Bagian dua

1.5K 55 1
                                    

"lhoo kok kalian baru pulang sih bang?" Tanya patisa pada Alta dan Maura.

"Iya bang Alta telat jemput rara" jawab Rara santay.

"Tumben ga marah-marah" bingung patisa pada putrinya.

"Engga, karena Abang bawa rara buat jajan" jawab patisa sembari mengangkat dua jinjingan di tangannya penuh.

"Rara kamu banyak banget jajanya, nanti uang Abang abis sama kamu pake jajan sebanyak itu "patisa menatap sang putri dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Gapapa Bun sebagai permintaan Abang buat rara" sahut Alta pada sang bunda, membuat Maura menampilkan senyum lima jari.

"Yaudah Rara mandi terus turun kebawah bantuin bunda buat masak ya, nanti ada tamu yang bakal datang."

"Siapa bun?" Tanya Maura penasaran

"Ada deh" jawab patisa lalu pergi

"Siapa sih bang?" Tanya Maura heran, sedangkan Alta hanya mengedikan bahu lalu ikut pergi ke kamarnya.

Maura yang bingung mengikuti gaya sang Abang yaitu mengedikan bahu lalu pergi juga ke kamarnya sembari membawa jajanannya yang banyak.

"Bun siapa yang mau datang sih? Kok bikin masakannya banyak banget?" Tanya Maura yang baru saja turun dari kamarnya.

"Temen ayah mau Dateng kesini sayang, yaudah sini bantu bunda sama Bu inah rapihin meja makannya dulu." Jawab patisa sembari tersenyum.

Ceklek

"Abang siapa yang datang!!!!?" Teriak Maura dari dapur.

"Ayah dek" jawab Alta yang duduk di ruang keluarga.

Saat mendengar jawaban dari sang kakak Maura langsung menghampiri sang ayah yang baru saja pulang kerja sembari membawakan segelas air hangat untuk sang ayah.

"Ra jangan lari bawa airnya" ucap patisa yang melihat sang putri sangat bersemangat menyambut sang ayah.

"Iya Bun."

"Stop! Jangan lari nanti air tumpah sayang" sahut Wisnu saat melihat Maura yang berlari-lari kecil, sedangkan maura hanya terkekeh geli.

"Ini buat ayah, ayah pasti capek an?" Wisnu hanya tersenyum manis melihat tingkah sang putrinya yang sudah dewasa namun tingkahnya masih seperti anak kecil yang menggemaskan.

"Capek ayah hilang kalo liat kamu ceria kayak gini" jawab Wisnu sembari mencium puncak kepala Maura sayang "makasih ya nak" lanjut Wisnu yang di balas anggukan, mereka pun berjalan menuju ruang keluarga yang berdekatan dengan dapur.

"Ayah? Rara pengen coklat tadi di mini market"

"Terus? Kamu beli"

"Engga" jawab patisa membuat Wisnu mengernyitkan dahi seakan bertanya.

"Kata bang Alta pas Rara mau ngambil coklatnya engga di jual" sambung Maura cemberut.

Patisa yang mendengar pengaduan dari sang putri hanya tersenyum dan menggeleng kan kepalanya.

"Emang iya bang?" Tanya Wisnu pada si sulung.

"Engga yah, kan di kulkas coklatnya Maura masih banyak lagian buat apasih ngoleksi coklat banyak-banyak kulkas jadi banyak semutnya tau ga" jelas Alta sembari memainkan laptop di pangkuannya.

"Ga mungkinlah Abang masa semut ada di kulkas nanti dia kedinginan." Jawab patisa.

"Tau ah" jawab Alta sembari mengedikan bahu

"Ayah Rara pengen beli ya coklat" ucap Maura dengan wajah yang di buat se imut mungkin.

"Iya nanti kita beli, ayah mau mandi dulu ya sayang" jawab Wisnu lembut yang di balas anggukan antusias oleh Maura.

married with teacher(Sequel my little wife)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang