[03]

1.6K 68 45
                                    

Dengan wajah berseri-seri, Naruto mematut diri di depan cermin di dalam kamarnya guna memastikan penampilannya sudah dalam keadaan rapi. Setelah sekian lama tidak ada komunikasi yang berarti dengan sang kekasih, sore ini ia mengajak Sasuke bertemu untuk berbagi rasa bahagia yang dia rasakan. Kira-kira bagaimana reaksi Sasuke saat Naruto menyampaikan kabar gembira itu? Kebetulan, Sasuke juga mengirim pesan padanya untuk bertemu di taman Konoha sore ini. Katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan.

"Yosh, selesai. Saatnya menemui Suke-chan," Naruto berbicara pada bayangan dirinya di cermin.

Dengan mengendarai sepeda bututnya, Naruto sampai lebih awal di taman tempat mereka janjian. Sembari menunggu Sasuke datang, dia duduk di kursi kayu yang ada di taman. Tak berapa lama, Sasuke datang menghampiri.

"Kamu sudah datang Suke-chan? Ayo sini duduk," sapa Naruto sambil menepuk kursi yang kosong di sampingnya. Tanpa menjawab, Sasuke duduk dengan membuat jarak dengan Naruto.

Tidak ada senyuman dan pelukan rindu seperti biasanya. Tentu sikap Sasuke yang membuat jarak dengannya menimbulkan pertanyaan di benak Naruto. Tapi dia memilih diam.

"Suke/Naruto."

Naruto dan Sasuke sama-sama berbicara setelah hening beberapa saat.

"Kamu saja yang duluan," ucap Naruto.

"Tidak, kamu saja yang duluan," balas Sasuke tanpa menoleh ke arah Naruto.

"Katanya ada hal penting yang ingin kamu bicarakan. Katakanlah."

"..."

"..."

"Naruto, kurasa...dalam hubungan kita sudah tidak ada yang perlu dipertahankan lagi. Aku ingin kita akhiri saja sampai disini. Aku ingin kita PUTUS," ujar Sasuke setelah mereka sama-sama diam beberapa saat.

Kaget. Tentu Naruto sangat kaget.

"AP...apa? Kam...kamu bercanda~kan, Sasuke? Hahaha..."

Sasuke berpaling menatap Naruto di sampingnya. "Apa aku kelihatan bercanda sekarang?" hardik Sasuke.

Bagaikan disambar petir di siang bolong rasanya.

"Tapi kenapa Sasuke? Apa aku melakukan kesalahan yang menyakiti hatimu? Kalau ada, tolong maafkan aku. Aku tak mungkin bisa pisah darimu, aku sangat mencintaimu, Sasuke. Kamu adalah ikatan pertama yang kumiliki setelah kedua orang tuaku tiada. Tolong maafkan aku, Sasuke. Jangan tinggalkan aku."

"Aku sudah memikirkannya. Tidak ada yang bisa dipertahankan lagi. Kau selalu sibuk dengan kerja dan duniamu sendiri. Saat aku butuh, kamu tidak ada bersamaku. Aku bosan! Aku jenuh! Dan sekarang sudah ada orang lain disisiku..."

"Bukankah dari awal kamu sudah tau kalau aku tidak punya waktu untuk bersantai? Kamu tau sendiri Sasuke, bagaimana kehidupanku. Bahkan kamu berkata tidak masalah dan kamu satu-satunya orang di dunia ini yang akan mengerti aku. Tapi kenapa sekarang...?"

"Itu mungkin karena aku masih terlalu naif saat mengatakannya. Dan mengucapkan kata-kata itu adalah penyesalan terbesarku," jawab Sasuke tanpa merasa bersalah.

"Apa yang bernama Juugo itu orangnya? Sudah berapa lama?" tanya Naruto setelah berhasil mengendalikan hati dan perasaannya yang hancur.

"Iya. Juugo orangnya, aku dan dia sudah dari dua bulan yang lalu. Dia adalah orang selalu mengerti aku. Dia selalu ada untukku saat aku butuh. Dia bisa mengobati rasa jenuhku, rasa bosanku karenamu. Jadi bukan salahku jika aku berpaling darimu."

"Apa kamu bahagia bersamanya?" tanya Naruto lagi.

"Sangat. Aku sangat bahagia bersamanya. Aku nyaman di sampingnya."

Cinta Dan Luka✔Where stories live. Discover now