Restart

2.1K 243 15
                                    

Sakura terbangun dengan baik. Semua telah berjalan dengan baik di Adelard. Hatinya menghangat memgingat semua dapat diatasi tanpa perlu merugikan orang lain.

Sekarang kesibukan Sakura adalah mengajar anak-anak para bangsawan Adelard. Ia masih berstatus calon pendamping putra mahkota, tapi belum ada kepastian mengenai pernikahannya. Oleh karena itu, ia mengisi waktunya dengan menjalankan kewenangannya untuk membantu mengajar para bangsawan cilik.

"Nona Sakura kau datang pagi sekali" ujar seorang pria berambut perak yang sedang membawa sebuah sebuah buku orange ditangannya.

"Suasana hatiku sangat baik hari ini tuan Kakashi, aku sangat semangat mengajari para muridku hari ini" kata Sakura sambil tersenyum.

Sakura sedang berada di lingkar paling luar istana, dimana biasanya para bangsawan kerajaan belajar. Tempatnya hanya seperti ruang kosong dengan kursi yang tersusun rapih tanpa meja, karena para kaum terhormat selalu duduk tegak tanpa menopangkan tangannya.

Ia mengajar dengan seorang prajurit perang bernama Kakashi Hatake, yang kedua orangtuanya merupakan Breixo. Sehingga sekalipun Kakashi  adalah prajurit, ia berhak mengajar. Karena ia juga adalah seorang Breixo.

Para bangsawan kecil itu satu-persatu hadir, dan mereka memulai kelas tepat pukul 8 pagi, dan selesai ketika jam 10 pagi. Hanya pelajaran dasar etika, tidak perlu waktu yang banyak.

"Nona Sakura, maaf sebelumnya, apa kau akan terus di Adelard? " tanya Kakashi ketika suasana kelas telah kosong. Ia sedikit ragu bertanya sebenarnya, tapi ini cukup penting.

"Ah, aku juga kurang tau" Ujar Sakura menampilkan raut wajahnya. Semua mulai stabil di Adelard. Itachi pun sudah pulih sepenuhnya. Tapi belum pernah terdengar lagi kabar pernikahannya.

"Sebelumnya maaf jika aku lancang" sahut Kakashi. Sakura memaklumi Kakashi, Kakashi sudah seperti kakak lelakinya.

"Keluarga Breixo mulai membicarakan mu dipusat. Aku mendengar hal tidak mengenakan dan merasa sedikit kesal" ujar Kakashi.

"Apa boleh aku mengetahuinya?" tanya Sakura.

"Keluarga besar Breixo mulai meragukan keseriusan kerajaan Adelard. Keberadaan  dirimu dianggap sebagai ejekan yang diberikan Adelard. Semua telah membaik, tapi pembicaraan pernikahanmu bahkan belum terdengar. Keluarga besar dalam waktu dekat mungkin akan memindahkanmu jika Adelard tidak kunjung meminangmu" jelas Kakashi. Sakura paham betul maksudnya. Breixo menganggap bahwa Sakura dibiarkan tanpa status yang jelas disana. Dijanjikan sebuah pernikahan, namun tak kunjung ada. Sakura di Adelard dapat dikatakan hinaan bagi Breixo. Seakan akan Sakura adalah umpan ikan, namun ikan tersebut hanya  melihatnya, dan mengejek sang nelayan yang tak kunjung mendapatkannya.

"Terima kasih informasinya tuan Kakashi, aku menghargainya" kata Sakura.

"Aku harap kau bisa menjelaskan situasimu dengan baik pada pihak Adelard. Aku tak mau Breixo dianggap menghalangi pernikahan calon pendamping putra mahkota saat kau benar-benar ditarik" kata Kakashi dan Sakura hanya menagngguk paham.

Setelah selesai mengajar, Sakura beranjak menuju wilayah yang disediakan untuknya. Ia berjalan sembari memikirkan ucapan Kakashi. Ia tidak mengapa bila harus pindah dari Adelard, tidak ada hal khusus disini.

Ketika ia melewati perpustakaan, matanya berhenti sejenak menatap sekumpulan prajurit dengan pakaian santai, dan disana terdapat Kakashi juga. Sepertinya Kakashi langsung kesana setelah berbicara dengannya. Mata Kakashi bersiborok dengan Sakura, dan mereka hanya saling senyum menyapa. Kemudian Sakura kembali melanjutkan perjalanannya menuju kediamannya.

"Nona Sakura" panggil seorang wanita yang amat ia kenali. Bangsawan Ino, perempuan itu dengan tergesa-gesa menghampirinya. Sakura yang mendengarnya, langsung berhenti dan melihat perempuan itu tampak terengah. Ia tidak menyahut, membiarkan gadis sekaligus temannya itu berbicara dengan sendirinya.

"Anda dipanggil putra mahkota" Ino masih tampak terengah, ia menyampaikannya dengan terbata-bata.

"Terima kasih nona Ino, lain kali kau jangan terlalu memaksakan diri" ujar Sakura. Sakura memberikan sapu tangannya, dan pamit pada Ino. Jarang sekali Itachi memanggilnya.

Sesampainya dikediaman putra mahkota. Sakura menemukan Itachi yang telah terduduk di tempatnya, dengan sopan Sakura mmeinta izin duduk dan Itachi mengizinkannya.

"Ada perlu apa yang mulia memanggilku?" ucap Sakura langsung namun sopan.

"Apa aku salah merindukan calon istriku?" ujar Itachi, dan Sakura hanya tersenyum. Bukan malu, hanya menghargai niat Itachi membuka topik.

"Buah yang telah jatuh memang manis dimakan, tapi bila dibiarkan terlalu lama, perlahan dia akan membusuk, dan tak diinginkan lagi. Meski oleh pemilik pohon" ujar Sakura, ia mau sedikit menyinggung pernikahannya. Calon hanya sebuah calon, bahkan dapat berubah menjadi mantan. Itachi yang mendengarnya hanya tersenyum. Ia memahami gadis itu.

"Aku akan menemui orang yang disukai Sasuke hari ini, dia akan melangsungkan  pernikahan bersamaan dengan kita" ujar Itachi, Sakura tampak memahami dengan baik ucapan Itachi.

"Kita akan segera menikah?" tanya Sakura, Tuhan begiti baik dengannya.

"Maafkan aku sudah membuatmu berada di situasi sulit" ujar Itachi sembari mengelus punggung tangan Sakura.

Sakura tersenyum, setidaknya dia bisa mewujudkan keinginan ayahnya.

"Aku menyayangimu" ujar Itachi, Sakura menatap mata Itachi, tampak terlihat tulus. "terima kasih sudah bertahan dimasa sulit" lanjutnya menarik Sakura dan memeluknya. Sakura merasakannya, merasakan ketulusan ucapan Itachi.


The Lonely QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang