Bacanya di tempat yang sepi aja yaa...
Kalau bisa siap-siap tisu.
Aku mau minta maaf dulu karena bikin kalian nangis...See you soon 😘
JANGAN LUPA VOTE!
Malas akutuh kalau Votenya makin dikit.__________________________________
Sejak Raizel mengatakan bahwa ia akan menjemputnya. Ayya sudah bersiap di depan rumah. Rasanya amat khawatir mengingat kondisi Raizel yang tidak stabil. Tapi Ayya berusaha tidak menolak permintaan Raizel saat lelaki itu bilang ia akan sampai dalam waktu sepuluh menit.
Ayya tersenyum senang setelah melihat Jeep berwarna hitam itu baru saja berhenti di depan rumahnya. Ayya berlari mendekat, namun sebelum ia membuka pintu mobilnya, pintu itu sudah dibuka lebih dulu oleh si pemilik. Pemilik mobil masihlah orang yang sama. Pria tampan berwajah pucat yang amat ia cintai itu menatap Ayya dengan senyuman manis.
"Sebelum pergi aku mau pamit Mama sama Papa dulu."
Ayya tersenyum dan mengangguk. "Ayo hati-hati." Ayya membantu Raizel turun dari mobil.
"Aku nyusahin banget ya Ra?" Raizel tertawa pelan setelah Ayya meliriknya dengan tajam.
"Ngomong kayak gitu lagi. Aku cubit kamu sampai berdarah."
Raizel kembali tertawa. "Kamu makin jahat ya Ra? Untung aku nggak jadi nikah sama kamu. Psikopat."
"Seneng ya nggak jadi nikah sama aku?"
Raizel tersenyum dan menggeleng tipis. "Enggak Ra. Menikah dengan kamu adalah impianku sebelum aku mati."
"Kalau gitu ayo nikah."
"Gila kamu."
"Apanya yang gila? Aku mau nikah sama calon suamiku. Wajar kok."
"Nggak bisa. Aku nggak baik buat kamu."
"Iya. Kamu emang yang paling jahat."
"Maaf ya Ra."
"Diem kamu!"
Raizel terkekeh kecil sembari memasuki rumah Ayya. Mereka segera menuju taman belakang tempat Mama dan Ayah duduk bersama yang entah sedang membicarakan apa. Tapi, melihat itu wajah Raizel berubah sendu.
"Kamu kenapa?" tanya Ayya setelah melihat senyuman Raizel yang menghilang.
"Aku nggak punya impian itu lagi."
"Impian apa?"
"Menua bersama kamu Ra."
"Raizel..."
Raizel tidak menjawab ucapan itu, lalu memilih mendekati Mama dan Ayah yang terkejut dengan kehadiran Raizel. Mereka saling memeluk dan Mama terlihat jelas sedang menahan air matanya.
"Kalian mau ke mana?" tanya Ayah.
"Mau jalan-jalan Yah." Raizel yang menjawab
"Hati-hati ya, Nak."
"Iya Ma." sekali lagi Raizel yang menjawab.
"Kalau begitu kami berangkat dulu ya Ma, Yah."
"Iya. Hati-hati ya Zel."
Raizel tersenyum dan mengangguk pelan. "Saya titip salam buat Bang Adam dan Isam ya Ma. Maaf kalau selama ini saya sering merepotkan."
"Kamu ngomong apa sih, Nak."
Raizel tersenyum lagi. "Makasih ya Yah. Udah ngebolehin Ayya nemenin saya."
"Sama-sama Raizel."

YOU ARE READING
Through The Night
General Fiction[MATURE ROMANCE] DIHAPUS SEBAGIAN (Sad story! Kalau nggak mau nangis jangan dibaca.) "Karakter, organisasi, tempat, perusahaan, pekerjaan dan kejadian dalam tulisan ini hanya fiktif." __________________________________ ―semuanya terlalu indah sekal...