7. Nama

25 4 1
                                    

  Tidak terasa sudah tiga puluh menit mereka saling berpelukan. Bahkan member lain pun ikut berpelukan.

  Aku menginterupsikan bahwa sekarang sudah waktunya makan siang. Bangsa cacing di perutku perlu di berikan makan bung atau mereka akan menggila di dalam perutku.

  “Ah benar, bagaimana jika Ayah dan Bunda ikut kami ke dorm untuk makan siang? Sekaligus kita bisa membicarakan satu dua hal secara private”

  Memang, tadi saat Ayah dan Ummi berbincang sedikit dengan mereka. Ayah mengatakan bahwa mereka bisa memanggil mereka dengan sebutan Ayah dan Bunda, alih-alih Ummi. Kata Ayah panggilan Ummi khusus untukku. Aku hanya tertawa mendengarnya.

  Setelah berpamitan pada semua orang yang ada di ruangan, kami segera pergi ke dorm BTS menggunakan mobil mereka.

  Lima belas menit kemudian kami tiba di parkiran apartemen dorm BTS. Aku bahkan tidak bisa membayangkan seberapa besar dan mahal nya apartemen ini.

  Kami semua turun dari mobil dan Jimin memimpin jalan menuju dorm mereka.
Jungkook segera membuka pintu dan berkata dengan penuh semangat “Selamat datang di dorm kami, maaf jika dorm kami berantakan. Sudah beberapa hari kami tidak pulang ke dorm, sudah pasti tidak ada yang membereskan nya”

  Jimin dan V hanya bisa menggaruk rambut mereka dan aku hanya bisa menggeleng maklum. Ayah apalagi, hanya bisa menghela nafas lelah.

  Jadi, sebelum mulai memasak kami semua sepakat untuk membereskan dorm ini sampai ke sela terkecilnya. Aku, V dan Jimin bertugas membereskan ruang tamu. RM bertugas membereskan kamar tidur. Suga, j-hope, dan Jungkook bertugas membersihkan seluruh rumah (seperti menyapu, mengepel, membersihkan debu). Ayah bertugas membersihkan taman mini di samping dorm. Sedangkan Ummi bertugas membersihkan dapur sekaligus membuat makan siang.

  Jika dari kami ada yang sudah selesai melakukan tugasnya, bisa datang ke dapur untuk membantu Ummi. Kebetulan, tugasku sudah selesai. Jadi aku datang ke dapur bersama V dan Jimin untuk membantu Ummi.

  Ummi menyuruhku untuk menggoreng kentang sebagian camilan sementara Ummi masih membuat makanan utama. Aku mulai memasukkan kentang yang sudah Ummi potong dan cuci. Sembari menunggu, aku mulai memperhatikan V dan Jimin yang sedang membantu Ummi. Aku sedikit tertawa melihat Jimin yang kesusahan nge-blender sambal, tidak lama Ummi mengambil alih dan mulai nge-blender sambal tersebut.

  Aku membolak-balikkan kentang supaya tidak gosong sebagian. Setelah kentang mulai berwarna keemasan, aku mengangkat kentang goreng itu dan meniriskan nya.

  Setelah menaruh nya di piring, menatanya dengan cantik, tidak lupa dengan sambal untuk cocol–an. Aku segera menaruhnya di meja ruang tamu yang kebetulan semuanya sudah selesai menyelesaikan tugas yang di berikan.

  Aku kembali ke dapur dan mengambil jus serta beberapa gelas lalu menuangkan nya pada gelas satu per satu. Aku mulai menaruhnya di nampan dan membawanya ke ruang tamu.

  Aku sampai bolak balik dapur ruang tamu hanya untuk mengambil gelas, capek bung. Lima menit kemudian akhirnya Ummi memanggil kami untuk makan siang.

  Dari jauh aku sudah mencium harumnya ayam goreng dan sambal yang sudah tersaji di meja makan. Kami semua sudah duduk dengan rapi. Pertama Ummi mengambilkan Ayah terlebih dahulu kemudian saat Ummi ingin mengambilkan aku, aku menolak dan mengatakan bahwa Ummi bisa mengambilkan untuk kakakku saja dulu.

The Lost BrothersWhere stories live. Discover now