3#

387 62 11
                                    

🐇Who Loved?🐇

.

.

.

.

.

.

"Duduklah!"

Pria bermarga Kim itu menginterupsi dengan dagunya. Sedangkan Hyejin masih belum bisa menutup rahangnya dengan benar.

"Annyeonghasimika!" Belum-belum Hyejin membungkuk hormat kepadanya.

"Jangan terlalu banyak basa-basi! Duduklah seperti orang normal." ucapannya masih ketus sama seperti ia di kantor.

"Ah, nde."

Sebelum Hyejin duduk ia celingukkan sana-sini memastikan tidak ada seorang pun yang mengenal mereka.

"Tidak ada orang yang akan datang. Aku menyewanya untuk jam makan siang penuh."

"Oh!" pekik Hyejin tidak sengaja. Pria ini telah menghambur-hamburkan uang demi makan siang dengannya.

Kini ia mengerti kenapa tidak ada seorang pun yang boleh tahu tentang pertemuan mereka. Pria itu adalah Bosnya sendiri di perusahaan yang cukup ternama di Seoul. Hyejin pikir mungkin tidak hanya cafenya saja yang ia sewa, tapi mulut para karyawan di sini.

"Presdir, apa benar surat itu dari Anda?"

"Tsk! Jangan panggil aku seperti itu ketika di luar kantor. Jongin saja." titahnya.

"Wah luar biasa!" Hyejin berdecih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wah luar biasa!" Hyejin berdecih.

Presdirnya begitu mengejutkan hari ini. Pertama, ia memarahi Hyejin karena tidak bekerja dengan becus. Kedua, rumornya ia akan bercerai. Ketiga, dialah yang menyukai Hyejin diam-diam dan mengiriminya surat rahasia. Keempat, dia bersikap seenaknya sendiri.

Hidangan utama sudah disajikan di meja mereka. Hyejin bahkan tidak bisa makan dengan nyaman, tapi Presdirnya ini makan dengan lahapnya.

"Kenapa kau tidak makan makananmu?"

Akhirnya Jongin menyadari ketidaknyamanan Hyejin. Ia mengambil tisu dan mengelap bibirnya.

"Kau tidak lapar? Apa aku mengganggumu?"

Hyejin terus menerus dicerca pertanyaan. Ia menaikkan wajahnya yang sedari tadi menunduk.

Content MarriageWhere stories live. Discover now