New Life || 27. Olahraga Malam

24.2K 1.5K 51
                                    

Numpang promo

Kuy baca cerita baruku, judulnya Sagarra.

Menceritakan tentang dua cowok bernama Saga dan Garra. Klise memang, tapi kali aja kalian tertarik. Kuy lah cek lapak sebelah. Kali aja kalian juga jatuh cinta dengan dua cogan itu wkwk.

Happy reading!

🍁🍁🍁🍁

Kamis sore Revika merasa benar-benar kesepian. Kata Abang dan Kakaknya -Gibran dan Regan- mereka akan kerap kali pulang terlambat karena sibuk. Sudah tingkat akhir katanya. Mau protes pun dia tidak sampai hati. Apalagi melihat betapa sibuknya dua orang itu ketika malam. Pernah sekali dia memergoki Regan tengah begadang dengan laptopnya. Bahkan kakaknya yang terlihat tidak rajin saja jadi rajin.

Kedua kakak tertuanya juga sedang tidak berada dirumah. Tidak hanya mereka, Ayah dan Papahnya pun sama. Mereka berempat pergi ke Singapura untuk urusan bisnis yang tidak dia mengerti. Lalu kakak termudanya, dia pun tengah sibuk karena akan ikut olimpiade. Padahal sudah tahun terakhir tapi masih saja ikut olimpiade.

Kedua ibunya tengah arisan. Tadinya dia diajak, tapi menolak. Pernah sekali dia ikut, kesannya benar-benar tidak baik. Mereka semua -teman-teman ibunya- memandangnya dengan pandangan kurang mengenakan. Apalagi ketika menyinggung tentang pendidikannya. Sungguh menyebalkan. Ah, karena itu pula dia mau ikut les selama satu bulan terakhir ini.

Ya, tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah lama dia tinggal bersama keluarganya. Menikmati kebersamaan mereka. Tanpa mereka tahu tentang kebenaran yang disembunyikan oleh dirinya. Ah tidak, dia tidak menyembunyikannya. Dia hanya belum memberitahu semua orang. Toh mereka tidak bertanya apapun, jadi dia tidak perlu berbohong.

Untuk kunjungan ke rumah kakek-nenek ditunda hingga liburan tiba. Gibran, Regan, juga Gava tengah sibuk sekarang. Akan tidak menyenangkan jika mereka berkunjung tapi anggota keluarga tidak lengkap. Makanya mereka menunggu waktu senggang.

Hari ini Rahel berjanji akan datang setelah pulang sekolah. Hubungannya dengan gadis itu semakin dekat.

"Gue nggak tahu apa-apa, tapi tiba-tiba Gava bilang buat gausah temuin lo lagi. Katanya gue bawa pengaruh buruk buat lo. Pas gue tanya kenapa, dia malah pergi gitu aja. Makanya gue tanya ke lo, jadi kenapa?"

Sebelum menjawab pertanyaan dari Rahel, dia menghela nafas terlebih dahulu. "Aku tanya soal kelas dance itu." jawabnya menggantung.

"Biar gue tebak!" ada jeda, dan Revika sama sekali tidak berniat untuk menyela. "Mereka nggak kasih lo izin? Terus mereka nyalahin gue karena dari gue keinginan lo itu muncul kan?"

Kepala Revika mengangguk membenarkan. Sadar Rahel tidak melihatnya, segera dia menjawab tebakan temannya itu. "Tapi bukan salah kamu kok," lanjutnya merasa tidak enak.

"Emang salah gue kali. Lagian kenapa nggak boleh segala sih?"

"Kakak bilang mending aku ikut les musik aja." jawabnya mengingat ucapan Galih pada saat itu.

"Ah, biar gue tebak lagi!" kali ini ada kekehan geli terdengar dari seberang sana. "Kakak-kakak Lo nggak mau liat lo ngedance karena menurut mereka itu...horor? Duh, gimana ya gue jelasinnya?"

Dahi Revika berkerut. Merasa tidak paham dengan ucapan Rahel barusan. "Kak Regan bilang dia ngeri kalau lihat aku ngedance." ucapnya mencoba sepemikiran dengan Rahel.

"Nah iya! Sejenis itulah! Duilah... Mereka protektif ternyata. Sabar ya Vik?" lalu terdengar tawa berderai disana. Lagi, dia merasa bingung. Dimana bagian yang lucu?

New Life (#1 Wiratama's) [End]Where stories live. Discover now