19. Persetujuan

2.9K 179 0
                                    

Happy Reading
Typo Bertebaran
.
.
.
.
.
.
.
.

Kekhawatiran terasa di depan ruang gawat darurat. Terlihat dua pemuda yang masih setia menunggu pintu UGD itu terbuka. Yang satunya, mondar mandir tak jelas, merapalkan doa demi keselamatan sang adik. Lalu, yang satunya menatap datar tanpa ekspresi bahkan tak ada gurat kekhawatiran disana.

Jimin yang sedari tadi melihat Taehyung berjalan mondar mandir dihadapannya terlihat jengah melihat nya seperti itu. Terhitung sudah ratusan kali ia melakukan hal yang sama. Seperti dejavu, hal ini pernah ia rasakan saat Jungkook masuk rumah sakit dulu. Disaat rencana jahatnya mulai beraksi.

"Maaf" lirihnya sangat pelan. Namun, taehyung masih bisa mendengar satu kata itu. Ia menoleh. Menatap Jimin sendu, bagaimanapun jimin adalah sahabatnya sejak kecil.

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya taehyung.

Jimin terdiam mengerjapkan matanya pelan. Kata kata itu terasa tertahan, ia tak bisa mengeluarkannya. Entahlah, semuanya terasa sulit. Ia kembali menunduk, memainkan jemarinya sembarangan persis seperti anak kecil yang sedang ketahuan berbohong.

Helaan nafas terdengar dari taehyung. Mendudukkan dirinya di samping Jimin. Sebenarnya, ia marah, kecewa bahkan serasa ingin membunuh orang yang dihadapannya. Tapi, ia masih punya hati nurani.

Setiap orang pasti punya alasan kan!!

"Katakanlah, Jim. Apa yang ingin kau katakan?" ucap taehyung meraih tangan jimin untuk menggenggam tangan jimin. Membuat sang empunya mendongak dengan mata yang berkaca kaca.

Taehyung tersenyum, menampilkan senyum kotaknya. Sangat tulus. "Aku memaafkan mu." ucapnya pelan hingga genggaman itu terbalaskan, sangat erat. "Yah, awalnya aku marah padamu. Karena begitu teganya kau membunuh orang tua ku, dan juga Jungkook. Tapi, aku tau kau punya alasan melakukan ini smua. Atau kau membenciku, Jim? Hingga kau melakukannya." lanjut taehyung.

Jimin menggeleng keras, air mata mulai membasahi pipi nya. "A-akuu tak membencimu, Tidak. Aku tak mau melakukan itu. Aku terpaksa. Bahkan, aku menolak. Tapi, Justru aku..."

"Hentikan, Jangan menyalahkan dirimu lagi" ucap taehyung menghentikan perkataan Jimin di hadapannya.

Mungkin ada yang bertanya.

Siapa Sebenarnya Jimin?

Jimin merupakan anak tunggal dari Keluarga park. Park Insung dan Park Jihyun. Kedua orang tuanya sangat dekat dengan keluarga kim, ayah dan bunda dari taehyung. Bahkan, mereka bekerja sama dalam perusahaan. Anak mereka, Taehyung dan Jimin sangat dekat layaknya saudara.

Hingga suatu hari, Mereka mengadakan makan malam bersama. Ditengah kebahagiaan itu, terdengar suara tembakan yang menghembus jantung Park Insung dan Park Jihyun. Tuan kim yang juga berada disana terlonjak kaget, belum sempat menolong seseorang menarik nya keluar dari restoran karena kobaran api juga menyerang disana.

Jimin yang baru saja tiba, panik melihat keadaan orang tuanya yang sangat mengenaskan.

"Tidak... Ayah Bunda.. Hiks.. Bangunn"

Mereka pembunuh

Kalimat itu langsung terngiang di telinga bocah 15 tahun itu. Keluarga Kim Pembunuh. Tangannya mengepal erat. Matanya memerah. Wajahnya memancarkan dendam. Hidupnya hancur.

"Akan kubunuh kalian, Semua!!!" teriaknya hingga histeris.

Dan saat itu, Jimin tak seperti dulu lagi kekuasaan amarah dan dendam menyelimuti dirinya. Ia melakukan segala hal untuk menghancurkan keluarga Kim. Namun, saat melihat Jungkook datang di kehidupan tuan Kim. Ada rasa tak biasa yang ia rasakan. Mata yang selalu memancarkan dendam berubah menjadi sendu. Entahlah, jimin tak tau tentang perasaan hatinya. Apakah karena Jimin teringat dengan adik kandungnya?
.
.
.

About Me And You (Vkook Brothership) [END]✔Where stories live. Discover now