luka yang baru ia lihat dibagian siku. Aku merasa gagal. Tadinya team kami kubagi tiga untuk mem-follow up proposal yang sudah kami sebar. Aron dan Iska akan menuju ke daerah Utara yang mana banyak perusahaan swasta. Luna, Randy, Bagas dan Tara di Toko-toko besar. Sedangkan aku mengajak sisanya bersamaku untuk ke dinas-dinas karena mumpung hari kerja. Tapi malah jadi seperti ini.

Aku melarang mereka berkoar digrup karena takut team lain akan khawatir makannya aku langsung menelfon Aron yang mana adalah ketua yang harus tau tentang hal ini, dan kurasa itu keputusan tepat.

"Rona tadi dijemput Niki kan? Biar gue antar pulang aja. Iska bakal antar wina, jadi siva juga bisa langsung pulang. Si fita ama Mahdi aja karna motornya parah, musti kita masukin bengkel dulu"jelas Aron aku masih juga diam. Mengangguk kemudian menatap tanah lagi.

"Na tanggepin dong gue kek ngomong ama kucing aja, dijawabnya pakai manggut-manggut"kesalnya, ya gimana gue masih kecewa jadi malas ngomong.

"Iya ini gue ngomong."tapi setelahnya aku diam lagi.

"Jangan dipikirin, mereka bakal baik-baik aja. Toh mereka juga tadi bilang mending lanjut folup proposal dari pada nyari pelaku tabrak lari mereka."jelas Aron lagi sambil duduk berjongkok didepanku yang kini duduk diatas motor fita yang di standar dua.

"Yaudah ini udah waktunya makan siang, mereka biar pulang aja. Jam 1 kita lanjutin. Daerah dinas tinggal dinsos ama perikanan."jelasku kemudian berjalan mundur mengambil helm dari motor niki.

"Tihati yah kalian, pulang langsung istirahat. Besok baru kita lanjut lagi!" Mereka naik motor masing-masing, Wina dijemput adiknya yang tadi mengantar gadis itu kerumah Siva, sedangkan aku masih menemani Iska dan Aron menunggu tukang bengkel menjemput motor Fita.

PINDAH TIDUR| Lokal WENYEOLWhere stories live. Discover now