Malam harinya..
Talita sedang fokus dengan game bola memantul di ponselnya. Mengabaikan Zahra yang tengah uring-uringan tak jelas didalam kamar.
Mulutnya komat-kamit tak jelas jika bola yang memantul hampir salah berpijak.
"Ayok, dikit lagi! Dikit lagi!" Gumam Talita, gemas sendiri.
Ia tersenyum saat sedikit lagi akan menang dan naik level, sebelum—
Jeduk!! Sreet!
5500% Completed
Tap to restartTalita melotot, dia kalah! "Yak! Zahra gak bisa diem banget sih lo! Mirip banget sama, Dimas! Heran gue!"
Zahra telonjak kaget, "Eh! Kenapa, kak?" Tanya Zahra polos.
"Lo lagi apa sih?! Nungging-nungging kaya gitu! Nyari apaan?!"
Zahra menggaruk kepalanya tak gatal, "Ini lho, kak. Buku aku ilang kayanya ketinggalan dikelas."
"Gue kira apa, yaudah ayok ambil gue anter."
"Iya ayo, kak. Eh.. tapi tunggu dulu. Dimas itu siapa?"
"Dia itu sahabat sekaligus sepupu gue, gue ingetin kalo-kalo lu ketemu sama dia nanti, jangan deket-deket, dia itu playboy!"
"Serius, kak?"
"Iya! Kalo ketemu langsung lari aja,"
Zahra mengangguk polos, "Iya-iya, kak."
Talita terkekeh dalam hati, gampang banget lo digoblokin Zahra..
Zahra bingung harus dengan cara apa lagi membangunkan Talita dari tidurnya.
"Kak Talita, bangun kak. Ayok kita sholat shubuh." Kata Zahra sambil menguncang tubuh Talita, tak ada respon, cewek itu tidur seperti orang mati.
"Kak! Bangun, kak!"
"Kak! Ih! Bangun!" Zahra yakin sekarang meskipun terjadi gempa, Talita tidak akan bangun dari tidurnya!
"KAKAK!" Teriak Zahra kesal pada akhirnya.
"Apa sih, Zahra. Berisik ah!" Talita bergumam kecil lalu menaikan selimutnya hingga menutupi kepala.
Zahra menghela napas lelah, "Bangun, Kak. Ayok kita sholat shubuh."
"Iya nanti gue nyusul."
"Serius?"
"Iya.. udah sana duluan aja."
"Gak bohong?"
"Nggak, serius ini gue mau bangun. Nih.. nih.."
"Heem yaudah, aku duluan yaa.."
"Iyaa udah sana." Sahut Talita.
"Tapi kakak beneran nyusulkan?"
"Iya Zahra! Bawel lo ah! Udah sana!" Nanti gue nyusul kalo sholatnya udahan hehe..
Setelahnya Talita mendengar suara pintu yang dibuka dan ditutup, tanda Zahra sudah pergi. Cewek itu menyamankan posisi tidurnya lalu menyambung tidurnya kembali hingga matahari terbit.
Talita bagun dengan tampang acak-acakkan khas orang bangun tidur, rambut berantakannya ia ikat asal, matanya merem melek. Menguap lebar ia turun dari kasur lalu melangkahkan kakinya, sebelum—
Jeduk!
"ADOH!"
—dahinya membentur tembok. Ia mengerjap lalu meraba sekitar.
"Ini siapa yang naro tembok disini? Perasan ini tempat pintu kamar mandi gue?"
"Kakak lagi ngapain sih ngomong sama tembok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl Insap
Teen Fiction"Ngaji? Solat aja gak pernah bego, apalagi ngaji!" Siapa sangka Talita yang badung, pembuat onar. Dimasukan kedalam sebuah pesantren. Seolah tidak juga jera, Talita justru semakin menjadi-jadi. Diawal kedatangannya saja Talita berhasil membuat suasa...