1

64 1 0
                                    

typo bertebaran....harap maklum

Seorang gadis berseragam SMA lari tergesa-gesa menyusuri lorong suatu rumah sakit. Saat mencapai ruangan yang ia tuju, gadis itu segera membuka pintu dan berbicara dengan seorang pria paruh baya yang terbaring lemah dengan segala alat penopang hidupnya.

"Ayah sudah sadar?" ucap gadis itu

"Anak tak tau di untung, aku sakit sampai koma kau malah enak-enakan sekolah! Atau jangan-jangan kau berharap aku tak sadar lagi huh!" maki pria paruh baya yang di panggil Ayah oleh gadis berseragam SMA.

"bukan begitu ayah, selama ayah tak sadar aku selalu berada si samping ayah. Hari ini aku terpaksa sekolah karena dapat panggilan dari wali kelas." Terang gadis itu.

"persetan dengan alasanmu. Tasku...mana tasku yang ku pakai malam itu?" Tanya pria paruh baya.

'Tas?' batin gadis itu. 'Apakah tas yang berisi uang itu?'

"Apakah kau tuli, di mana tasku bodoh?" bentak sang ayah

Gadis itu berjalan ke lemari kecil di samping ranjang inap sang ayah, dan mengambil tas gendong berwarna hitam.

"ini tas-nya ayah" ucap gadis itu sambil menyerahkan tas tersebut.

Sang ayah mengeledah seluruh tas, bahkan mengahmburkan seluruh isi tas. Tetapi tetap saja barang yang ia cari tak ada di tas tersebut. Sang ayah menatap bengis sang anak

"Kau kemanakan uangku gading kurang ajar?" hardik sang ayah

Gadis itu menjawab dengan tergugu

"A,,,a,,,aku pakai untuk biaya operasi dan rawat inap ayah"

Mendengar hal tersebut Pria paruh baya itu bangkit dari tidurnya melepaskan selang oksigen yang di temple di hidungnya serta mencabut selang infuse secara kasar, dan pergi menghampiri gadis berseragam SMA, Anaknya. Dia menarik rambut anaknya, menyeret gadis itu toilet dan menengelamkanya ke bak berisi air. Teriakan minta ampun gadis itu terdengar jelas , padahal kepalnya sudah masuk selurunya ke bak mandi berisi air.

"Bajingan kau, kau dan ibu mu sama bodohnya, sialan!" maki sang ayah sambil terus menenggelamkan kepala anaknya sendiri ke bak mandi, sesekali membenturkanya ke dinging.

"Ampun ayah, nanti aku ganti uang ayah. Aku janji" ucap sang gadis dengan nada lemah, dan darah yang mulai menetes dari kening sebelah kiri.

"Dengan apa kau menggantinya, dengan menjual dirimu pada orang kaya seperti yang di lakukan ibu-mu begitu?" hardik sang ayah sambil terus menjambak rambut anaknya.

"Tidak ayah,pekerjaan apapun selain menjual diri"

"kau pikir uang 500 juta sedikit. Dasar anak jalang, ikutlah denga ibumu ke neraka" sekali lagi ayah sang anak menghempaskan kepala anaknya sendiri ke dinding kamar mandi dengan sangat keras, lalu meninggalkanya begitu saja di kamar mandi.

"Tuhan, kapan aku bahagia?" Tanya sang gadis lirih

"Ayah,,,apa jika Ana mati ayah akan sayang Ana?"

ATHALA KIRANA gadis yang sekarang tengah bersandar pada dinding kamar mandi dengan darah yang menggenang di lantai kamar mandi. Perlakuan ayahnya yang seperti itu makanan sehari-hari bagi Ana, dipukul, dicambuk menggunakan gesper, dan bahkan di tenggelamkan dalam air pun sudah biasa bagi Ana, Rasa sakit adalah sahabat terbaiknya. Tapi cobaan yang di hadapinya hari ini sangatlah berat, dari di panggil kepala sekolah karena bolos 1 minggu karena menunggu sang ayah yang sedang koma di rumah sakit, biaya tunggakan spp dan buku paket yang di taggih setiap hari oleh koprasi sekolah. Belum lagi pembulian yang ia dapat di sekolah tadi pagi oleh carisa cs, ditambah perlakuan ayahnya barusan membuat air mata tak henti mengalir di kedua mata ara.

Don't Be HappyWhere stories live. Discover now